LAMURIONLINE.COM I ACEH BESAR - Poltekkes Kemenkes Aceh, Rabu (27/7) menggelar Lokakarya Mini tentang Pengembangan Desa Binaan di Aula UDKP Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar. Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Dinas Kesehatan Aceh Besar yang di wakili oleh Yuni Asma, SKM selaku Kabid Kesmas dengan materi keberlanjutan MOU Poltekkes Kemenkes Aceh Besar tentang Pengembangan Desa Binaan. Selanjutnya narasumber kedua dari Camat Ingin Jaya, Al Mubarak Akbar, S.STP, M.M dengan pemaparan materi Dukungan Kepala Desa Terhadap Program Desa Binaan. Narasumber ketiga, Kepala Puskesmas Ingin Jaya, dr. Fina Elysa dengan materi Peran Kader dalam Intervensi Desa Binaan.Narasumber keempat, Kapolsek Ingin Jaya Ipda Adlin, SH dengan materi Peran Aparat Desa dan Pengamanan Kegiatan Desa Binaan serta narasumber kelima Danramil Ingin Jaya, Kapten Arh Hamka Siregar dengan pemaparan materi Keamanan Paripurna bagi Masyarakat Desa. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa Dosen Poltekkes Kemenkes Aceh, Mahasiswa dan Alumni Poltekkes Kemenkes Aceh, masyarakat di 7 desa Kemukiman Lamjampok antara lain Keuchik, Kader Kesehatan dan beberapa undangan lainnya.

Kegiatan dibuka langsung Wakil Direktur I Poltekkes Kemenkes Aceh, Dr. Sumihardi, SKM, M.Kes, dilanjutkan dengan laporan kegiatan yang disampaikan oleh Dr. Halimatussakdiah, S.Kp,M.Kep,Sp.Mat selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Aceh.

Secara umum kegiatan Lokakarya Mini yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan di Pengembangan Desa Binaan, yang merupakan wujud dari implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Yeni Rimadeni, SKM, M.Si selaku presenter dalam desiminasi hasil survey mawas diri (SMD) dan juga sebagai  salah satu Dosen di Poltekkes Kemenkes Aceh, memaparkan tentang jumlah kepala keluarga yang menjadi responden, rentang umur responden yang mendominasi, distribusi tingkat pendidikan responden, distribusi pekerjaan kepala keluarga, distribusi umur ibu yang menjadi responden dan distribusi pendidikan ibu yang menjadi responden. 

Dari data yang sudah di rangkum dan diolah sebut Yeni, ada beberapa analisa data, antara lain belum sepenuhnya memanfaatkan dan mengkonsumsi tanaman herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh, belum sesuai menjawab pertanyaan terkait dengan pengetahuan tentang pemeliharaan gigi secara benar dengan penggunaan  jenis pasta gigi, kurangnya pemahaman dalam pembuatan kompos untuk mendaur sampah rumah tangga menjadi pupuk organik dan mempunyai nilai jual untuk penambahan income masyarakat di desa tersebut, masih kurang dalam pemanfaatan pangan lokal yang ada di masyarakat, masih kurang dalam pemanfaatan bahan- bahan dasar yang ada tersedia dirumah untuk kesehatan, kecantikan masyarakat agar tetap bisa merawat dan menjaga kulitnya terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, remaja serta lansia dan masih kurang dalam pemanfaatan limbah rumah tangga. 



Dari analisa data tersebut, maka rencana kegiatan intervensi yang akan di lakukan oleh dosen Poltekkes Kemenkes Aceh antara lain mendemonstrasikan dan melatih cara pembuatan teh celup dari bahan dasar jahe merah, pembuatan pasta gigi herbal menggunakan bahan dasar tanaman  laban, tehnis pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, pembuatan makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yaitu berupa mie dari bahan dasar labu kuning, pembuatan lulur rempah alami, Pemeriksaan SADARI dan pembuatan serbuk pembunuh jentik nyamuk berbahan dasar limbah kulit bawang merah. 




Setelah pemaparan kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama hingga akhir diskusi mendapatkan jadwal yang disepakati untuk dilakukannya intervensi kegiatan yaitu mulai dari bulan Agustus hingga berakhir di bulan September 2022.

Diakhir kegiatan Lokmin, penyerahan sertifikat penghargaan kepada enumerator yang berasal dari mahasiswa/i dan juga alumni Poltekkes Kemenkes Aceh yang diserahkan oleh Kabid Kesmas Dinkes Aceh Besar, Camat Ingin Jaya, Kepala Puskesmas Ingin Jaya, Danramil Ingin Jaya dan Kapolsek Ingin Jaya.*

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top