LAMURIONLINE.COM I ACEH BESAR - Mahasiswa Peduli Dayah (MPD) mengadakan diskusi bertema “Fenomena Pemimpin yang Melenceng dari Agama Islam” pada Sabtu, 29 Juni 2025, bertempat di Warkop Adun Kopi, Aceh Besar. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi mahasiswa dan tokoh muda yang peduli terhadap masa depan kepemimpinan umat Islam.
Ketua Panitia Pelaksana, Muhammad Irvandi, menyampaikan bahwa diskusi ini bertujuan untuk menggugah kesadaran mahasiswa terhadap esensi sejati kepemimpinan dalam Islam. “Diskusi ini membahas bagaimana seharusnya pemimpin dalam Islam, serta posisi politik dan propaganda dalam Islam yang justru menjadi keharusan demi menegakkan nilai-nilai kebenaran,” ujarnya.
Diskusi menghadirkan narasumber dari kalangan muda yang telah berpengalaman dalam kepemimpinan organisasi, baik di lingkungan kampus maupun luar kampus, yaitu Arif Zakiyul Mubarak, S.Ag., Muhammad Wahyu Siregar, dan Muhammad Afif Irvandi El Tahiry, S.H. Ketiganya menyoroti realita kepemimpinan hari ini yang dianggap melenceng dari nilai-nilai Islam, termasuk dominasi sistem dinasti dalam birokrasi, lemahnya moral pemimpin, serta pemanfaatan simbol agama untuk kepentingan pragmatis.
Muhammad Afif Irvandi El Tahiry, S.H., dalam penyampaiannya menyebutkan bahwa karakter pemimpin yang seharusnya adil, jujur, dan amanah kini sulit ditemukan. “Kita butuh pemimpin yang tidak hanya sukses di dunia, tapi juga bertanggung jawab di akhirat,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Muhammad Wahyu Siregar yang menggarisbawahi pentingnya pola kepemimpinan yang bersifat mengayomi, bukan otoriter layaknya sistem bos.
Sementara itu, Arif Zakiyul Mubarak, S.Ag., menekankan bahwa saat ini terjadi krisis moral dalam kepemimpinan Islam. “Banyak pemimpin menggunakan agama hanya sebagai alat penenang, bukan sebagai pedoman untuk kebaikan umat. Padahal Nabi Muhammad SAW dan para sahabat memberikan contoh bagaimana politik dijalankan dalam bingkai syariat,” jelasnya.
Sebagai pemantik diskusi, Teuku Syauqi Muafa Rafif menegaskan bahwa pemimpin seharusnya menjadi teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Moderator diskusi, Sahabat Naayela Faiza, turut menyampaikan bahwa kepemimpinan yang benar harus bersandar pada Al-Qur’an, hadis, dan sumber hukum Islam lainnya. “Untuk apa sukses dunia, jika tidak membawa kita pada keselamatan akhirat,” ucapnya.
MPD melalui kegiatan ini menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, mulai dari rakyat, akademisi, ulama, hingga mahasiswa untuk bersatu memperbaiki sistem kepemimpinan agar lebih sesuai dengan ajaran Islam. Mereka berharap diskusi-diskusi serupa terus digelar dan dapat melibatkan kolaborasi dengan pemerintah maupun lembaga legislatif di berbagai tingkatan.
“Selama ruang dialog terbuka dan didukung oleh musyawarah dengan pihak-pihak berwenang, kita optimis sistem politik dan kepemimpinan Islami dapat diwujudkan di negeri ini,” tutup Muhammad Irvandi.
Reportase: Hadi Irfandi
Editor: Cek Abrar
0 facebook:
Post a Comment