Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Anita SKM MKes,
saat diwawancarai wartawan usai menghadiri peresmian
ruang Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere)
RSUD Aceh Besar di Indrapuri, Minggu (16/8/2020)
LAMURIONLINE.COM I INDRAPURI - Menanggapi komentar masyarakat yang mengatakan penanganan Covid-19 di Aceh Besar tidak jelas arah, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Besar, Anita SKM, M.Kes menegaskan bahwa Pemerintah Aceh Besar sangat serius dalam menangani coronavirus disease 2019 atau Covid-19.

"Ada yang mengatakan bahwa Aceh Besar gagal, saya katakan bahwa Aceh Besar tidak gagal menangani Covid-19.  Mungkin kabupaten lain belum pernah melakukan SWAB kepada masyarakatnya, tetapi Aceh Besar saat ini sudah 600 orang telah di SWAB dari 2000 penduduk yang direncanakan dari berbagai unsur," kata Anita kepada wartawan usai menghadiri peresmian ruang Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) RSUD Aceh Besar di Indrapuri oleh Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali, Minggu (16/8).

Lebih lanjut dia mengatakan, keseriusan Pemkab Aceh Besar melakukan SWAB dengan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, dimana tujuan dilakukan SWAB kepada masyarakat agar cepat diketahui mana orang yang positif atau tidak. 

"Itu upaya kita menindaklanjuti penanganan Covid-19 ini. Jadi Aceh Besar serius menangani virus ini," tutur Anita lagi.

Disisi lain, Anita mengatakan, rata-rata masyarakat tidak bisa menerima di gampong (desa-red) mereka ada orang yang sudah positif Covid-19. Padahal dari awal, katanya, Plt Gubernur Aceh dan Bupati Aceh Besar sudah mengeluarkan instruksi di gampong dan kecamatan untuk membuat ruang isolasi di gampong masing-masing, apabila ada orang yang dikategorikan Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.

Kadis Kesehatan Aceh Besar itu mengungkapkan, beberapa waktu lalu sudah ada surat dari Plt. Gubernur Aceh, yaitu tanggal 15 Agustus, seluruh kabupaten/kota sudah menyiapakan ruang isolasi bagi OTG yang berdekatan dengan RSUD. 

"Artinya dengan surat ini, yang sudah positif bukan ditempatkan di gunung, tapi ditempatkan di masing-masing gampong yang ada di kabupaten Aceh Besar," ungkapnya.

Selanjutnya, kata Anita, masing-masing gampong dan kecamatan harus menyediakan tempat ruang isolasi bagi OTG. Sehingga, kalau sewaktu-waktu ada gejala bagi yang bersangkutan, petugas Puskesmas maupun Rumah Sakit bisa menjemput orang tersebut untuk dirawat di Rumah Sakit. 

“Jadi mereka bukan ditempatkan jauh di tempat sunyi itu makin tertekan,” ujarnya.

Anita juga mengharapkan kepada masyarakat agar mnghilangkan stigma jelek terhadap orang yang positif Covid-19. Bila semua pihak mematuhi protokol kesehatan, maka penyebaran Covid-19 bisa diantisipasi.

"Harus kita ketahui bersama, bahwa sekarang ini bukan menjelekkan orang yang sudah positif. Tetapi harus menjaga bersama dan mengisolasi agar tidak menyebar virus tersebut. Yang harus dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan lainnya," demikian Anita SKM MKes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar. (mariadi/rel)
SHARE :
 
Top