Sebuah makam tokoh terletak di atas bukit di ujung perbukitan kawasan Ujung Pancu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Tertulis di sebuah pamplet kecil sebelum menuju tangga pendakian “Makam Ulama Syeh Hamzah Fansyuri (Tgk. Ujong di Pancu) Guru/Paman Syech Abd. Rauf As Singkili (Abad 16-17 M)” berdasarkan pantauan Lamuri pamplet itu dibuat oleh siswa SMA Negeri 2 LAGAS 2 I K A - S M A N D U B a n d a A c e h . 

Redaksi sempat bingung sejenak dengan tulisan Syeh Hamzah Fansyuri karena setahu redaksi dari beberapa informasi yang di dapat Syeh Hamzah Fansuri dimakamkan di Pemerintahan Kota Subulussalam tepatnya di Oboh, Runding, yang merupakan kota pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Namun ada juga informasi yang mengatakan bahwa Syech Hamzah Fansuri pernah tinggal di kedua tempat itu dan meninggalnya pun di klaim berada di kedua tempat itu pula?? Wallahu 'Alam. 

Mengenai siapakah Tengku Ujung di Pancu kali ini Lamuri mencoba mengangkat profil Tgk. Ujong Di Pancu dan sejarah keberadaan makamnya di Ujong Pancu. Tgk. Ujong Pancu atau yang sering disebut Tgk Gle Ujong menurut cerita dari masyarakat Gampong Lampageu adalah seorang ulama yang dibunuh di desa Deah Geulumpang Kecamatan Meuraxa Banda A c e h . Setelah kepalanya dipenggal ulama tersebut diikuti muridnya menyusuri pesisir pantai dengan membopong kepalanya diatas kedua tangan mereka menuju ke gunung Ujung Pancu ditempat itulah ulama tersebut mengambil tempat sebagai makamnya. Di sisi lain Misteri tentang kemana perginya Tengku Hamzah Fansuri menjadi perbincangan dalam masyarakat Aceh, jejaknya juga hilang bersama lenyapnya ajaran dan kitab-kitab yang dikarang Tengku Hamzah Fansuri, hanya syair-syair beraliran sufi yang masih sering di ucapkan di pesantren-pesantren tradisional di Aceh. 

Menurut masyarakat di desa Pancu, pemilik kuburan sepanjang 17 hasta ( sekitar 9-12 meter) itu dikenal dengan nama Tengkue Gle Ujong, karena dia dimakamkan di ujung gunung, maka namanya juga di sebut Tengkue Gle Ujong (Tengkue Ujung Gunung). Di desa Deah Geulumpang nama Hamzah Fansuri dikenal dengan nama Tengku Tujoh Blah (Tengkue Tujuh Belas). 

Disini, Hamzah Fansuri juga memiliki makam yang panjangnya 17 hasta, menurut warga desa setempat makam Tengku Tujoh Blah itu adalah lokasi dimana bercecernya darah ulama yang dibunuh, masyarakat sendiri tidak tahu persis kenapa ulama itu dibunuh. Adalah Yayasan Lam Jabat yang semula mempublikasikan foto makam Hamzah Fansuri di bingkai papan kantor mereka, bersama foto makam Hamzah Fansuri juga dipajang berbagai situs sejarah Aceh lainnya yang ada di kecamatan Peukan Bada, dari situlah kemudian sejarawan dan peneliti sejarah menyusuri jejak Syeh Hamzah Fansuri hingga menemukan makamnya di dalam hutan gunung Pancu, makam itu terlihat dirawat dengan baik, makam Hamzah Fansuri berada dalam bangunan yang diselimuti dengan kain putih seperti kelambu. Di samping makam Hamzah Fansuri ada sebuah makam lain yang ukurannya dalam keadaan normal seperti kuburan biasa, menurut masyarakat setempat makam normal itu adalah milik muridnya Hamzah Fansuri yang ikut dibunuh. 

Sekarang, lokasi ini juga sering dikunjungi oleh masyarakat yang punya hobi memancing dan merupakan salah satu tujuan objek wisata Aceh. dengan pemandangan alam yang memukau. Itulah profil singkat mengenai Tgk. Ujong Pancu melalui telusur makamnya, semoga ke depan akan ada sejarawan dan ahli sejarah yang terus meneliti siapa sebenarnya Tgk. Ujong Pancu dengan deskripsi yang lebih lengkap. (Abr/Adl)
SHARE :
 
Top