LAMURIONLINE.COM | ACEH - Ada yang lebih berbahaya daripada sekadar kehilangan arah: kehilangan ruh dari sebuah gerakan Islam. Di balik banyak bendera organisasi yang mengklaim diri pejuang agama, kita menyaksikan gejala memprihatinkan  Islam tinggal simbol. Pengajian rutin digeser oleh rapat-rapat administratif, dan ilmu agama semakin tergeser dari prioritas. Tanpa ilmu, dakwah hanya menjadi gema yang kehilangan makna.

Tgk. Muhammad Afif Irvandi El Tahiry, Founder (Komunitas Muda Peduli Dakwah) KMPD, menilai bahwa organisasi Islam saat ini lebih sibuk pada formalitas ketimbang memperdalam ilmu. “Banyak organisasi membawa nama Islam, tetapi ruh Islamnya hilang. Tanpa ilmu yang benar, perjuangan dakwah akan terhambat dan tidak menghasilkan perubahan nyata,” tegasnya.

Ia menyoroti bahwa di banyak organisasi, struktur kepengurusan rapi dan acara besar terus bergulir, namun kaderisasi berbasis ilmu telah diabaikan. Tradisi sanad keilmuan, yang selama berabad-abad menjadi pondasi dakwah, makin jarang disentuh. Akibatnya, kader yang lahir tidak memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran yang mereka bawa. “Berbicara perubahan umat tanpa ilmu itu seperti berjalan di jalan gelap,” tambahnya.

Pandangan ini sejalan dengan pesan para ulama besar. Imam al-Ghazali menegaskan bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi hati, dan tanpa ilmu amal tidak akan diterima. Ibnu Farabi mengingatkan bahwa peradaban tanpa ilmu mudah hancur. Ulama Aceh seperti Abuya Muda Waly dan Abu Selimum juga menegaskan bahwa tanpa ilmu, umat berjalan dalam kegelapan dan dakwah menjadi sia-sia.

Pesan serupa datang dari para tokoh lain, Abu Kuta Krueng mengingatkan pentingnya terus menuntut ilmu; Aba Lamno menyebut organisasi tanpa pengajian sebagai organisasi yang menuju kehancuran; Ayah Tu Sop Jenieb menegaskan ilmu sebagai cahaya yang tak akan padam; Buya Hamka menyebut ilmu sebagai senjata utama dakwah; Abah Guru Sekumpul menyebut dakwah tanpa ilmu hanyalah bicara kosong; dan Habib Nabil Al-Musawa mengibaratkan dakwah tanpa ilmu seperti pohon tanpa akar.

Baca Juga : Kebangkitan Peradaban Diawali Kebangkitan Ilmu

KMPD menilai pesan-pesan ulama ini adalah peringatan keras bahwa dakwah sejati hanya dapat bertahan dengan pondasi ilmu yang kuat. Maka, KMPD menyerukan tiga langkah utama: menghidupkan kembali pengajian sebagai program inti, menjadikan penguasaan ilmu agama sebagai syarat kaderisasi, dan memastikan setiap pengurus dibimbing langsung oleh ulama bersanad yang sahih.

“Rasulullah SAW membangun umat dengan ilmu, bukan dengan rapat-rapat kosong,” tutup Tgk. Afif. “Kita tidak butuh organisasi yang hanya sibuk dengan formalitas. Kita butuh organisasi yang menjadikan ilmu sebagai pondasi, agar dakwah kembali murni dan mampu membimbing umat ke jalan yang benar,” tutup Tgk Muhammad.

SHARE :

0 facebook:

 
Top