LAMURIONLINE.COM I BIREUN - Rangkaian manasik haji wilayah IV yang mencakup Kecamatan Peulimbang, Jeunieb, Pandrah, Simpang Mamplam, dan Samalanga terus berlanjut. Pada hari keenam kegiatan ini, Kamis (16/4/2025) para calon jamaah haji kembali berkumpul di Masjid At-Taqarrub, Simpang Mamplam, untuk mengikuti pembekalan penting yang sarat dengan nilai spiritual.
Hadir sebagai pemateri utama adalah Tgk. H. Ismuar, S.Ag., Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Peusangan. Dalam tausiyahnya, Tgk Ismuar menekankan pentingnya menjaga lisan, niat, dan sikap selama berada di Tanah Suci. Tgk. Ismuar mengingatkan bahwa Mekkah adalah tempat yang dimuliakan Allah SWT, di mana setiap ucapan, bahkan candaan sekalipun, dapat menjadi kenyataan.
"Di bumi ini, ada satu tempat di mana ucapan bisa menjadi kenyataan, itulah Kota Mekkah. Maka jagalah lisan, karena gurauan pun bisa berubah menjadi doa yang dikabulkan," ujarnya dengan nada penuh ketegasan dan keprihatinan.
Untuk memperkuat pesan tersebut, Tgk Ismuar mengisahkan pengalaman nyata dari seorang jamaah bernama Ismail yang secara bercanda mengatakan, “Ini kan tempat lon (saya-red) bermain debu,” saat menginjakkan kaki di Tanah Suci. Tak disangka, ucapan itu menjadi kenyataan ketika ia tersesat dan kembali dalam kondisi kotor berdebu sepanjang tubuh. Kisah ini menjadi pelajaran berharga akan kekuatan lisan di tempat yang penuh keberkahan itu.
Selain memberikan peringatan tentang adab berbicara, Tgk. Ismuar juga membimbing jamaah mengenai tata cara minum air zam-zam yang benar, lengkap dengan doa yang dianjurkan:
اللهم إني أسألك علماً نافعاً، ورزقاً واسعاً، وشفاءً من كل داء
(Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala penyakit).
Tgk Ismuar juga menambahkan bahwa di Masjidil Haram, shalat sunah tahiyatul masjid dapat digantikan dengan thawaf. “Inilah keistimewaan ibadah di Baitullah yang tidak ditemukan di masjid lain,” jelasnya.
Setelah sesi penyampaian materi, para peserta langsung diarahkan untuk mengikuti praktik manasik haji. Ketua panitia, Dicky Kurniawan, menyampaikan bahwa praktik ini bertujuan memperkuat pemahaman para jamaah secara menyeluruh. “Dengan praktik langsung, jamaah bisa lebih mudah memahami tata cara ibadah, tidak hanya secara teori, tetapi juga kesiapan secara fisik dan mental,” ujarnya.
Manasik hari keenam ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga membawa suasana penuh makna dan renungan bagi para calon tamu Allah. (Syahrati)
0 facebook:
Post a Comment