LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH
- Kanwil Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh menyelenggarakan kegiatan pembinaan intensif bagi sembilan peserta terpilih dari sembilan kategori Lomba Penyuluh Award Tahun 2025 Tingkat Provinsi di Aula Hotel Madinatul Zahra, Banda Aceh, pada 14–15 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan duta-duta terbaik dari Aceh menuju ajang nasional. 

Pembinaan dibuka oleh Ketua Tim Penyuluh Agama Provinsi Aceh yang juga Ketua IPARI Aceh, Dra. Evi Sri Rahayu, M.Sos. Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya peran penyuluh dalam menghadirkan inovasi dakwah yang membumi dan menyentuh kehidupan masyarakat. 

“Saya bangga melihat penyuluh kita semakin kreatif dan inovatif. Ini menunjukkan bahwa penyuluh bukan hanya hadir, tapi hidup di tengah umat,” ujarnya.

Salah satu yang mencuri perhatian dalam pembinaan kali ini adalah Nurjannah, S.Sos.I, M.Sos.I, perwakilan dari Kabupaten Aceh Utara dalam kategori Penguatan Moderasi Beragama. Ia mengangkat karya bertajuk "Tradisi Khanduri Blang sebagai Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara."

Karya Nurjannah berangkat dari pengamatan mendalam terhadap praktik tradisi Khanduri Blang, sebuah ritual adat petani sebelum turun ke sawah menjadi ajang pertemuan lintas komunitas dan lintas mazhab dalam semangat gotong royong dan kekeluargaan. Melalui pendekatan etnografis dan penyuluhan partisipatif, Nurjannah menunjukkan kearifan lokal seperti Khanduri Blang dapat menjadi wahana strategis dalam memperkuat nilai-nilai toleransi, dialog antar kelompok, serta cinta tanah air.



“Khanduri Blang bukan hanya tradisi bercorak agraris, tetapi juga simbol persatuan masyarakat yang menjunjung keberagaman. Dari sini, moderasi beragama tidak hanya diajarkan, tetapi dihidupkan,” jelas Nurjannah saat sesi presentasi.

Melalui kegiatan ini, para peserta tidak hanya mempresentasikan karya inovatif mereka, tetapi juga mendapatkan masukan langsung dari tim juri untuk penyempurnaan substansi dan penguatan narasi. Model pembinaan berbasis dialog ini dinilai efektif dalam membentuk kesiapan peserta secara substansi, teknik penyampaian, dan mental menuju kompetisi tingkat nasional.

Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi tinggi, peserta seperti Nurjannah membuktikan bahwa penyuluh agama memiliki daya cipta yang luar biasa dalam merespons isu-isu sosial keagamaan dengan pendekatan yang kontekstual dan menyentuh akar budaya masyarakat. (Syahrati)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top