Oleh: Juariah Anzib, S.Ag 

Penulis Buku Wakaf di Aceh, Tradisi, Inovasi dan Keberkahan


Kehidupan dunia adalah ladang yang terhampar penuh nikmat. Namun nikmat tersebut tidak datang secara ajaib (sinsalabin abrakadabra). Semuanya memerlukan proses, usaha, dan aktivitas manusia untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tanpa upaya, semua hanya akan sia-sia.

Dunia merupakan jembatan menuju kenikmatan hidup ukhrawi, tempat kita mengumpulkan bekal amal yang hakiki. Untuk itu, semangat hidup yang tinggi, khususnya yang berlandaskan ibadah kepada Allah, adalah sarana utama menuju kesuksesan dunia dan akhirat.

Mengutip 'Aidh al-Qarni dalam bukunya Akhirnya Kutemukan Kebahagiaan Sejati, ada tiga langkah positif yang dapat kita lakukan untuk mencapai nikmat dan kebahagiaan sejati dalam hidup.

Pertama, membiasakan tidur di awal malam. Para ulama dan dokter sepakat bahwa tidur di awal malam adalah nikmat yang mendatangkan kebaikan, baik secara jasmani maupun rohani. Tubuh yang mendapatkan istirahat cukup akan memiliki pikiran yang sehat, sehingga mampu menunaikan ibadah dan aktivitas harian dengan baik.

Ironisnya, kini banyak remaja, bahkan dewasa, menggunakan malam hari bukan untuk beristirahat, melainkan untuk begadang, bersenang-senang, atau aktivitas tak berguna hingga dini hari. Pola ini sangat merugikan kesehatan dan mengaburkan tujuan hidup. 

Begadang hingga pagi dan tidur sepanjang siang bertentangan dengan syariat dan nasihat Rasulullah saw. Beliau mengajarkan keberkahan datang di waktu pagi, sebagaimana doanya: "Ya Allah, berkahilah bagi umatku ketika mereka beraktivitas di pagi hari." (HR. Tirmidzi). Tidur di pagi hari justru berpotensi menjadi awal kemalangan dan terhalangnya rezeki.

Kedua, bangun dini hari. Kebaikan yang kedua adalah bangun dini hari. Secara kesehatan, bangun pagi sangatlah menyehatkan. Kondisi alam yang masih stabil dan udaranya yang bersih sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan paru-paru dan tubuh secara keseluruhan. Ini adalah nikmat tak terhingga yang sering kita lewatkan.

Kenikmatan ini akan berlipat ganda jika kita barengi dengan jalan pagi. Menghirup udara bersih sambil bergerak adalah langkah positif yang amat bermanfaat bagi kebugaran tubuh dan ketenangan jiwa.

Ketiga, membiasakan berjalan kaki. Seiring perkembangan zaman, kini orang kian enggan berjalan kaki. Bahkan untuk jarak yang sangat dekat, kendaraan menjadi pilihan utama. Akibatnya, tubuh jadi jarang bergerak, yang kemudian memicu timbulnya berbagai penyakit. Keringat yang seharusnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit sebagai endapan cairan kini jarang terproduksi.

Para pendahulu kita tidak perlu berolahraga secara khusus karena aktivitas harian mereka menuntut mereka untuk banyak berjalan kaki. Berjalan kaki adalah resep alami untuk hidup sehat, bugar, dan tenteram.

Karena itu, mari kita kembalikan dan sempurnakan nikmat pendukung kesuksesan ini dengan menerapkan kembali pola hidup sehat yang Islami: tidur di awal malam, bangun dini hari, dan membiasakan berjalan kaki. Niscaya kesehatan prima dan kenikmatan hidup sejati, di dunia dan akhirat, akan kita peroleh.

SHARE :

0 facebook:

 
Top