Oleh Saifuddin A. Rasyid
(Akademisi FAH UIN Ar-Raniry)
Abu Lahab dan Abu Jahal, dua tokoh antagonis yang tercatat dalam sejarah sangat keras menentang Islam yang didakwahkan oleh baginda Rasulullah SAW. Berbagai cara mereka lakukan untuk menjegal langkah Nabi Muhammad SAW. Mereka tokoh yang berbeda tetapi berkolaborasi secara sangat kuat untuk satu tujuan yaitu menyetop langkah islam dan menghancurkan pemeluknya.Abu Lahab adalah paman Nabi SAW sendiri dari pihak ayah. Termasuk suku Quraisy dari kabilah Bani Abdul Manaf. Nama aslinya Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, tetapi oleh ayahnya Abdul Muthalib dia dijuluki Abu Lahab (Bapak Api) karena memiliki wajah yang kemerah merahan, menyala seperti api. Memang tidak ditemukan dalam catatan sejarah apakah dia berperawakan tinggi besar dan berambut pirang. Yang pasti karena kejahatannya membenci Islam namanya diabadikan oleh Allah dalam satu surat khusus “Al-Lahab”, yaitu surah yang ke 111 dalam Alquran, yang turun di Makkah pada masa awal kenabian Muhammad SAW.
Isi surat yang terdiri dari 5 ayat itu secara eksplisif kandungan isinya melaknat Abu Lahab dan isterinya, yaitu sebagai jawaban langsung dari Allah terhadap tindakan dia membentak dan mencaci Nabi SAW dengan kalimat “celaka kamu hai Muhammad sepanjang hidupmu”, ketika Nabi menyampaikan informasi kenabiannya.
Abu Lahab tercatat mati dalam kekafiran, sepekan setelah perang Badar, padahal dia sengaja menyewa orang 4000 dirham (saat ini sekitar Rp 18 juta) untuk mengganti dirinya ikut dalam perang Badar itu. Perang Badar itu sendiri dikenal dalam sejarah Islam sebagai perang dahsyat antara sekitar 300an kaum muslimin melawan 1000an kaum Quraisy. Umat Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi SAW menang dalam perang yang terjadi setelah melewati sepuluh tahun kenabian itu.
Pada sisi lain Abu Jahal (bapak kebodohan) pemilik nama Amr Bin Hisyam, adalah tokoh suku Quraisy juga dari kabilah Kinanah. Julukan Abu Jahal kepada dirinya diberikan oleh Nabi Muhammad SAW karena kebenciannya pada Islam dan tindakannya di luar perikemanusiaan tega menganiaya seorang perempuan muslimah Sumaiyah bint Khayyath, dengan cara menusukkan tombak melalui kemaluannya sampai Sumaiyah meninggal dunia. Tercatat dalam sejarah Abu Jahal menghalangi perkembangan islam karena takut kedudukannya sebagai pemimpin kabilah terganggu bila Islam berkembang. Dia tidak mau kehilangan jabatannya. Ide untuk membunuh Nabi pada malam hijrah itu datang dari usulan dia. Dia mati dalam perang Badar. Kepalanya dibawa oleh Abdurrahman bin Auf untuk dipersaksikan ke hadapan Rasulullah SAW.
Dua Abu Antagonis ini bekerjasama dengan sangat baik saling menguatkan untuk membenci dan menentang islam serta menghacurkan kaum muslimin. Terus menerus tanpa henti sampai mereka mati mengenaskan. Abu Lahab mati karena sakit aneh, orang orang sekitarnya takut bersentuhan dengan mayatnya. Dia ditanam dengan cara dicongkel pakai kayu diseret ke dalam lubang setelah warga tak sanggup mencium bau mayatnya membusuk. Sementara Abu Jahal mati di ujung pedang dua orang anak muda dalam perang Badar.
Trump dan Netanyahu
Saya membayangkan dua tokoh pemimpin antagonis Amerika dan Israel ini bagaikan Abu Lahab dan Abu Jahal dulu dalam sejarah awal islam. Kedua tokoh ini bagaikan tak pernah absen terus berpikir dan terus bergerak untuk menghadang islam dan menghaabisi pergerakan kaum muslimin.
Seperti kita tahu Netanyahu, presiden Israel, punya misi besar untuk menguasai Palestina. Bahkan dengan cara sangat kejam membunuh kaum muslimin, termasuk sasarannya adalah anak anak dan kaum perempuan, yang dalam sejarah awal islam dulu direpresentasi oleh Sumaiyah. Netanyahu dengan cara ini melakukan pemusnahan etnis. Dia melakukan genosida. Yaitu langkah untuk mempertahankan kekuasannya dan kelanggengan penjajahan Israeal atas Palestina. Meskipun dia menolak disebut penjajahan karena dia klaim wilayah palestina adalah tanah nenek moyang Israel yang sudah dikuasai sejak lebih empat ribu tahun, yaitu sejak Nabi Sulaiman, Yakub, Ishak dan seterusnya.
Sementara Trump bagaikan big boss memberikan dukungan penuh dan bahu membahu menyukseskan misi Netanyahu, khususnya membunuh dan mengusir penghuni Palestina dari tanah Gaza. Meskipun sebagian warga Amerika menantangnya. Mereka sudah sampai pada ide satu proyek besar pembersihan etnis di Gaza (gaza cleansing), dengan target tidak ada warga Palestina tersisa di Gaza. Karena wilayah Gaza akan diubah menjadi proyek resort dan wisata prestisius. Gaza seluas 365 km persegi, atau panjang 41 km dan lebar 6 hingga 12 km termasuk dalam wilayah Palestina yang diapit Mesir sebelah barat dan Isreal sebelah timur, itu sepertinya segera berubah bentuk dan peruntukan. Pastinya juga kepemilikan.
Trump sudah mananam saham besar Amerika disana. Dalam satu wawancara media belum lama ini wartawan bertanya “apakah tuan presiden berencana membangun proyek di tanah Gaza?”, Trump agak berkilah menjawab, “saya lebih suka berbicara alasan stabilitas kawasan timur tengah daripada ide memiliki sedikit lahan di Gaza”.
Yang menyedihkan pemerintah negara negara Arab bukan tidak mengetahui hal ini tetapi bahkan memberi dukungan spirit dan keuangan kepada Israel dan Amerika untuk terus melancarkan dan menuntaskan agresi mereka di Gaza, dan juga potensial wilah sekitar lainnya di Palestina. Itulah sebabnya sejak rancangan kebangkitan kembali umat islam abad kelima belas hijriyah, Negara Negara Arab tidak dimasukkan sebagai kawasan yang dapat diharap. Tidak ada tanda tanda kepeloporan yang akan muncul dari kawasan Arab.
Seperti juga Abu Lahab dan Abu Jahal kedua pemimpin duet antagonis Amerika-Israel ini keras kepala. Terkesan tak sedikitpun mempertimbangkan kepentingan pihak lain dalam mengejar ambisi mereka. Trump ditanya pandangannya mengenai ide Dua Negara (two states solution) dalam menyelesaikan konflik Israel dan Palestina, seperti yang digaungkan oleh berbagai Negara di dunia, “I don’t know” jawabnya. Pertanyaan yang sama ditanya ke Netanyahu, lebih dahsyat jawaban dia, “I don’t care”, katanya. Mereka kejam, melakukan kekerasan, tidak toleran, dan menghina pihak lain. Benar benar mereka pemimpin yang sangat radikal.
Untuk kekuatan Islam dan kaum muslimin kiranya Allah SWT berkenan menurunkan hidayah kepada mereka atau salahsatu dari mereka. Wallahu a’lam.

0 facebook:
Post a Comment