Insert Foto: Medya Hus
- Seni Juga Bisa Menjadi Media Dakwah

Seniman Aceh Syeh Medya Hus mengajak seluruh generasi muda untuk peduli akan seni tradisi yang ada di Aceh. Salah satunya seni tradisi lisan yang sudah diwariskan secara terus menerus oleh para pendahulu, seperti halnya Syair Aceh, Dalail Khairat, Meurukon, meusifeut, Dikee, Nazam, seumapa, Ratoh, serta jenis tradisi lisan lainnya yang ada di Aceh.  
"Ada lagi Hikayat, Panton, Haba dan Cerita Rakyat, semua jenis seni tradisi ini harusnya ada dalam materi dunia pendidikan, mulai dari siswa sampai mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi. Dan untuk perkembangannya perlu perhatian serius pihak pemerintah" sebut Medya Hus

Dulu, Menurut Syeh Medya Hus seni tradisi lisan ini sebagai alternatife terbaik dalam penyampaian berbagai informasi dan ragam nasehat bagi masyarakat maupun generasi seterusnya. Selain itu para anak muda juga perlu tahu adat istiadat dan budaya Aceh yang orisinil sebagai bentuk pembentukan karakter dalam segi kearifan lokal. 

Di samping itu, seni juga bisa dijadikan media untuk dakwah, menyampaikan hukum dan syariat Islam yang benar melalui syair-syair Aceh, sehingga masyarakat lebih mudah mengingatnya sebagaimana syariat islam sedang digalakkan selama ini. 

"Bukan seni yang melanggar dan melangkahi syariat tapi kita fokuskan seni dalam bingkai yang sesuai syariat islam." tambah Medya Hus 

Hal ini disampaikan Syeh Medya Hus ketika ditemui Redaksi Lamurionline beberapa waktu lalu di sela-sela mengisi acara pentas seni dalam rangka HUT RI Ke 72 di Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. 

Medya Hus juga menyampaikan, selama ini para generasi muda mesti mengenal lebih jauh tentang keaslian serta asal muasal tarian tradisi, seperti Ratoh Taloe dan Liko Pulo yang merupakan salah satu tarian khas Aceh Besar, sehingga katanya, tarian kreasi baru pun bisa dianggap tarian tradisi jika tidak diberi pemahaman yang baik. 

Hal ini menyebabkan perbedaan persepsi di mata masyarakat khususnya generasi muda ke depan. 

“Pementasan seni-seni tradisi ini perlu digalakkan tidak hanya di kegiatan HUT RI ataupun seremonial saja. Tapi perlu perlu terus dilakukan bimbingan dan pembinaan yang menyeluruh tentang pentingnya kesenian ini oleh pihak-pihak terkait” sebut seniman yang telah tampil di seluruh Aceh ini. 

Insert Foto: Medya Hus dan Group Seueng Samlakoe
Selain itu menghidupkan kegiatan budaya Aceh sebagai bentuk tanggung jawab moril generasi penerus mempertahankan budaya lokal 

“Tidak hanya dalam seni tari, pengucapan dan penulisan bahasa Aceh yang benar juga perlu diluruskan ejaannya, karena jika tidak, ke depan bukan tidak mungkin ejaan dan penulisan bahasa Aceh yang benar tidak akan diketahui lagi oleh para generasi muda” ujar tokoh seni ini tegas. 

Selama ini ia terus berupaya mengajak dan mengapresiasi para pemuda dan remaja yang mau menghidupkan seni tradisi. Ia menyebutkan sudah ada beberapa generasi muda yang punya kemampuan baik dalam seni tari maupun seni tradisi lisan. 

“Mereka punya kemauan yang kuat, namun perlu diasah lagi kemampuannya untuk bisa tampil dengan maksimal” sebut Medya Hus. Saat ini Syeh Medya Hus yang punya nama asli Muhammad Diah Husen disibukkan dengan berbagai kegiatan seni budaya di dalam dan luar Aceh. 

Syeh Medya Hus juga aktif di media sosial Instagram, Twitter, Facebook dan Youtube. “Kita tidak hanya bisa mengenalkan seni tradisi kepada masyarakat lokal saja, dengan kemajuan teknologi saat ini, jika kita kreatif kita bahkan bisa mengenalkan seni tradisi ini ke mancanegara dengan teknologi internet” Sebut Syeh Medya Hus yang video Youtubenya sudah ditonton oleh 335.354 Viewer dan diikuti 116 Suscriber serta Instagramnya pun sudah punya 1.687 Follower. Semoga !

Editor : Abrar
SHARE :
 
Top