Oleh Nursalmi,S.Ag 

Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang luar biasa, dimana seluruh umat manusia diuji dengan wabah corona atau Covid-19. Umat Islam berpuasa di masa pandemi. Aturan lockdown membuat manyarakat resah dan gelisah karena tidak bisa keluar rumah, semua dianjurkan di rumah saja, sementara banyak di antara saudara kita yang tidak memiliki rumah. 

Selama masa lockdown tidak bisa mencari nafkah, pemerintahpun tidak menjamin kebutuhan pangan bagi rakyat miskin. Sehingga banyak yang harus berpuasa siang dan malam karena tidak ada makanan untuk berbuka. 

Bukan hanya itu, untuk beribadah di mesjidpun tidak diizinkan demi memututuskan mata rantai virus corona. Sehingga kebanyakan umat Islam shalat tarawih dan tadarus Al-Quran di rumah saja. Kemudian dilanjutkan dengan larangan mudik saat lebaran, karena dikhawatirkan akan membawa virus corona ke daerah yang belum dijamah oleh virus. 

Dalam kondisi ini masyarakat merasa resah dan gelisah, tidak sanggup menjalankan berbagai aturan. Karena merasa serba salah, jika keluar rumah untuk mencari nafkah akan mati kerena corona. Tetap di rumah sajapun akan mati karena kelaparan. Seperti makan buah simalakama, dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu. 

Kegelisahan bukan hanya dirasakan oleh masyarakat biasa, namun pemerintah daerah juga merasa resah dengan kondisi seperti ini. Karena rakyat sangat membutuhkan makan sementara dana dari pemerintah pusat belum ada. Lockdownpun diberlakukan hanya untuk rakyah sendiri, sementara warga asing masih dengan mudah memasuki negara Indonesia, yang seharusnya lebih dikhawatirkan akan membawa virus. Dalam kondisi ini bagaimana sikap kita ? 

Yang terpenting kita wajib meyakini bahwa wabah ini datangnya dari Allah Swt. Ini merupakan ujian bagi orang-orang mukmin dan teguran Allah kepada orang kafir dan orang muslim yang melakukan fasad dan maksiat. Untuk itu, kita selaku orang beriman menerima ujian ini dengan ikhlas dan lapang dada, di samping introspeksi diri terhadap dosa yang telah kita lakukan. 

Kita menyadari bahwa wabah itu datang karena adanya kemaksiatan. Oleh karena itu sudah seharusnya kita saling  menasehati dan mendakwahkan saudara kita yang sudah terlanjur jatuh ke lubang kemaksiatan agar kembali ke jalan yang benar. Termasuk mendakwahkan para pemimpin negeri agar menjalankan roda kepemerintahan sesuai dengan  aturan Allah sebagai Al-Khaliq ( Yang Maha Pencipta ) dan Al-Mudabbir (Yang Maha Pengatur ) alam semesta dan isinya. Carilah kasih sayang Allah dengan cara taat kepada-Nya dan jauhi murka-Nya, yaitu tidak melakukan perbuatan yang dilarang. 

Tidak ada gunanya untuk saling mencaci dan mencela terhadap kesalahan. Yang terpenting sekarang kita semua kembali meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. agar Allah menghentikan wabah ini. Karena Allah telah berjanji jika kita semua beriman dan bertakwa maka akan dicurahkan rahmat dari langit dan dari bumi. Sebagaimana firmannya; 

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. Al-A’raf: 96 ). 

Di samping itu perbanyaklah doa, apalagi di bulan Ramadhan ini, bulan yang agung, dimana doa orang yang berpuasa dikabulkan oleh Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: 

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قل رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِم حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” [HR. At-Turmudzi dan, Thabrani)

Bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkan berpuasa, sedangkan doa orang yang berpuasa mustajabah. Allah telah menganjurkan orang–orang yang sedang bepuasa untuk banyak berdo'a kepada-Nya karena Dia sangat dekat dengan para hamba-Nya yang sedang berpuasa. Sebagaiman firman-Nya;

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Aku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.( QS.Al-Baqarah: 186)

Ayat ini dicantumkan dalam Al-Quran setelah ayat kewajiban puasa, karena doa orang yang berpuasa musjabah. Ayat tersebut diatas juga sangat relevan dengan firman-Nya dalam surah Al-Mukmin ayat 60. Dimana Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa, memohon dan memelas kepada-Nya. Allah juga telah berjanji tidak akan mengecewakan orang yang berdoa, Allah Maha Mendengar dan tidak akan menyia-nyiakan doa yang dipanjatkan kepada-Nya. Allah berfirman; 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."(QS. Al-Mukmin: 60 ). 

Oleh karena itu, jangan pernah bosan menengadahkan tangan ke langit untuk berdoa, memohon kepada Allah untuk segala kebaikan, Allah akan mangabulkannya.  Karena Allah suka kepada orang yang berdoa kepada-Nya, bahkan menganggap sombong dan takabbur orang-orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Allah juga merasa malu kepada hamba-Nya yang selalu mengangkat ke dua tangannya ke langit namun kembali dengan tangan kosong tanpa mendapat apa-apa. Rasulullah Saw bersabda; “Sesungguhnya Allah Swt benar-benar malu bila ada seorang hamba mengangkat kedua tangannya memohon suatu kebaikan kepada-Nya, lalu Allah menolak permohonan dengan kedua tangan yang hampa”. ( HR.Ahmad ). 

Untuk persoalan wabah covid-19,  berbagai usaha sudah dilakukan untuk menghentikannya, lockdown dan PSBB, mencuci tangan, memakai masker dan berbagai usaha lainnya, namun virus ini belum kunjung berhenti. Berbagai efekpun lahir darinya, hancurnya ekonomi dunia, rusaknya sistem pendidikan, KDRT, bunuh diri karena kelaparan dan sebagainya. 

Kini saatnya kita semua yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan maghfirah, mengangkat kedua tangan, mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan, mengakui dosa-dosa dan memohon ampunan-Nya. Kemudian memohon kepada Allah untuk diberikan segala kebaikan, dijauhkan segala mara bahaya, permohonan khusus agar Allah mengangkat bala wabah covid-19 dari kita semua. Semoga ada harapan baru bagi kita umat muslim setelah wabah corona ini berakhir. Semoga Allah kabulkan doa-doa kita. Ya Allah, istajib doaana.
SHARE :
 
Top