Lamurionline.com--Apa yang akan dilakukan seorang ibu jika mendapati anak kesayangannya mati terbunuh? Marah, menangis sejadi-jadinya, atau minimal sedih berkelanjutan. Tapi yang demikian tidak berlaku bagi Ummu Nidhal Farhat. Seorang ibu  yang tinggal di kawasan Syuja'iyyah, Jalur Gaza ini malah bersyukur saat mendapati putranya tewas diberondong tentara Zionis "Israel".
Bukan cuma satu putra, tapi tiga orang putranya gugur sebagai syahid, insyaAllah, di medan tempur melawan Zionis. diterima dari Hidayatullah.com dan tim Sahabat Al-Aqsha sempat diantar berkunjung kerumah Ummu Nidhal yang berlokasi di kawasan padat penduduk. Rumahnya terletak di ujung gang buntu yang pas-pasan dilalui satu mobil. Bangunan bertingkat yang sederhana tanpa pilar-pilar dan balkon nan megah. Saat itu disambut ketiga putra Ummu Nidhal. Sementara Ummu Nidhal menunggu di ruang tamunya. Ruangan berukuran sekitar 3,5 x 4 meter dengan satu set sofa berbentuk letter U. Di dinding tempat dia bersandar terpanjang lukisan kaligrafi dan sepucuk senapan tua. 

Ummu Nidhal duduk bersebrangan dengan tim dengan abaya hitam dan jilbab besar warna putih. Kakinya dibalut selimut. "Rumah ini pernah diroket oleh Israel hingga rata dengan tanah," bisik seseorang yang menemani tim hidayatullah.com dan Sahabat Al-Aqshawaktu itu. Nama asli Ummu Nidhal adalah Maryam Muhammad Moheisin. Dia lahir di Gaza, 24 Desember 1949. Dia juga dikenal dengan julukan Khansa' dari Palestina. Khansa' adalah seorang sahabat Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wassalallam dar kalangan wanita yang seluruh anaknya syahid di medan jihad.

Hal serupa juga terjadi pada Ummu Nidhal. Tiga putranya, Nidhal Farhat, Muhammad Fathi Farhat, dan Rawad Farhat gugur di medan jihad melawan penjajahan Zionis Israel. "Setiap kali mendapat kabar putranya gugur, Ummu Nidhal keluar rumah dan membagi-bagikan manisan. Sebagai tanda syukur putranya mati syahid di jalan Allah," kata sumber tadi. Pada pertemuan itu, Ummu Nidhal memang tidak menyinggung soal ketiga putranya yang syahid. Dia juga tidak mengeluhkan perjuangan berat yang tengah dihadapi negerinya itu.

Dia lebih banyak memberikan kata sambutan kepada tim dan menasehati agar selalu ikhlas dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan berbagai kelezatan dunia. "Kita tinggalkan kelezatan dunia, Allah akan ganti," katanya. Ummu Nidhal juga mengatakan, kemenangan mujahidin Gaza dalam perang 8 hari di bulan November 2012 lalu bukan kemengan Gaza sendiri. Katanya,penduduk Gaza sedikit tapi dibantu saudara-saudara seiman sedunia. "Kemenangan ini adalah saham-saham kalian juga," kata anggota parlemen dari Hamas ini. Dia melanjutkan, perang yang terbaru November 2012 lalu adalah perang penting. Katanya, setelah itu kita akan masuk ke perang berikutnya. "Yakni perang untuk kemerdekaan seluruh Palestina dan al-Quds,"  katanya.*  Hidayatullah.com
SHARE :
 
Top