Bapak Syarifuddin S. Malem salah seorang penulis dalam buku Rincong Kata (kiri) bersama Kepala Kantor Kemenag Kab. Aceh Timur, H. Salamina, S.Ag., M.A. (kanan)

lamurionline.com -- Idi - Dalam perjalanan sejarah perkembangan Islam di Nusantara, bahkan dunia, Aceh telah menunjukkan identitas keislamannya. Ulama sekaligus sastrawan muncul menebarkan dakwah melalui syair yang hari ini masih menjadi warisan pengetahuan, seperti  karya Hamzah Fansuri berjudul Perahu, Mencari Tuhan, Si Burung Pingai, Syair Dagang, dan Man 'Arafa.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur, H. Salamina, S.Ag., M.A ketika diminta tanggapannya mengenai buku Rincong Kata yang diterbitkan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (Perruas) itu memuat puisi-puisi yang bertemakan kearifan lokal Aceh dengan kekayaan budaya dan wisatanya. Ditulis oleh anggota  Perruas Aceh dan 7 diantaranya adalah anggota Forum Penulis Kemenag Aceh Timur (PeKAT).

Gairah yang telah ditunjukkan oleh Hamzah Fansuri dalam sastra Melayu, menurut Salamina, setidaknya memberikan motivasi dan semangat bagi kita di bidang sastra.

“Hal ini telah ditunjukkan oleh guru madrasah kita melahirkan buku Rincong Kata. Para penulis yang terhimpun dalam anggota Perruas dan terdapat juga anggota PeKAT dengan sastra yang indah telah mampu memberikan pesan nasehat dan dakwah, seperti tentang syariat Islam, pendidikan, sejarah, cerita daerah, motivasi, heroisme, kesenian, peristiwa sejarah, tujuan dan pandangan hidup,  tokoh, kesenian, ketauhidan, akhlak dan etika, arah dan tujuan hidup, dan masih banyak pesan lainnya,” urai Salamina.

Untuk memperkuat argumennya, Salamina memberikan apresiasi terhadap beberapa puisi karya guru madrasah yang terdapat dalam buku Rincong Kata. Salah satu diantaranya adalah karya guru MTsN 3 Aceh Timur, Syarifuddin S. Malem

“Seperti puisi yang berjudul Monisa karya Sarifuddin S. Malem, menyampaikan pesan untuk terwujudnya sebuah harapan yang hampir sirna mengenai bukti peradaban Islam di Peureulak,  masuknya Islam pertama di Asia Tenggara, dengan membangun Monumen Islam Asia Tenggara,” tukas Salamina.

Salamina juga menanggapi puisi karya Dinar Puspita Ayu guru MIN 28 Aceh Timur berjudul Putri Berjiwa Tentara yang mengisahkan Laksamana Malahayati, panglima perang angkatan laut yang mengamankan Selat Malaka dari serangan Portugis dan berhasil membunuh Cornelis De Houtman. 

“Pesan yang disampaikan dalam puisi Putri Berjiwa Tentara mengisahkan patriotisme dan heroisme Laksamana Malahayati yang sanat inspiratif bagi wanita Aceh sebagai pejuang,” tandasnya.

Sebagai Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur, Salamina memberikan apresiasi dan terimakasih kepada anggota Perruas telah melahirkan buku Rencong Kata dan melibatkan anggota PeKAT di dalamnya.

“Terima kasih tim Perruas. Semoga buku Rincong Kata bermanfaat bagi siswa-siswi dan guru di lingkungan Kementerian Agama sebagai khazanah ilmu pengetahuan. Buku ini juga memberikan inspirasi untuk gemar menulis puisi sebagai media dan sarana ilmu pengetahuan dan dakwah,” imbuhnya.

Secara khusus Salamina menyampaikan terima kasih kepada guru madrasah di lingkungan Kemenag Aceh Timur yang telah ikut andil dalam penulisan buku Rincong Kata.

“Terimakasih kami ucapkan kepada Herdiansyah, S. Pd. Nurhasanah Permata Sembiring, M. Pd.  Syarifuddin S. Malem, M. Pd., M. Iwan Kurniawan, S. Pd. Zuarni, S. Pd. Dinar Puspita Ayu, S. Pd dan Fitriani, S. Pd.I," pungkas Salamina.(Cek Man/Irfan)

Editor : Hamdani Mulya

Sumber Berita : (aceh.kemenag.go.id/Inmas Aceh)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top