Oleh: Ustz. Hj.Nursalmi,S.Ag ( Da’iyah Kota Banda Aceh )


Ramadhan adalah bulan yang selalu dirindukan dan dinantikan. Setiap muslim pasti bergembira dengan datangnya bukan Ramadhan. Kegembiraan  biasanya begitu nampak bagi kaum wanita. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut tamu agung, Ramadhan yang penuh berkah. 

Namun kegembiraan itu kadang sirna begitu saja saat tamu bulanan ( haidh ) datang. Semangat untuk beribadah juga berkurang. Bahkan rasa sedih menyelimuti pikirannya. Merasakan tidak bisa shalat tarawih berjamaah di mesjid. Tidak bisa ikut tadarus bersama teman-teman. Orang lain berpuasa tetapi dia tidak. Merasa tidak bisa maksimal melaksanakan amal shaleh kepada Allah Swt, padahal ibadah di bulan Ramadhan pahalanya dilipatgandakan. Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Bahkan sampai berpikir bagaimana nanti harus membayar puasa sendirian di saat orang lain makan-makan dan restoran serta cafe ramai buka 24 jam.  

Puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimat. Namun ada keringanan bagi wanita haidh dan nifas untuk tidak melaksanakannya, bahkan hukumnya haram. Berarti puasa dilarang baginya dan bila dikerjakan berdosa. Hal ini yang membuat wanita bersedih hati karena tidak bisa beribadah penuh selama beberapa hari masa haidhnya. 

Sebenarnya wanita tidak perlu bersedih apabila datang haidh dan nifas di bulan Ramadhan, karena itu merupakan ketentuan Allah Swt yang harus diterima dengan ikhlas. Wajib taat terhadap perintah dan larangan-Nya. Harus meyakini bahwa ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada kaum wanita, untuk menjaga kesehatan reproduksinya. 

Ini juga merupakan hal yang wajar yang dialami oleh setiap wanita. Ummul mukminin Aisyah ra juga pernah mengalaminya ketika melaksanakan ibadah haji. Rasulullah menghiburnya , beliau menyuruhnya untuk melaksansakan seluruh manasih haji, kecuali thawaf di baitullah. Thawaf tidak boleh dikerjakan  kecuali telah suci dari hadas.

Banyak sekali ibadah yang bisa dilakukan oleh wanita haidh dan nifas, karena ibadah bukan hanya shalat dan puasa saja. Masih banyak amal shaleh yang bisa dilakukannya, seperti membantu meringankan beban orang lain. Menolong orang yang sedang kesusahan. Yang paling ringan adalah membuang duri di jalan raya demi keselamatan orang banyak. Atau sekurang-kurangnya memberi senyuman apabila berjumpa dengan saudaranya. Itu sudah merupakan amal saleh yang pasti mendapat pahala di sisi Allah Swt. 
Memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, Allah akan memberikan pahala baginya sama seperti orang yang berpuasa. 

Memperbanyak zikir dan istighfar juga merupakan moment penting di bulan Ramadhan. Tidak ada larangan bagi wanita haidh dan nifas untuk memperbanyak ibadah ini, apalagi di saat tidak bisa melaksanakan shalat dan puasa. Zikir dan istighfar merupakan ibadah yang paling ringan dilaksanakan, namun mendapat manfaat yang banyak dan pahala yang besar. Zikir dan istighfar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, tidak membutuhkan tenaga dan biaya yang banyak. Apalagi dilakukan di bulan Ramadhan, akan mendapat pahala yang berlipat ganda. 

Bulan Ramadhan juga bulan memperbanyak sedekah. Bagi wanita haidh dan nifas, perbanyaklah bersedekah. Allah akan melipatgandankan pahalanya sampai tujuh ratus kali lipat. Pahala sedekah bagaikan satu biji benih, ditanam kemudian tumbuh menjadi tujuh tangkai, dalam setiap tangkai berbuah seratus biji, alhasil satu biji sedekah akan berbuah menjadi tujuh ratus biji, begitulah pahala sedekah. Apalagi jika amalan sedekah dilaksanakan di bulan Ramadhan, pahala dilipatgandakan jauh lebih banyak lagi. 

Mencari ilmu, baik mengikuti majlis taklim maupun membaca buku/kitab. Orang yang mempelajari ilmu Allah akan memperoleh pahala besar yang lebih baik dari pada shalat sunnah seratus rakaat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw kepada Abi Zar; “Wahai Abu Dzar, kamu berangkat dipagi hari lalu mempelajari satu ayat dari kitabullah, lebih baik bagimu dari pada kamu melakuka sholat seratus roka’at dan kamu berakat dipagi hari, lalu mengajarkan salah satu bab dari ilmu Allah baik diamalkan atau tidak, lebih baik bagimu dari pada kamu melakukan sholat seribu roka’at.” (HR. Ibnu Majah). 

Setelah ilmu dipelajari kemudian mengajarkan kepada orang lain, mau diamalkan atau tidak sudah diberikan pahala banyak oleh Allah lebih baik dari shalat sunat seribu rakaat. Masya Allah, siapa yang sanggup shalat shalat seribu rakaa. Maka pelajarilah ilmu Allah dan ajarkanlah kepada orang lain. 

Wanita juga diwajibkan berdakwah sama seperti laki-laki. Diperintahkan untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Menyuruh kepada yang makruf mencegah perbuatan mungkar. Mengajak orang lain melakukan amal shaleh, memberi petunjuk ke arah kebaikan, akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Barang siapa dapat menunjukkan suatu kebaikan kepada seseorang, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang ditunjukkan itu (HR Muslim).

Berdoa kepada Allah Swt. juga ibadah yang merupakan amal shaleh juga. Berdoa di bulan Ramadhan mustajabah. Allah mengijabah setiap doa hamba di bulan yang mulia. Sebagaimana firman-Nya; “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku...”( QS. Al-Baqarah: 186). Oleh karena itu, perbanyaklah doa di bulan yang penuh berkah ini, insya Allah mustajabah. 

Ternyata banyak sekali amal ibadah yang bisa dilaksanakan oleh wanita di bulan Ramadhan. Jangan sia-siakan waktu di bulan yang mulia ini, dimana amal ibadah dilipatgandakan dari sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus, tergantung kualitas ibadahnya. Oleh karena itu, pergunakan waktu untuk beramal yang terbaik di bulan yang baik, meskipun sedang dalam keadaan haid dan nifas.
SHARE :
 
Top