Lamurionline.com--MALAYSIA  SMA Negeri Modal Bangsa Provinsi Aceh tampil sebagai juara kedua dalam debat bahasa Melayu MRSM se-Malaysia ASEAN/SBP 2016 yang diselenggarakan oleh Maktab Rendah Sains Mara (MRSM) di bawah naungan Majlis Amanah Rakyat (MARA) pada 21 hinga 25 April 2016 di MRSM Parit, Perak, Malaysia.
Tim debat bahasa Melayu SMA Negeri Modal Bangsa terdiri dari Ayuli Serlia, Siti Farah Mutia, Siti Alya Fahlena, dan M. Riqfi Jundullah didampingi oleh guru pembimbing, Michael Tianame, S.Pd., menjadi satu-satunya delegasi Indonesia yang ikut berkompetisi dalam ajang yang cukup bergengsi di Malaysia tersebut.
Selain SMAN Modal Bangsa, sebanyak 48 tim debat MRSM dari berbagai pelosok Malaysia serta 1 Sekolah Berasrama Penuh Integrasi (SBPI) Gopeng juga mengirimkan para pendebat terbaiknya dalam ajang ini.
“Pertandingan berlangsung sebanyak sepuluh putaran, di mana pada babak final, SMA Negeri Modal Bangsa berhadapan dengan MRSM Tun Ghafar Baba (TGB ) yang dikenal sebagai salah satu MRSM terbaik di Malaysia, di bawah usul perdebatan antar bangsa. Dewan Ini Akan Menjadikan Penghapusan Kemiskinan sebagai Agenda Nomor Satu PBB,” ujar Michael Tianame, Senin 02 April 2016.
Pertandingan yang cukup sengit pun tidak terhindarkan, lantaran ini pertama kalinya perwakilan luar Malaysia menjadi satu di antara dua finalis debat bahasa Melayu yang disaksikan langsung oleh ratusan penonton tersebut.
“Kesuksesan yang diraih tim debat SMA Modal Bangsa ini tentunya tidak terlepas dari dukungan sekolah, komite, serta orangtua yang terus memotivasi anak-anak mereka untuk maju,” ungkapnya.
Perbedaan bahasa yang muncul antara bahasa Melayu dan bahasa Indonesia pun menjadi tantangan tersendiri bagi para pendebat SMA Negeri Modal Bangsa, di samping memiliki pikiran yang kritis terhadap suatu kasus dan memiliki kepercayaan diri juga amat diperhitungkan dalam upaya memenangkan suatu pertandingan debat.
Selain meraih juara kedua dalam lomba debat bahasa Melayu, SMA Negeri Modal Bangsa juga mengirimkan tim debat bahasa Inggris yang terdiri atas Kirana Felia Dwichanda, Nya’ Jeumpa Madani, Midrar Yusya’, dan Zafir Rasyidi Taufik yang berhasil meraih posisi ke-17 dari total 51 tim yang ikut berkompetisi.
Prestasi gemilang ini pun menjadi sebuah bukti nyata bahwa sesungguhnya masih banyak pelajar Aceh yang berpotensi besar dan siap bersaing dalam kancah nasional atau bahkan internasional, sehingga dibutuhkan perhatian pemerintah seperti dalam memberikan beasiswa kepada para siswa berprestasi sehingga para pelajar Aceh pun semakin termotivasi untuk maju dan mampu bersaing secara global. [KLIKKABAR.COM,]
SHARE :
 
Top