Lamurionline - Banda Aceh. Sejumlah masyarakat Aceh lintas komunitas yang tergabung dalam Solidaritas Aceh untuk Muslim Uyghur (SAuMU) melakukan aksi solidaritas di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, ba'da shalat jum'at 21/12/18.
           Aksi solidaritas ini dilakukan sebagai bentuk protes tarhadap pemerintah China yang melakukan pelanggaran HAM dan penindasan terhadap masyarakat muslim Uyghur di daerah Xinjiang, RRC. 
     Seperti diketahui, belakangan kebiadaban otoritas China terhadap muslim Uighur semakin manjadi-jadi. Kebebasan dalam menjalankan agama menjadi sesuatu yang sangat mahal bagi muslim Uyghur, dibawah tekanan dan tindakan diskriminatif dari otoritas China.
       Sebagaimana diungkapkan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Scott Busby, sebelum Kongres pada 4 Desember, sejak April 2017 pihak berwenang Cina telah menahan setidaknya 800.000 dan mungkin lebih dari dua juta warga Uighur, etnis Kazakh dan anggota minoritas Muslim lainnya. Mereka diduga ditahan di “kamp pendidikan ulang”. 
     Dalam aksinya SAuMU juga mengeluarkan beberapa butir pernyataan sikap, diantaranya :
1. Mengutuk kezaliman dan pelanggaran HAM dalam bentuk apapun.
2. Mendesak pemerintah China untuk menghentikan segala bentuk penindasan terhadap masyarakat muslim Uyghur.
3. Mendesak pemerintah Republik Indonesia dan negara- negara islam lainnya untuk melakukan langkah-langkah diplomatik demi terwujudnya perdamaian dunia.
4. Membuat pernyataan sebagai Sikap Resmi Pemerintah.
5. Mengimbau kepada seluruh ummat Islam di seluruh dunia untuk mrmberikan bantuan moril dan materil, serta melakukan qunut nazilah atas musibah yang dialami muslim Uyghur.
6. Kepada kaum muslimin agar semakin cerdas dalam mengekspresikan pembelaannya dan menghindarkan diri dari tindakan yang kontra produktif.
7. Mendesak negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bertindak tegas terhadap pemerintah China.
8. SAuMU meminta ditinjau kembali kerjasama strategis Indonesia dengan Tiongkok.
9. Mendesak dan menuntut Pemerintah Indonesia untuk memainkan perannya sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia dalam  membela nasib Islam di Uyghur.
         Hadir pada kesempatan tersebut mantan rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Farid Wajidi MA, tokoh Agama, dan sejumlah ormas pemuda. Dalam orasinya Prof. Farid menyayangkan masih kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang punya kekuasaan untuk berperan dalam krisis Uyghur dan menekan pemerintah China. (am)


SHARE :
 
Top