lamurionline.com -- Lhokseumawe- Hamdani Mulya penulis buku Bahasa Indatu Nenek Moyang Ureueng Aceh mengajak semua lapisan masyarakat untuk santun berbahasa Aceh. Ajakan itu Hamdani lakukan karena keprihatinannya melihat fenomena merosotnya moral para generasi muda Aceh dalam berbicara sudah sangat kurang sopan.

Ia sebagai penulis buku Bahasa Aceh dan Pengamat budaya Aceh menilai saat ini banyak kesalahan dalam berbahasa Aceh yang dilakukan oleh oknum tertentu yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat Aceh.

Seperti penggunaan bahasa Aceh yang tidak beradab, tidak beretika, dan tidak santun. Dengan maraknya penggunaan bahasa yang kotor, jauh dari kesantunan yang menyebabkan kericuhan.

Hamdani mengatakan bahwa rumpun suku bangsa Aceh adalah keturunan bangsa terhormat, Aceh merupakan keturunan para ulama yang juga banyak melahirkan pahlawan. Seharusnya generasi muda saat berbicara bahasa Aceh harus beradab dan santun mencerminkan bangsa yang berakhlak luhur, seperti bahasa Aceh warisan indatu (nenek moyang) orang Aceh yang memiliki peradaban tinggi. Bahasa Aceh warisan leluhur orang Aceh sangat halus dan santun.

"Banyak generasi muda sekarang, kita amati di media sosial dalam berbicara tidak sopan, mereka tidak malu memaki, mencaci, dan memfitnah orang lain dengan bahasa yang sangat kotor," ungkap Hamdani.

Ia mengajak semua lapisan masyarakat Aceh untuk kembali ke bahasa Aceh yang sopan, halus, dan lembut. Baik saat berkomunikasi, berdebat, maupun berdikusi dalam bahasa Aceh.

"Jangan sampai malu semua orang Aceh, karena ada oknum yang berbicara bahasa Aceh tidak beradab," Hamdani menambahkan.

Ia mengharapkan kepada semua orang Aceh yang berdomisili di Aceh, luar Aceh, dan yang tinggal di luar negeri untuk mengedepankan kesantunan dalam berbahasa Aceh. Sehingga Aceh sebagai suku bangsa yang beradab lebih terhormat di mata masyarakat dunia.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top