Oleh Sri Suyanta Harsa

sumber ilustrasi: tarbawiyah
Muhasabah 16 Rajab 1441
Saudaraku, bila tema muhasabah yang baru lalu mengulangkaji tentang larangan mendekati pohon fitnah dan ghibah, maka tema muhasabah hari ini, kita akan terus berhati-hati untuk tidak mendekati pohon nifak atau pohon kemunafikan. Oleh karenanya titah Allah yang melarang Adam Hawa "walaa taqraba haadihi al-syajarah", dipahami janganlah kamu sekalian mendekati pohon - nifaq - ini! Kalau pohon nifaq didekati atau dipetik dan dikonsumsi buahnya, pasti yang nelanggar aturan ini  akan keluar atau dikeluarkan dari surga, dari zona bahagia.

Nifaq atau kemunafikan  dipahami sebagai perilaku bermuka dua, lahir dan batinnya berbeda; lahirnya menunjukkan kemuslimannya yang taat tapi batinnya diliputi kekufuran; dalam hal yang sama diinformasikan berbeda-beda; dengan suatu kelompok bilang setuju, tapi dengan kelompok lainnya bilang tidak setuju; bersama orang beriman mengatakan beriman tapi ketika bertemu dengan kelompoknya yakni orang-orang kafir ia serta merta memperolok-olok orang beriman yang telah ditinggalkannya.

Allah berfirman yang artinya, Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.(Qs. Al-Baqarah 8-12)

Termasuk perilaku nifak adalah seperti bunglon, ikut ke manapun angin bertiup, hinggap di dahan, bunglon akan berwana seperti pohon tapi kalau di daun maka warnanya juga menyesuaikan,  menjilat-njilat kepada orang-orang yang di atas meskipun sebelumnya berbeda pilihan agar memperoleh keuntungan atau jabatan tertentu. Demikian juga menyampaikan kebohongan untuk memperoleh keuntungan untuk dirinya.

Sejak awal mula, dalam kehidupan sehari-hari, ada saja orang yang bermuka dua; mengaku beriman tetapi mendustakan syariatNya. Omongannya tidak bisa dipercaya karena saking sering bohongnya, janjinya juga tidak bisa dipegang karena selalu diingkari, dan komitmen terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya juga nihil alias nol besar adanya.

Kemunafikan yang ada di kalangan manapun, dalam agama apapun dan pada ranah apapun juga akan tetap dibenci dan harus dihindari. Oleh karenanya bila kemunafikan (nifaq) ini melekat pada seseorang, maka ia tidak akan punya teman, yang ada musuh. Satu-satunya makhluk yang mau bahkan senang berteman dengan orang munafik hanyalah setan saja. Padahal setan hanya akan menjerumuskan ke neraka. Maka orang-orang yang menyadari bahaya nifaq atau kemunafikan, pasti akan sekuat daya dan tenaga untuk menghindarinya. Bila masih tersisa di dada jua, maka hendaknya bersegera bertaubat dan memohon ampunanNya seraya menghilangkan sifat kemuafikannya.

Ketika dapat menjauhkan diri dari sifat nifaq, kemunafikan atau hati yang mendua, maka layak mensyukurinya. Mensyukurinya baik di hati, lisan maupun perbuatan nyata. Pertama, mensyukuri di hati dengan meyakini sepenuhnya bahwa  sifat nifaq, kemunafikan atau hati yang mendua merupakan akhlak tercela yang harus dihindari. Kedua, mensyukuri di lisan dengan senantiasa memujiNya seraya memperbanyak mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'alamin. Dengan memujiNya, semoga Allah menjauhkan diri kita dari sifat nifaq, kemunafikan atau hati yang mendua. Ketiga, mensyukuri dengan perilaku konkret yaitu istiqamah berlaku dalam ketaatan kepadaNya.

Sehubungan dengan tema muhasabah hari ini, maka dzikir pengkodisian hati penyejuk kalbu guna menjemput hidayahNya adalah membasahi lisan dengan lafal ya Allah Haq, ya Allah ya Syaahid. Ya Allah yang maha benar, yang maha hadir juga menyaksikan, jauhkan kami dari nifaq, jauhkan kami dari kemunafikan. Aamiin ya Rabb.
SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top