Model Pendidikan Alternatif di Indonesia (5) 

SMP Alternatif Qaryah Thayyibah 
SMP Alternatif Qaryah Thayyibah ( S M P - Q T ) d i d i r i k a n p a d a t a h u n 2003/2004 di sekitar daerah pegunungan Salatiga oleh Ahmad Bahruddin, seorang tamatan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang Salatiga, Desa Kalibening. Sekolah ini didukung sepenuhnya oleh sebuah gerakan grup petani bernama Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) yang berdiri pada 14 Agustus tahun 1999. Secara formal, SMP ini merupakan sebuah SMP Terbuka yang memberikan i j a z a h y a n g s a m a k e p a d a s i s w a tamatannya sebagaimana sekolah reguler. Namun kelebihannya adalah SMP-QT ini menerapkan prinsip-prinsip dasar pendidikan berbasis masyarakat, yaitu: kebebasan, kebenaran, partisipasi, k u r i k u l u m b e r b a s i s k e b u t u h a n , kerjasama, siswa sebagai pusat belajar, dan kepercayaan diri (Bahruddin, 2007). SMP-QT mengadopsi kurikulum nasional untuk pendidikan tingkat menengahnya. Namun ada beberapa perbedaan antara kurikulum nasional dan kurikulum yang diterapkan di sekolah ini. 

Menurut Bahruddin (2007), karakteristik dari Kurikulum Nasional adalah bersifat politis, pembelajaran berbasis budaya tradisional, tingkat kemampuan dan keahlian dasar, serta p e l a j a r a n - p e l a j a r a n y a n g t e l a h d i s t a n d a r k a n . B e r b e d a d e n g a n kurikulum nasional, karakteristik dari kurikulum SMP-QT adalah bersifat individual, pembelajaran berbasis masyarakat, kemampuan individual, dan pelajaran-pelajaran yang bersifat terbuka. Sebagai hasilnya, kemampuan akademis dari siswa-siswa SMP-QT lebih baik dari sekolah-sekolah biasa. Dalam pelajaran Bahasa Inggris saja misalnya, hanya dua siswa dari SMP-QT yang mempunyai nilai 7 dari jumlah total 12 siswa. Sementara yang lain memperoleh nilai 8 atau 9 dan bahkan empat dari siswa-siswa tersebut memperoleh nilai penuh 10 (Bahruddin, 2007, h. 160). Bagaimana sistim belajar mengajar yang dijalankan di SMP-QT ini? Pada dasarnya ada lima fase pembelajaran di SMP-QT. Fase I (6.00-7.00 pagi), Bahasa Inggris Pagi. Disini, siswa-siswa lama menemani siswa-siswa baru. Fase II (7.00- 9 . 3 0 p a g i ) , I l m u P e n g e t a h u a n . Mempelajari pelajaran-pelajaran akademis berdasarkan standar kurikulum nasional yang dikoordinir oleh seorang fasilitator (guru) atau seorang pimpinan (perwakilan siswa). Setiap siswa boleh memilih pelajaran apa dan yang mana saja untuk dipelajari. Fase III (10.00 pagi – 12.00 siang), Forum. Siswa-siswa yang mempunyai ketertarikan pelajaran yang sama akan berkumpul dalam satu grup dan membuat diskusi. Fase IV (12.00- 13.30 siang), Privat. Ini adalah sesi terbuka, tergantung siswa masingmasing. Dan Fase V (13.30 – 15.00 siang), Refleksi. Sesi pembelajaran diakhiri dengan do'a dan diskusi terbuka (Bahruddin, 2007, h. x-xi). 

Kandank Jurank 
Kandank Jurank merupakan sebuah pusat pembelajaran alternatif berbasis alam yang diprakarsai oleh Dik Doank pada tahun 1993. Ide utama dari pusat p e m b e l a j a r a n i n i a d a l a h u n t u k memotivasi para siswanya supaya dekat dengan alam sekitar mereka. Di Kandank Jurank, siswa-siswa miskin atau pun kaya bekerja bersama-sama dalam sebuah proses pembelajaran peningkatan kesadaran lingkungan sekitar. Tidak ada tempat atau ruangan khusus untuk belajar. Proses belajar dapat dilakukan di rumah-rumah, teras-teras masyarakat, dibawah pohon, di lapangan terbuka, dan sebagainya. Dengan praktek demikian akan memberikan anak-anak pilihan dan kebebasan untuk belajar dimana mereka sukai (Kompas, 2007). Tidak ada juga kurikulum khusus atau syllabus yang diterapkan di Kandank Jurank. Siswa-siswanya diajarkan untuk menguasai sebanyak mungkin sarana yang ada semampu mereka. 

Disini, mereka hanya disediakan media-media pembelajaran dan alat-alatnya. Ada satu karakteristik yang membedakan pusat pembelajaran ini dengan yang lainnya, yaitu adanya aktivitas menggambar. Hampir seluruh aktivitas di Kandank Jurank di akhiri dengan kegiatan menggambar. Ketika m e n g g a m b a r , p a r a s i s w a t i d a k diperkenankan menghapus apa saja yang telah digambar. Hal ini untuk mengajarkan mereka rasa percaya diri y a n g k u a t . J i k a m e r e k a h a r u s menghapus, maka pilihannya adalah mengganti dengan kertas yang baru. Lebih lanjut, di Kandank Jurank juga diadakan dialog interaktif dengan pelawak, selebritis, artis, penyanyi, dan tokoh-tokoh lainnya. Mereka sering di undang ke pusat pembelajaran ini sehingga siswa-siswi dapat berinteraksi dan bertanya secara langsung. Selain itu juga di desain rencana liburan kreatif dengan cara jalan-jalan di pematang sawah, membantu petani, memandikan k e r b a u , m e l u k i s b e r s a m a , mendengarkan cerita-cerita, dan membuat berbagai macam permainan di alam terbuka (Kompas, 2007). 

Bibliography: 
Bahruddin, A. (2007). Pendidikan alternatif Qaryah Thayyibah (Qaryah Thayyibah Alternative Education). Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. Kompas. (2007). Home-schooling: Rumah kelasku, dunia sekolahku. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Sinyeu (January 4, 2013/8:09 p.m.)
SHARE :
 
Top