Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Islam menganjurkan umatnya memakan makanan halal dan menjauhi yang haram. Karena makanan haram dapat menolak amal ibadahnya  walau tanpa disengaja. Satu suap saja seseorang  memakan makanan haram, Allah tidak akan menerima doa dan amal ibadahnya selama 40 hari. Lalu  bagaimanakah jika selalu mengkonsumsi yang haram? Karena daging yang tumbuh dari makanan haram tempat yang layak untuknya adalah neraka jahannam. 

Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 168, Allah Swt berfirman, "Wahai sekalian manusia, makanlah  yang halal lagi baik yang terdapat di muka bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan musuh yang nyata bagimu.

Berkenaan dengan hal tersebut, mari kita hayati sebuah kisah menarik yang sangat menggugah hati untuk dipedomani. Kisah inspiratif yang dapat membuka mata hati agar menjauhi makanan haram.

Dalam kajian muslimah rutin di dayah Darul Washilin al-Amiriyah Lamtheun Aceh Besar, Teungku Syekh Mukhtaruddin menjelaskan sebuah kisah. Suatu ketika, seorang sufi bernama Ibrahim bin Adham pergi menunaikan ibadah haji. Selesai mengerjakan ibadah haji ia berniat akan berziarah ke masjidil Aqsha di Palestina. Sebagai bekal di perjalanan, ia membeli kurma pada seorang pedagang tua di dekat masjidil Haram.

Pedang tua itu menimbang kurma yang akan dibeli Ibrahim. Tiba-tiba satu kurma terjatuh dari timbangan pedagang tua. Ibrahim mengambil dan memakannya. Karena ia mengira bahwa kurma yang  terjatuh bagian dari miliknya. Kemudian itu ia berangkat ke masjidil Aqsha dalam jangka waktu empat bulan.  

Syaikh Mukhtaruddin melanjutkan kisahnya bahwa setelah melewati perjalanan yang panjang, maka tibalah Ibrahim bin Adham ke masjidil Aqsha. Ia memasuki masjid dan mencari tempat beribadah yang nyaman. Ibrahim mengambil tempat di bawah kubah Sakhra. Ibrahim beribadah dan berdoa dengan khusyuk tanpa keraguan. 

Ditengah-tengah beribadah, Ibrahim mendengar dua orang malaikat sedang berdialog mengenai dirinya. Malaikat berkata, "Itu Ibrahim bin Adham, seorang ahli ibadah yang wara' dan zuhud. Tapi sayang ibadahnya ditolak oleh Allah karena memakan satu biji kurma milik pedagang tua di masjidil Haram. 

Mendengar percakapan malaikat, Ibrahim terkejut dan was-was. Ia berkata dalam hatinya, berarti ibadahku yang selama ini aku lakukan tidak diterima oleh Allah. Maka ia pun  menghentikan ibadahnya. Ibrahim kembali ke masjidil Haram untuk meluruskan keraguannya. 

Maka berangkatlah Ibrahim dalam jangka waktu yang lama. Ketika sampai ke Madinah, ia menemui pedagang tua tempat ia  membeli kurma. Akan tetapi di tempat tersebut tidak ada pedagang tua, melainkan  seorang anak muda. 

Ibrahim bertanya kepada pemuda tentang keberadaan pedagang tua. Anak itu berkata, "Dia ayahku. Beberapa waktu yang lalu sudah meninggal dunia." Betapa panik Ibrahim bin Adham. Ia menceritakan perihal mengenai dirinya  kepada anak muda tersebut. Lalu ia meminta izin agar kurma yang dimakannya  ketika itu dihalalkan. 

Pemuda itu berkata, " Insya Allah saya halalkan, tapi saya tidak tau dengan saudara-saudara saya. Saya memiliki 11 saudara yang sama-sama sebagai ahli waris dari orang tua kami."  Ibrahim Adham berkata, "Tolong beritahukan alamat mereka kepadaku."

Teungku Syaikh Mukhtar  menuturkan, Ibrahim berjalan menelusuri gunung dan lembah untuk mencari alamat anak-anak pedagang tua satu persatu. Ia menjumpai semua anak-anak pedagang tua dan meminta kehalalan kurma yang terlanjur dimakannya. Maka Ibrahim mendapatkan kehalalan terhadap dirinya. 

Setelah keraguannya selesai, Ibrahim kembali ke masjidil Aqsha melanjutkan ibadahnya. Ketika sedang beribadah, ia mendengar dua malaikat kembali bercakap-cakap tentang dirinya. Malaikat berkata, "Itu Ibrahim Adham, yang dulu ditolak doa dan  ibadahnya karena memakan haram. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Doa dan ibadahnya kembali diterima oleh Allah karena sudah mendapat kehalalan dari pedagang kurma. 

Demikian kisah penuh inspirasi. Yang dapat diambil hikmah agar selalu menjaga dan memakan makanan halal supaya amal ibadah kita diterima oleh Allah Swt.  Tidak sengaja saja Allah menolak ibadah, lalu bagaimana dengan yang disengaja? Mari kita menjawabnya dengan menggunakan iman dan cahaya kebenaran. Insya Allah kita dapat terhindar dari makanan haram, baik sengaja maupun tidak.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top