Maksudnya bahwa bagi kita yang pertama itu adalah keyakinan kepada Allah, wahyuNya. Dan itulah esensi iman dimana Alquran sendiri menceritakan kisah perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah ini.
Hal disampaikan Waled Rusli Daud, SHI, M.Ag saat mengisi pengajian rutin yang diselenggarakan Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Banda Aceh di Hotel Permata Hati. Pengajian rutin yang bekerjasama dengan aliansi Ormas Islam Aceh ini mengambil tema "Mi'raj Rasulullah Saw ke Langit Tujuh, Peristiwa Besar Masa Kenabian, Rabu, 10 Maret 2021.
"Ketika berbenturan akal dengan wahyu maka kita akan mendahulukan wahyu. Sementara akal kita simpan dulu, " ujar Waled Rusli mengawali keagungan kisah perjalanan Isra Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Serta kemudian beliau Mi'raj dari Masjidil Aqsha ke langit ke tujuh atau disebut Sidratil Muntaha.
"Isra Mi’raj adalah kekuasaan Allah. Apa yang disampaikan oleh Nab Muhammad Saw adalah kebenaran hakiki. Tapi bukan berarti ini tidak bisa dibenarkan dengan sains dan akal. Karena perkembangan dunia sekarang justru menunjukkan kebenaran atas peristiwa besar tersebut, " ujar Waled Rusli.
Selanjutnya Waled Rusli yang memimpin Dayah Mishrul Huda Malikussaleh ini juga menceritakan pentingnya kita berislam secara kaffah sebagai muslim.
"Kalau kita berislam secara kaffah (totalitas) maka dunia akan bisa kita kuasai. Dunia akan takluk di depan kita," terang murid kesayangan almarhum Abu Panton ini.
Waled Rusli kemudian memberi contoh, bahwa inilah ini dapat kita lihat pada kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabatnya serta para waliyullah.
Menurut Waled Rusli, terhadap peristiwa besar ini banyak yang tidak mempercayainya. Khususnya orang-orang kafir dan munafik.
"Ad ma yang bilang peristiwa Mi’raj Rasulullah Saw itu cuman dengan ruhnya. Kenapa dibilang begitu, itu karena kebodohannya. Mi’raj Rasulllah adalah perjalanan dengan ruh dan jasad Rasulullah Saw. Isra Mi’raj itu adalah koneksi paralel antara dunia dan langit," kata Waled lagi.
Waled Rusli menambahkan bahwa Isra Mi’raj adalah peristiwa agung yang dilakoni oleh Rasulullah Saw dimana sutradaranya adalah Allah langsung. Peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa besar yang melahirkan sesuatu yang besar. Dan semua itu kata Waled dilakukan oleh Rasulullah Saw dengan menggunakan kenderaan buraq dan dituntun oleh Malaikat Jibril.
Dalam ayat Alquran kata Waled, ketika menceritakan peristiwa ini Allah menggunakan kalimat "Subhannallazi asra", tang menunjuki bahwa Allah itu Maha Suci. Tidak punya anak. Tidak punya mitra. Tapi kenapa ada juga ada Malaikat. Malaikat dijadikan oleh Alllah adalah khendak Allah, kata Waled Rusli menerangkan.
Waled Rusli juga mengatakan bahwa peringatan Isra’ Mi’raj momentum kita memperbaiki Shalat, karena ketika berada di Baitul Maqdis Rasulullah Saw berdo’a agar Allah memberikan dispensasi kepada kita ummatnya.
"Caranya bagaimana, yaitu dengan mengerjakan kewajiban shalat. Shalat yang merupakan tiang agama ini adalah media pengampunan dosa bagi kita umat Islam, " ujar Waled dalam pengajian yang dimoderatori oleh Tgk Marbawi Yusuf Ketua Umum Rabithah Thaliban Aceh ini.
Waled Rusli juga mengisahkan bahwa ketika melakukan Mi'raj ke langit tujuh, disana Rasulullah Saw berjumpa dengan para Nabi. Di langit pertama beliau berjumpa dengan Nabi Adam. Lalu di langit kedua berjumpa dengan Nabi Yahya dan Nabi isa.
Kemudian, lanjut Waled Rusli, selanjutnya di langit ketiga beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf dan di langit ke empat berjumpa dengan Nabi Idris. Langit ke lima berjumpa dengan Nabi Musa dan Harun. Dan selanjutnya di langit ke enam beliau berjumpa dengan Nabi Ibrahim.
Waled Rusli mengatakan bahwa Sidratil Muntaha ini ada yang mengatakan sebagai pohon atau khususnya dikatakan sebagai pohon bidara. Ada yang bilang pohon kehidupan. Disini kemudian Allah memberikan perintah kewajiban shalat kepada kita umat Nabi Muhammad
Pada pengajian ini, generasi muda millenial Banda Aceh antusias mengikuti pengajian rutin Tastafi Banda Aceh. Dari seratusan lebih jama’ah yang hadir adalah wajah-wajah muda millenial.
Para jama’ah dari kalangan generasi millenial ini khusyuk mengikuti pengajian dan bertanya pada sesi tanya jawab.
Pengajian Tastafi di Hotel Permata Hati adalah pengajian ketiga yang diselenggarakan sejak pertama kali hotel ini memfasilitasi pengajian Tastafi Banda Aceh yang diketuai oleh Tgk Umar Rafsanjani, Lc, MA dan bekerjasama dengan aliansi ormas Islam yang diketuai oleh Tgk Zainuddin Ubit.
Tgk Zainuddin Ubit di awal acara pengajian dalam sambutannya menyampaikan ucapan termakasih kepada kepada pihak Hotel Permata Hati Banda Aceh yang telah membantu memfasilitasi pengajian Tastafi.
Atas kebaikan Hotel Permata Hati ini, Tgk Zainuddin juga berdo’a semoga Hotel Permata Hati diberikan keberkahan oleh Allah Swt. Selain lebih seratus jama’ah, hadir dalam pengajian ini sejumlah tokoh di Banda Aceh. Hadir juga yaitu Tgk Mustafa Husen Woyla Ketua Ikatan Sarjana Alumni Dayah(ISAD) yang juga Sekjend Tastafi Banda Aceh, Drs. Muhammad Nasir dari Satpol PP Aceh dan Tgk Sofyan Ketua Majelis Sirrul Mubtadin dan sejumlah tokoh lainnya. (smh/rel)
0 facebook:
Post a Comment