Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan sahabat


Asyu-Sy'arak salah satu nama surah yang terdapat  dalam Al-Quran. Tulisan ini menjelaskan berkaitan dengan penyair di negeri Arab yang dikenal sebagai negerinya para penyair. 

Dalam pengajian Muslimah di Dayah Thalibul Huda Bayu Lamcot Aceh Besar, Abi Hasbi Albayuni menjelaskan tentang seorang penyair terkenal yang masuk Islam karena terpesona dengan gerakan dan ucapan dalam ibadah Rasulullah saw. 

Abi Hasbi mengisahkan, sebelum datangnya Islam, orang-orang Arab sangat meminati syair. Mereka berlomba-lomba menjadi penyair yang hebat dan terkenal. Para penyair tersebut membuat syair-syair yang bagus kemudian melombakannya. Syair-syair yang menang akan ditempelkan di dinding ka'bah sebagai penghargaan untuk dilihat oleh orang banyak. 

Dahulu ka'bah tidak menggunakan penutup seperti kain kiswah, tetapi tertutupi dengan tempelan syair-syair para penyair yang telah menang lomba. Namun, setelah Al-Quran diturunkan menjadi saingan bagi penyair. Al-Quran bukanlah syair, tetapi syiar yang dapat mengalahkan syair. 

Menurut Abi Hasbi, syair ketika itu banyak mengandung kedustaan, tidak terdapat kebenaran di dalamnya. Kata-katanya mengandung rayuan dan pujian yang tidak sewajarnya. Kebohongan dan penistaan menjadi musik terindah. Setiap yang mendengar terpengaruh hingga melupakan kebenaran yang sesungguhnya. 

Seorang penyair ulung bernama Thufail bin Amr. Ia terkenal hebat di seluruh jazirah Arab. Menjadi sosok yang dihormati sehingga keberadaannya selalu didampingi dan dikawal.  Hingga suatu ketika ia melakukan ziarah tahunan ke ka'bah. Rombongan beriringan mengawal Thufail yang datang menghampiri ka'bah. 

Mengetahui hal tersebut, diantara Quraisy jahiliyah berkata kepada Thufail, "Berhati-hatilah wahai Thufail, karena sekarang di Mekah sedang ada seseorang yang mengaku dirinya nabi dan datang membawa agama baru. Tuan jangan pernah menemuinya dan tutuplah telingamu agar jangan sampai terdengar pengaruh ajarannya." 

Mendengar pernyataan  tersebut Thufail menyumpal telinganya rapat-rapat hingga tidak bisa mendengar lagi. Setelah beberapa saat berada di depan ka'bah,  Thufail melihat seseorang yang tidak ia kenal. Orang tersebut melakukan gerakan-gerakan yang menarik perhatian Thufail. Ia mendekati dan menyimak gerakan tersebut. Tiba-tiba ada bisikan samar-samar.  Kemudian ia pun menarik penutup telinga dan ikut mendengar ucapan-ucapan yang dibacakan orang tersebut dalam gerakannya. 

Sang misterius tersebut yang tidak lain adalah Rasulullah saw, segera meninggalkan ka'bah setelah selesai beribadah. Ternyata Thufail mengikuti baginda Nabi hingga tiba di rumahnya. Setelah bertemu dengan Rasulullah, ia pun  masuk Islam. Seorang penyair kebangaan orang Arab yang selalu dikawal, kini tabirnya terbuka. Betapa kecewanya para munafik Quraisy yang telah mempengaruhi pikiran Thufail. Apa yang mereka khawatirkan kini telah terjadi. Thufair sudah menjadi pengikut Muhammad. 

Abi Hasbi melanjutkan kisahnya. Setelah Thufail bersama-sama dengan Rasulullah, ia bercerita tentang kaumnya Daus. Thufail ingin agar mereka mendapatkan hidayah seperti dirinya. Sosok saleh ini meminta kepada Rasulullah untuk mendoakan kaumnya.  

Ketaatan Thufail kepada Allah dan kecintaan terhadap Rasulullah sungguh luar biasa. Islam menjadi kebangaan baginya. Berkat kesalehannya Allah memberikan karamah kepada Thufail dengan cahaya di dahinya. Doanya dikabulkan Allah. Karena khawatir dengan kondisi kaumnya, ia meminta agar cahaya di dahi tersebut dipindahkan ke ujung cambuknya, sehingga cambuknya bercahaya. 

Setelah itu Thufail kembali ke negeri Yaman. Ia menemui ayahnya dan berkata, "Wahai ayah, aku sudah beriman kepada Allah dalam agama Muhammad yang benar dan mulia." Lalu ayahnya berkata, "Agama apapun yang engkau yakini itulah agamuku." Demikian juga dengan pernyataan sang istrinya. Mereka sekeluarga segera beriman dan meyakini kebenaran Islam. Hanya umatnya saja yang sulit menerima dakwah yang disampaikan Thufail.  

Diantara sekian banyak kaum Daus di Yaman, hanya satu orang yang tertarik dengan kebanaran Islam. Dia adalah Abu Hurairah. Sehingga Rasulullah saw bertanya kepadanya, "Siapakah tuan?" Abu Hurairah menjawab, "Saya dari Daus." Rasulullah berkata, "Tidak ada orang Daus yang percaya dengan Islam selain dirimu."

Begitulah kisah penyair yang mengharukan dan menggetarkan jiwa. Allah Swt telah menyinari cahaya iman ke dalam sanubari Thufail. Allah akan memberi petunjuk bagi orang-orang yang dikehendakinya. Semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top