LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh melalui Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) menggelar Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (Diklatpim) Gelombang 4 dan 5 pada Tahun 2024. 

Acara ini berlangsung selama empat hari,  14-17 Mei 2024, diadakan di aula Teater Museum UIN Ar-Raniry serta Ruang Rapat Biro Rektorat.

Pelatihan yang diperuntukkan untuk mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Mujiburrahman MAg. 

Dalam sambutannya, Prof Dr Mujiburrahman menyatakan, kemampuan kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting. Tongkat estafet kepemimpinan saat ini berada di tangan generasi muda, termasuk mahasiswa, yang memiliki peran besar dalam kemajuan dan keberlanjutan negara.

Menurut Prof Mujiburrahman, ada minimal dua syarat yang harus dipenuhi agar seseorang dianggap sebagai pemimpin secara profesional. Pertama, dia harus memiliki keterampilan (skill) dan seni. Keterampilan ini mencakup berbagai ilmu yang berkaitan dengan kepemimpinan yang relevan dengan kondisi saat ini. 

"Saat mengikuti Diklatpim ini, Anda akan mendapatkan berbagai keterampilan dari beberapa pembicara ahli yang akan memperkaya pengetahuan Anda tentang teori-teori kepemimpinan dan memberikan wawasan dari pengalaman mereka," kata Mujib.

Keterampilan tersebut sangat penting karena pemimpin perlu memahami teori-teori kepemimpinan yang terus berkembang, seperti teori transformasi kepemimpinan. Pelatihan seperti Diklatpim ini sangat penting bagi mereka yang terpilih. Dengan mengikuti proses pelatihan ini, mereka dapat memperoleh keterampilan dan wawasan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh.

Kedua, seni dalam kepemimpinan tidak bisa dipelajari secara umum. Seni ini merupakan hasil dari performa masing-masing individu, yang memahami potensi dasarnya, kemudian mengolahnya dan mengimplementasikannya secara berbeda-beda. 

Banyak orang telah dibekali dengan berbagai teori kepemimpinan, namun mereka gagal menjadi pemimpin karena kurangnya penguasaan atas seni kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki keberanian yang cukup, karena jika seorang pemimpin pengecut, mereka tidak akan berani mengambil risiko atau menghadapi tantangan dengan cara yang berbeda dari yang lain.

"Seorang pemimpin itu tidak boleh pengecut kalau seorang pemimpin itu pengecut dia tidak berani mengambil resiko, tidak berani katakanlah berbeda dengan yang lain dan sebagainya. Berhentilah menjadi pemimpin karena syarat menjadi pemimpin itu juga harus berani," ungkap Mujib di hadapan mahasiswa yang terpilih mengikuti Diklatpim tahun 2024, Selasa (14/5/2024).

Menurut Mujib,  skill dapat dipelajari dari A hingga Z, namun seni kepemimpinan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan individu dan kemampuan untuk mengelola diri sendiri.

Sebelumnya, Kepala PKMB UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Saifuddin A Rasyid, menyampaikan bahwa Diklatpim ini sangat penting untuk memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk berinteraksi dengan para tokoh pemimpin dalam bidang-bidang yang masing-masing tokoh geluti. 

Kesempatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para peserta untuk menyerap semangat, motivasi, dan pengalaman memimpin dari para inspirator dan narasumber yang hadir.

Saifuddin berharap UIN Ar-Raniry dapat terus bekerja dengan berbagai pihak, baik perguruan tinggi lain, lembaga pendidikan dayah, ormas, dan dunia usaha baik di Aceh maupun wilayah lainnya untuk ikut serta membangun spirit penguatan moderasi beragama kedepan. Karena hal ini disampaikannya sangat penting untuk menguatkan sikap dan perilaku keharmonisan dan saling menghargai perbedaan dan keberagaman dalam masyarakat.




Ketua pelaksana kegiatan, Rahmad Syah Putra, menyatakan bahwa Diklatpim ini diikuti oleh 50 orang perwakilan mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Bina Bangsa Getsempena yang telah lolos seleksi untuk mengikuti Diklatpim mahasiswa pelopor moderasi beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2024.

Lebih lanjut, Rahmad Syah menambahkan, Diklatpim ini turut menghadirkan sejumlah narasumber nasional, antara lain Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI Periode 2014-2019), Tony Wenas (Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia), Azhari Idris (Kepala SKK Migas Regional Kalimantan Sulawesi), Gde Pradnyana (Advisor Of Medco Energy), Billy Mambrasar (Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi), M. Arsjad Rasjid P.M (Pengusaha dan Pembisnis Indonesia), Anindya Bakrie (COE Bakrie Group), Akbar Himawan Bukhari (Ketua BP HIPMI Pusat).

Kemudian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (Tim Ahli Pokja Nasional Moderasi Beragama & Founder Gusdurian), Tafaul Rijal (GA & Comrel Manager PT. Solusi Bangun Andalas), serta Bustami (Pj. Gubernur Aceh), Mujiburrahman (Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Reza Idria (Direktur ICAIOS).

Selanjutnya, Rahmatal Ambiya (Founder Kramkrum Project), Asyraf Muntazhar (Sekretaris Forum Mahasiswa Aceh Dunia “FORMAD”), Fachrurrazi (INDIKA Foundation & Yayasan Jinoe), Muazzinah (Direktur The Aceh Institute), dan Saifuddin A. Rasyid (Kepala Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama  UIN Ar-Raniry). (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top