Oleh : Nurmawanty
Me n g h a r a p R i d h o A l l a h
menrupakan suatu kebahagiaan
bagi tiap hamba yang bibirnya
selalu basah dengan zikir yang
b e r d e s a h j i w a r a g a s e l a l u
termotivasi untuk berbuat kebaikan
demi mengharap Ridho Allah, dia
s e l a l u b e r s e m a n g a t d a l a m
beribadah karena mengenang
ke i n d a h a n s u rg e ya n g A l l a h
janjikan.
Sesungguhnya mereka adalah orango
r a n g y a n g s e l a l u b e r s e g e r a d a l a m
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik
(QS. Al-Anbiya : 90)
Orang-orang yang baik pasti akan
menyegarakan hal yang baik demi
mengharap Ridho Rabbnya dan selalu
mampu menaklukkan hawa nafsunya
seperti sabda Rasul : orang yang cerdik dan
b a i k a d a l a h a r a n g y a n g m a m p u
m e n a k l u k k a n h a w a n a f s u n y a d a n
melakukan persiapan setelah kematian
sedangkan yang bakhil adalah orang yang
mengikuti hawa nafsunya dan beranganangan
mengharap pertolongan Allah.
Nah…. Bila kita pikirkan dan kita
renung, tak mengkin kita pungkiri,
bukankah sebenarnya keabadian itu ada
disana bukan di sini dan hanya Ridho Allah
yang sebenarnya yang kita butuhkan untuk
menjumpainya bila kita berfikir demikian
tentu semangat untuk beramal tak pernah
pudar apa lagi keindahan surge yang
sungguh sangat indah yang telah dilukiskan
dalam surat Arrahman dan Allah selalu
mempertanyakan.
“Dan Rahmat Allah yang manakah yang
kamu dustakan”
Pernahkah kita merasa malu kepada
Allah saat kita mendengungkan Ayah
tersebut? Atau bertambah semangat untuk
beramalkah? Yaitu beramal demi untuk
membuktikan ketaaketaatan kepada Nya
yang telah member rahma Hidayah kepada
hambanya.
Mengharap Ridho Allah adalah hal yang
sangat mudah bila kita ingat tapi sangat
sulit untuk kita dapat karena kebanyakan
dari kita masih sangat cinta dunia dan takut
akan mati. Padahal kita sama-sama tahu
dunia ini hanya fantasi belaka yang penuh
fatamorgana sedangkan perkampungan
akhiratlah yang abadi selamanya dan akhir
itu lebih baik dari pada permulaan.
Dan sesungguhnya Akhir itu lebih baik
bagimu dari pada permulaan (Qs. – Adh
Dhuha : 4)
Berbahagialah orang-orang yang selalu
semangat dalam beramal demi mengharap
Ridho Allah walau banyak kendala yang
m e n i m p a k a r e n a h a l ya n g s a n g a t
memilukan pernah dirasakan oleh hambahamba
yang mendapat ridho Allah di
akhirnya seperti : Bilal, Salman dan Amar
dianiaya hingga tubuhnya berkeringat
darah namun semangat beramalnya tak
pernah pupus.
B i l a l m e n g u m a n d a n g k a n A z a n
kebenaran, Salman bersaudara dengan
kebenaran daan amat menepati janji.
Mereka itu orang – orang yang kami terima dari
mereka Amal baik yang telah di kerjakan dan
kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka
bersama-sama dengan penghuni-penghuni
Surga sebagai janji yang benar yang telah
dijanjikan kepada mereka (QS. Al Ahqaf : 6)
Pada kisah yang lain bisa kita simak
yaitu Ali dan Isterinya Fatimah Azzahara
m a r e k a h a m b a A l l a h ya n g s a n g a t
b e r s e m a n g a t b e r i b a d a h w a l a u
kehidupannya sangat pas-pasan untuk
kehidupan hari-harinya Beliau rela bekerja
banting tulang hingga kedua tangannya
bengkok demi mendapat rezki yang halal
untuk mengharap Ridho Allah.
Ali menjalankan kehidupan dan
beribadah dengan penuh semangat demi
mengharapkan Ridho Allah walau serba
kekurangan tapi penuh dengan bahagia,
tenang dan ringan, Beliau hidup dengan
prinsip-prinsip luhur yang diajar Rasul.
Semangat ibadah dan kehidupan
berjalan selaras dengan berjalannya waktu
dan Beliau pun tercatat sebagai salah
seorang sahabat di jamin masuk surge
karena semangat ibadahnya hingga
mendapat Ridho dari Rabbnya.
Berbahagialah wahai hamba-hamba
yang selalu semangat dalam ibadah demi
mengharap Ridho Allah… ketenanganlah
selalu menyertai mu…