lamurionline.com -- Aceh Besar -- Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kabupaten Aceh Besar, Amalia, S.H., M.Ag menghadiri undangan resmi dari Dr. Mohamad Jinna, Chairman United World Halal Development (UNWHD), pada 19 Desember 2025 di Alpha Building, 45 Kallang Pudding Road, Singapura.

Pertemuan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan kunjungan Dr. Mohamad Jinna ke Aceh yang direncanakan berlangsung pada awal Januari 2026.

Kunjungan tersebut tidak sekadar bersifat seremonial, melainkan membawa agenda strategis berskala internasional.
Salah satu agenda utama adalah peluncuran buku terbaru Dr. Mohamad Jinna berjudul “The Noble Journey” yang diterbitkan pada tahun 2024 yang akan dilaksanakan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Pada kunjungan ini, pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Aceh guna membahas peluang kerja sama pengembangan ekosistem halal berkelanjutan.

Pertemuan di Singapura ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi kerjasama yang lebih luas antara UNWHD, Pemerintah Aceh, perguruan tinggi, dan pelaku ekonomi syariah di Aceh.

Sinergi tersebut penting agar pengembangan halal di Aceh tidak berhenti pada wacana, tetapi terwujud dalam kebijakan konkret, investasi berkelanjutan, transfer pengetahuan serta perluasan akses pasar internasional.
Amalia mengatakan "Aceh sebagai Serambi Mekkah tentunya memiliki modal sejarah, nilai dan sumber daya.

Melalui kolaborasi global yang tepat, Aceh berpeluang tampil sebagai etalase halal dunia, bukan hanya karena identitas syariahnya, tetapi karena kesiapan ekosistemnya" ungkapnya.

Ia juga menambahkan, relasi ini terbentuk dari acara pada Makkah Halal Forum yang dihadirinya pada Februari 2025 lalu.

Buku The Noble Journey tidak hanya membahas halal sebagai standar produk, tetapi sebagai perjalanan peradaban (civilizational journey) yang menghubungkan nilai spiritual, etika bisnis, keberlanjutan dan keadilan sosial.

Dr. Mohamad Jinna menekankan "bahwa halal masa depan bukan sekadar label, melainkan ekosistem terintegrasi yang mencakup tata kelola ekonomi yang adil, rantai pasok yang etis, pemberdayaan masyarakat lokal serta konektivitas global berbasis nilai.

Dalam konteks ini, Aceh dipandang memiliki keunikan strategis, sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang menjalankan syariat Islam secara formal, Aceh memiliki legitimasi moral dan sosial untuk tampil sebagai model halal ekositem berbasis syariah di tingkat global. Aceh berpeluang Menjadi Hub Halal Dunia"

Dalam agenda kunjungannya ke Aceh, Dr. Mohamad Jinna dan tim juga direncanakan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Aceh guna membahas peluang kerja sama pengembangan ekosistem halal.

Diskusi ini diharapkan akan membahas penguatan industri halal (makanan, kosmetik, farmasi, modest fashion),
pengembangan komoditas unggulan Aceh seperti kopi, nilam dan hasil perikanan, integrasi UMKM Aceh ke dalam rantai pasok halal global serta penguatan kelembagaan dan standardisasi halal bertaraf internasional.

Sebagai organisasi yang berperan menjembatani ulama, akademisi, pelaku usaha dan pemerintah, MES Aceh Besar memandang kolaborasi dengan UNWHD sebagai peluang strategis untuk mendorong Aceh naik kelas dari sekadar produsen komoditas, menjadi aktor penting dalam halal global value chain.(Cek Man/*)

SHARE :

0 facebook:

 
Top