Loncat ke navigasiLoncat ke pencaria
Teuku Abdullah Sakti adalah seorang pakar budaya dan sastra Aceh. Ia lahir di Gampong Bucue, Kecamatan Sakti, Pidie, Kabupaten PidieAceh pada tahun 1954. Pendidikan yang ditempuhnya adalah SD Lameue, SMI Kota Bakti, SMP Negeri Beureunuen, dan SMA Negeri Sigli. Pendidikan agama ditempuhnya di Gampong Jeumpa dan Riweuek, Kecamatan Sakti. Terakhir, ia belajar ilmu agama Islam di Dayah Titeue Meunasah Cut, Kecamatan Titeue, Pidie, di bawah asuhan Teungku Muhammad Syekh Lammeulo.

Pendidikan

Ia pernah kuliah sampai tingkat sarjana muda I di Fakultas Pertanian Unsyiah (1976) sebelum pindah ke Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) Unsyiah, Banda Aceh (1977). Setelah menyelesaikan kuliah tingkat sarjana muda hukum, ia melanjutkan ke jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta atas bantuan beasiswa lembaga kerja sama Indonsia-Belanda/LIPI-Jakarta. Sewaktu pulang bersama/berkonvoi ke kampus UGM, setelah menyelesaikan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Guli, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ia ditabrak mobil yang membuatnya hingga kini mengalami kesulitan berjalan. Tahun 1999, ia meneruskan kuliah di Program Ekstensi Fakultas Hukum Unsyiah. Selama lima semester ia nonaktif karena sakit dan adanya tsunami. Akhirnya, kuliahnya selesai pada 12 Desember 2007.

Kepenulisan

Selama menjadi mahasiswa FHPM Unsyiah, ia aktif menulis di beberapa media massa yang terbit di Banda Aceh dan MedanSumatra Utara, seperti buletin Peunawa terbitan (Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah), Buletin KERN (Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah), Majalah Gema Ar-Raniry (Media IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh), majalah Santunan (Kanwil Depag, Aceh), surat kabar Peristiwa (Banda Aceh), dan surat kabar Waspada (Medan).
Selama menjadi mahasiswa UGM Yogyakarta, ia mulai menulis di surat kabar lingkup nasional, seperti MerdekaPelitaSuara Karya, yang ketiganya terbit di Jakarta serta Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta). Ketika menjadi staf pengajar di Unsyiah, ia pernah menulis di harian Serambi Indonesia, Harian Rakyat Aceh, dan Harian Aceh (ketiganya terbit di Banda Aceh), buletin Cakra (Himpunan Mahasiswa Sejarah FKIP Unsyiah), majalah Sinar Darussalam (Kampus Darussalam, Banda Aceh), majalah Panca (Kanwil Transmigrasi Aceh), majalah Puan (Lembaga BP-7, Aceh), majalah Warta Unsyiah, serta buletin Cendekia (Dinas Pendidikan NAD). Hampir semua tulisannya terkait dengan budaya dan sastra Aceh.

Sastra Aceh

Sejak tahun 1992 ia telah memfokuskan diri di bidang sastra, khususnya hikayat Aceh. Sehubungan dengan kegiatan itu, hingga tahun 2009 telah 32 judul hikayat/tambeh/nadam Aceh diselesaikan, terutama dalam hal alih huruf dari huruf Jawoe - Jawi/Arab Melayu ke aksara Latin. Tahun 2003 tiga buku saku yang ditulisnya diterbitkan menjadi satu oleh Dinas Kebudayaan Aceh dengan judul Lingkongan Udep Wajeb Tajaga. Pada tahun 2009–2010 buku itu pernah dibaca berkali-kali di AcehTV dalam acara “Ca-e Bak Jambo” pukul 20.00 s.d. 22.00 WIB.
Saat ini ia menjadi dosen tetap di FKIP Jurusan Sejarah, UnsyiahBanda Aceh. Di sela-sela kesibukannya, ia tetap aktif menulis, baik untuk seminar maupun untuk media massa yang ada di Aceh. Keinginan sekaligus kekhawatirannya atas eksistensi hikayat tampaknya mendapat perhatian T.A. Sakti. Menurutnya, peran pemerintah Aceh dalam soal kebudayaan harus lebih dioptimalkan lagi. Ia mengusulkan agar pemerintah Aceh menjadi sponsor di media massa untuk melestarikan hikayat sehingga keberadaannya dapat terus diketahui oleh khalayak.

Karya Tulis

  1. Lingkongan Udep Wajeb Tajaga
  2. Nadham Akhbarul Hakim (bersama M. Nasir)
  3. Hikayat Muda Balia (bersama M.Nasir)
  4. Tambeh Tujoh
  5. Hikayat Akhbarul Karim
  6. Hikayat Aulia Tujoh
  7. Hikayat Nabi Meucuko
  8. Nadham Akhbarul Hakim
  9. Hikayat Meudeuhak
  10. Hikayat Tajussalatin
  11. Hikayat Banta Keumari
  12. Tambeh Tujoh Blah
  13. Hikayat Nabi Yusuf

Penghargaan

  1. Kehati Award 2001 dari Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia), Jakarta, 7 Maret 2001 sebagai pengarang berprestasi unggulan
  2. Bintang Budaya Parama Dharma dari pemerintah RI, 14 Agustus 2003 sebagai sastrawan Aceh
  3. Penghargaan dari Dinas Kebudayaan NAD, 29 September 2003 sebagai “penulis karya terbaik sastra Aceh 2003
  4. Anugerah Budaya “Tajul Alam” dalam rangka Pekan Kebudayaan Aceh Ke-5 (PKA V) dari pemerintah daerah Aceh, 10 Agustus 2009
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top