Peringatan Sumpah Pemuda mengingatkan kita akan pentingnya pembinaan dan pengembangan potensi pemuda  yang sesuai dengan harapan bangsa. Salah satu harapan itu  adalah terwujudnya pemuda Indonesia yang karakteristiknya seperti diajarkan Islam. 

Menurut Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil, seperti dilansir Hidayatullah.com, setidaknya ada lima karakteristik pemuda ideal. Pertama, memiliki keberanian. Pemuda ideal adalah pemuda yang berani menyatakan yang haq (benar) itu haq (benar) dan yang batil (salah) itu batil (salah). Lalu, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.

Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan serta keyakinan. Artinya, seorang pemuda yang baik tidak pernah berhenti belajar dan menuntut ilmu.

Ketiga, selalu berusaha untuk mencari komunitas dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan Allah  pada surah al-Kahfi 18 ayat  13-25. Jadi, berkelompok bukan untuk hura-hura atau sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian, sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf 12  ayat 22-24. Kisah Nabi Yusuf sangat layak dijadikan pegangan para pemuda.

Kelima, tidak pernah menyerah dengan rintangan dan hambatan. Hal itu dicontohkah pemuda Muhammad  yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang  bergelar Al Amin (terpercaya) oleh masyarakatnya.

Dengan memiliki lima karakteristik tersebut, kita yakin pemuda akan mampu menghadapi tantangan zaman. Pemuda seperti itu pula yang telah membuktikan baktinya dalam membebaskan bangsanya sejak Sumpah Pemuda 1928, perjuangan kemerdekaan menghadapi penjajah, hingga “meluruskan” kebijakan pembangunan bangsa melalui gerakan reformasi 1998.    

Pemuda pemberani, pembelajar, bertauhid, berakhlak, serta pemuda yang memiliki sikap tak pernah menyerah, setiap masanya akan menjadi bintang dan penggerak dalam menemukan solusi persoalan umat dan bangsa. Pemuda berkarakter seperti ini tidak pernah menjadi “bebek” atau pengekor, tapi senantiasa berada di barisan depan sebagai pelopor. 

Masalah berikutnya, siapa yang sungguh-sungguh dan bertanggungjawab melakukan pembinaan terhadap pemuda tingkat kampung hingga tingkat nasional. Kita mendapatkan informasi, kebijakan pembangunan pemuda mulai melemah dan kurang arah pada tingkat paling bawah di kampung-kampung. Misalnya, dana desa belum dimanfaatkan optimal untuk memfasilitasi berbagai program pembinaan pemuda, remaja dan anak-anak. 

Karena itu, dengan semangat Sumpah Pemuda, sudah seharusnya kebijakan, program dan anggaran pembinaan pemuda diarahkan pada pembentukan pemuda yang memiliki karakteristik ideal. Salah satu basis yang dapat digunakan adalah pemuda dan remaja masjid di desa-desa.  Pembinaan dan pengembangan potensi mereka dapat difasilitasi dengan dana desa atau sumber dana lainnya. 

Dengan ini kita harapkan pemuda dan remaja masjid di desa-desa akan manjadi sumber SDM bangsa yang memiliki komitmen tinggi melestarikan dan memajukan bangsa ini. (smh)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top