Petugas (amil) unit beasiswa Baitul Mal Aceh sedang memberikan pengarahan kepada wali santri muallaf penerima beasiswa penuh Baitul Mal Aceh serta penandatanganan komitmen dengan lembaga Baitul Mal Aceh. Foto: Murdani
Lamurionline.com--Banda Aceh. Tahun ini, Baitul Mal Aceh (BMA) kembali memberikan beasiswa penuh kepada 35 anak muallaf yang direkrut dari daerah-daerah rawan aqidah. Beasiswa ini diberikan untuk meringankan beban keluarga mereka yang kurang mampu serta membentengi aqidah mereka. 

Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, T Sulaiman SE mengatakan dari 35 siswa muallaf penerima beasiswa penuh tersebut merupakan siswa tingkat SLTP dan SLTA. Para siswa yang sudah lulus verifikasi disekolahkan di pesantren Daruzzahidin Aceh Besar dan Islamic Solidarity School (ISS) Jantho. 

“Tujuan dari bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap para keluarga muallaf dalam meringankan beban ekonomi mereka dan juga bentuk pemberdayaan muallaf di sektor pendidikan yang berasal dari keluarga miskin,” ujar T Sulaiman, Senin (07/08). 

Untuk 2017, untuk program ini Baitul Mal Aceh menganggarkan dana zakat sebesar Rp400 juta. Dana sebesar ini untuk menanggung biaya masuk, SPP, uang bulanan, perlengkapan sekolah seperti seragam dan perlengkapan alat tulis. 

“Sekarang ke-35 siswa muallaf tersebut sudah memasuki pesantren, kita berharap mereka serius mengikuti program ini dan sukses di masa yang akan datang,” ujarnya. 

Ia menambahkan, program pemberdayaan muallaf melalui pendidikan ini merupakan program rutin Baitul Mal Aceh setiap tahunnya. Tujuannya tak lain yaitu memutuskan mata rantai kemiskinan di Aceh, sehingga ia tak mewarisi kemiskinan dari orang tuanya. Pada tahun ini jumlahnya sedikit berkurang dibanding tahun 2016 sebanyak 46 dan 2015 sebanyak 30 orang. 

“Setiap tahun kita surati Baitul Mal Kabupaten/kota untuk mengirimkan data anak-akan muallaf di daerah rawan aqidah untuk kita verifikasi,” imbuhnya. 

Adapun daerah-daerah yang tergolong rawan aqidah menurut Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh yaitu Simeulue, Singkil, Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Tamiang. 

Kelima daerah ini dianggap rawan aqidah karena dekat dengan perbatasan yang penduduknya banyak dari nonmuslim. 

Berterimakasih kepada Muzakki 

Salah seorang penerima beasiswa penuh anak muallaf tingkat SLTP dari Aceh Tamiang, Iki Saputra mengakui sangat bahagia mendapatkan kesempatan memperolah beasiswa tersebut, selain dapat meringankan beban orang tua, juga menambah semangatnya untuk melanjutkan pendidikan. 

Ia berharap setelah dewasa nanti bisa menjadi ustadz atau guru pendidikan agama bagi muallaf lainnya, baik untuk keluarganya maupun untuk masyarakat secara umum. 

“Semoga nanti saya dapat membentengi dan memperkuat aqidah keluarga saya dan bagi muallaf lainnya.” Tutup Iki. 

Ia juga tak lupa mendoakan para muzakki agar diberkahi rezekinya dan ditambahkan lebih banyak lagi. Ia berharap semakin banyak lagi muzakki yang menunaikan zakatnya ke Baitul Mal Aceh sehingga lebih banyak yang dapat dibantu. (Mur)
SHARE :
 
Top