FITRIADI mengantre, menunggu giliran mengisi kartu keberangkatan, di terminal Pelabuhan Kuala Langsa. Pedagang aksesori di Kota Pantonlabu, Aceh Utara ini sudah mengantongi tiket Kapal feri Kenangan-3 yang akan membawanya ke Penang, Malaysia.
“Saya mau belanja di sana,” kata Fitriadi. “Sebelumnya saya ke Malaysia lewat Pelabuhan Tanjung Balai, rata-rata setahun tiga kali”.

Fitriadi merasa senang lantaran dibuka pelayaran Langsa-Penang. Ia tak perlu jauh-jauh ke Sumatera Utara untuk menyeberang ke Negeri Jiran. “Sudah lama kita nantikan kesempatan ini,” kata laki-laki 32 tahun ini kepada The Atjeh Times, Sabtu, 23 Februari 2013.
Hari itu, terminal Pelabuhan Kuala Langsa menjadi saksi pelayaran perdana kapal Kenangan-3. Kapal feri milik perusahaan Katatrade SDN BHD Malaysia ini tiba di Kuala Langsa, Kamis, 21 Februari 2013. Membawa sekitar 47 penumpang, termasuk pimpinan perusahaan pemilik kapal, Kaoy Cheng Beng (Ah Chay), dan barang bantuan untuk warga lingkungan pelabuhan. Bantuan diserahkan saat peresmian pelayaran perdana.
Seremoni launching keberangkatan membuat terminal ini sesak. Di ruangan terminal, ramai orang berkerumun di mulut loket money changer, menukar uang rupiah dengan ringgit. Antrean mengular depan loket pemeriksaan paspor. Orang-orang juga menyemut di ruangan tunggu. Tumpukan koper menggunung. “Penumpang sudah bisa ke kapal,” kata seorang petugas Dinas Perhubungan.
Mereka pun bergegas bangkit, mengambil koper, lalu menyeret kakinya ke pintu belakang terminal. Petugas Bea dan Cukai memeriksa paspor serta barang bawaan. Penumpang kemudian menelusuri lorong sampai ke pintu dermaga yang dijaga petugas Dinas Perhubungan. Kapal Kenangan-3 bersandar rapat dengan dermaga.
***
Di halaman terminal pelabuhan, suasana tampak lebih meriah. Tenda raksasa memayungi ratusan orang. Tampak Ketua Forbes Anggota DPR RI asal Aceh Nasir Djamil, Wakil Ketua Tim Pemantau Otonomi Khusus Aceh-Papua DPR RI Marzuki Daud, Asisten Satu Setda Aceh Iskandar Gani, Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya, Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid, Anggota DPRA Yuniar Chaidir, Direktur Utama PTPN I Langsa Wargani, dan kalangan lainnya.
Yang ditunggu-tunggu, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf akrab disapa Mualem akhirnya tiba. Mualem dan istrinya Marlina atau Kak Lina ditemani Wali Kota Langsa Usman Abdullah alias Toke Suum dan istrinya Marliza, Wakil Ketua MPR RI yang juga anggota DPD RI asal Aceh Ahmad Farhan Hamid, dan Bupati Bireuen Ruslan M. Daud.
Toke Suum sebagai perintis pelayaran Langsa-Penang melaporkan bahwa untuk kelancaran operasional kapal Kenangan-3 pihaknya telah melengkapi persyaratan sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2010 tentang angkutan perairan.
Kata Toke Suum, rute pelayaran ini sebagai upaya Pemerintah Langsa memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat berkunjung ke Penang, Malaysia. Selain kapal Kenangan-3 kapasitas 192 penumpang, kata dia, nantinya pelayaran ini akan dilayani Feri MV Suka Express kapasitas 138 orang.
Penyeberangan Langsa-Penang, kata Mualem, akan membawa banyak manfaat untuk masyarakat Aceh dan Malaysia. Di antaranya, mempelancar promosi pariwisata yang sedang digalakkan Pemerintah Aceh dan mendorong bangkitnya perekonomian masyarakat.
Selain itu, arus investasi masuk ke Aceh bisa dipercepat sehingga, kata Mualem, akan memperkuat kemitraan investasi regional dan mempererat kerja sama bilateral Pemerintah Malaysia dan Indonesia.
“Nyoe gop ka ditamong u Aceh, bek dipuwoe pliek u nanggroe jih. Ciptakan suvenir dan cendera mata lain yang menyentuh pengunjung agar lebih banyak lagi yang datang ke Aceh, hasilkan produk-produk daerah kita yang bernilai,” kata Mualem saat meresmikan pelayaran perdana itu.
***
Semburan air conditioner (AC) menyambut penumpang Kenangan-3. Ditemani Farhan Hamid, Marzuki Daud dan Nasir Jamil, Mualem masuk ke kapal feri ini. Toke Suum mengantar sampai di mulut pintu kapal. Istri Mualem, Kak Lina dan istri Toke Suum, Marliza mengekor di belakang.
Mualem dan Farhan Hamid melihat-lihat suasana di ruangan lantai dua kapal itu. “Kiban, peue ka siap ta-brangkat,” tanya Mualem sembari melepas senyum. “Ka siap,” sahut seorang penumpang barisan depan. Yang lainnya mengangguk. Wajah mereka berhias senyum.
Farhan Hamid, Marzuki Daud, dan Nasir Djamil lalu pamit. Mualem menuju  tempat duduknya di belakang ruangan nakhoda. Di deretan kursi itu, seorang perempuan jelita menyambut Mualem. Siapa lagi kalau bukan Kak Lina.
Penumpang lantai bawah dan atas dilayani 10 kru kapal, salah satunya Nazril yang bekerja di feri ini sejak empat bulan lalu. “Ini baru pertama kami ke Langsa, Penang-Langsa lima sampai enam jam,” kata Nazril kepada The Atjeh Times. “Sebelumnya melayani pelayaran Malaysia–Batam dan sebaliknya”.
Pelayaran pertama full penumpang. Keberangkatan kedua 44 penumpang dan ketiga 39 penumpang. “Pembukaan jalur Langsa-Penang patut kita apresiasi, tapi harus promosi lebih maksimal. Pemda, BUMN, pengusaha, dan masyarakat umum tentu mendukung,” kata Dosen Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Unimal, Rusydi Abubakar, Kamis pekan lalu.
Sekretaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Langsa Deddy Azwarsyah menyarankan pengelola pelayaran bekerja sama dengan travel-travel, membuat event-event kebudayaan untuk menarik minat masyarakat Malaysia berkunjung ke Langsa dan sebaliknya dengan paket tur murah.
“Jangan hanya mengandalkan masyarakat Aceh yang berobat ke Malaysia. Harus ada terobosan sebab kita masih kalah saing dengan pesawat terbang. Meski biayanya mahal, tapi tidak habiskan waktu berjam-jam ke Malaysia, dan gengsi orang Aceh sangat tinggi,” ujar Deddy.
Masukan sama datang dari Ketua Kadin Aceh Utara T. Moni Alwi dan Ketua Kadin Lhokseumawe Husaini Setiawan. Kata Moni, Kenangan-3 harus memberi sesuatu yang lebih agar masyarakat tertarik berlayar dengan kapal ini. “Bangun kerja sama dengan travel-travel, mereka yang urus semua kebutuhan penumpang termasuk penginapan di Penang,” ujar Husaini Setiawan.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kuala Langsa Alaidin mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Sam Travel Banda Aceh dan Cempaka Travel Langsa. Di Stabat, Sumatera Utara, kata Alaidin, ada yang ingin membuka loket penjualan tiket. “Kita akan turun ke sekolah-sekolah, promosi terus kita lakukan. Brosur-brosur sudah kita sebarkan ke Lhokseumawe, Bireuen hingga Banda Aceh, mungkin belum menjangkau semua titik,” kata Alaidin. [ ATJEHPOSTcom]

SHARE :
 
Top