Oleh: Nursalmi,S.Ag

Ramadhan adalah bulan pertama sekali diturunkan Al-Quran. Ayat yang pertama diturunkan saat itu adalah iqra’ dalam surah Al-‘Alaq. Malaikat memerintahkan Rasulullah untuk membaca. Padahal beliau belum pandai membaca. Beliau sempat menjawab, saya tidak pandai membaca. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa beliau menjawab, apa yang harus saya baca. Karena perintahnya hanya iqra’, tanpa ada suatu objek yang harus dibaca, wallahu a’lam. 

Malaikatpun mengulangi lagi perintah iqra’, Rasulullah masih menjawab dengan jawaban yang sama yaitu “ma ana biqari”. Setelah itu baru malaikat menyuruh bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Diteruskan dengan ayat ayat selanjutnya. 

Dalam surat tersebut terdapat pesan untuk membaca (iqra’) dan menulis yang dilambangkan dengan pena (qalam). Di bulan Ramadan juga, setelah umat Islam memperoleh kemenangan dalam perang Badr, Nabi Muhammad SAW memerintahkan tawanan perang untuk mengajari umat Islam membaca dan menulis sebagai syarat kebebasan. Karena saat itu masih banyak umat Islam yang tidak pandai baca tulis. Dari sini lah kemudian banyak umat Islam yang bisa membaca dan menulis. Salah satunya adalah Zaid bin Tsabit yang ditunjuk sebagai sekretaris Nabi untuk menulis setiap wahyu yang diturunkan Allah. 

Dalam perintah iqra’ yang tidak ada objek yang harus dibaca oleh Rasulullah, juga bisa kita pahami bahwa Allah meminta beliau untuk mampu membaca ayat ayat kauniyah, yaitu keadaan yang dialami masyarakat Arab waktu itu.  Praktek kesyirikan yang terjadi, mereka menyembah berhala. Prilaku kaum quraisy yang tidak berprikemanusiaan, dimana anak perempuan dikubur hidup hidup. Perempuan dewasa diperjual belikan, tidak mendapat warisan, bahkan mereka diwarisi. Kehidupan ekonomi yang tidak berpihak kepada rakyat miskin. Kebiasaan bangsa Arab dalam urusan perdagangan, bagi pengunjung pasar yang berasal dari luar Arab mereka kurangi takaran dan timbangannya, sementara untuk mereka sendiri tidah boleh dikurangi sedikitpun. 

Dari ayat iqra’ ini bisa kita pahami bahwa betapa pentingnya perintah membaca dan menulis. Dan ini terbukti setelah bangsa Arab pandai membaca, mereka mampu merubah keadaan dari kebodohan (jahiliyah) kepada kehidupan peradaban yang berpengetahuan tinggi. Mampu mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Kondisi jahiliyah menjadi Islamiyah, kesyirikan kepada aqidah ketauhidan. 

Bulan Ramadhan yang biasanya kita tidak banyak melakukan aktifitas fisik, bahkan banyak yang melakukan aktifitas tidak bermanfaat, seperti main domino, catur, main batu, jalan jalan sore atau duduk nongkrong dan ngobrol sambil menunggu waktu berbuka puasa. Sebaiknya dipergunakan waktu untuk membaca, tidak hanya sebatas pada membaca Al-Quran saja, tetapi membaca kitab kitab, serta buku buku yang bermanfaat, untuk menambah ilmu dan tsaqafah Islam. 

Di samping itu, Allah juga memerintahkan kita untuk membaca ayat ayat kauniyah yang banyak kita temukan dalam kehidupan sekitar kita. Kondisi masyarakat yang sudah kembali lagi kepada kegelapan yang sangat pekat. Peperangan dimana mana, pembunuhan, pencurian ( korupsi ), perzinaan, narkoba, praktek riba dan berbagai problematika lainnya. 

Oleh karena itu mari kita manfaatkan momentum Ramadhan untuk memperbanyak membaca. Dengan banyak membaca kita akan cerdas. Dengan kecerdasan akan mampu merubah kondisi kehidupan dari kegelapan menuju cahaya terang benderang, seperti perubahan yang terjadi di saat bangsa Arab jahiliyah sudah pandai membaca. Sayangnya kita yang sudah pandai membaca tetapi tidak memanfaatkan kepandaian itu, sehingga membuat kehidupan kita semakin kelam. Ummat yang pernah jaya sekarang mulai dijajah lagi oleh kafir karena kita tidak jeli membaca tanda tanda penjajahan yang terselubung, ibarat kita diberikan madu padahal di dalamnya racun. Akhirnya penjajahan semakin parah, siapapun yang berbicara pada kebenaran akan dikriminalisasikan. Semua itu karena kita kurang jeli membaca ayat ayat kauniah yang sudah sangat jelas di depan mata, dan tidak mau berfikir serta menganggap itu hal spele. Semoga Ramadhan ini kita mampu keluar minazh zhulumati ilan nur, dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Allahumma akhrijna minazh zhulumati ilan nur.
SHARE :
 
Top