Ada suka, ada duka. Ada susah, ada senang. Ada kaya, ada miskin. Ada udang, ada bakwan, lho! Kok gak nyambung? Hehe… Ada rahmat, ada musibah. Ada hidup, ada mati, dan seterusnya. Begitulah kehidupan yang kita jalani sehari-hari. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari hukum alam yang telah digariskan oleh Sang Pencipta, Allah SWT. Suka atau tidak suka, kita semua akan mengalaminya. Hidup itu kata sebagian orang ibarat roda yang terus berputar. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Dimanapun posisi kita berada, selalu ada hikmah dan 'ibrah (pelajaran) yang akan kita temukan. Mungkin ada orang yang berpikir bahwa detik-detik hidupnya selalu dipenuhi dengan musibah dan kesusahan. 

Namun tidak dapat dipungkiri, pada kenyataannya ada juga masa-masa dia berbahagia dan penuh dengan senyum. Mengapa Allah SWT memberikan cobaan dan musibah kepada manusia? Mengapa tidak memberikan hal-hal yang susah? Nah, mari kita lihat hikmah yang terkandung di balik itu semua. Bencana bagi orang kafir jelas sekali merupakan azab dari Allah SWT. Mereka diganjar dengan azab akibat dosa dan kekufuran. Pelajaran tersebut dapat kita ambil dari cerita-cerita ummat terdahulu. Ada yang di azab dengan hujan batu dari langit. Ada yang di siksa dengan petir yang menggelegar. Ada yang dibenamkan hidup-hidup ke dalam perut bumi, dan ada yang ditenggelamkan ke samudra luas. Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri (Al- 'Ankabut, 29:40) Bagi umat Islam, musibah dan cobaan itu mempunyai maksud yang berbeda. Apa saja maksud-maksud di balik setiap bencana yang diberikan Allah SWT? 

Pertama, sebagai ujian terhadap orang yang beriman. Seperti halnya mendapatkan ijazah hasil belajar, tentunya harus lulus ujian dulu. Maka seorang Muslim baru benar-benar di akui sebagai Muslim apabila dia sabar dan lulus dalam ujian yang dihadapinya. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al-Baqarah, 2:155-157) 

Kedua, sebagai peringatan akan perbuatan tangan kita sendiri. Mengapa terjadi banjir, kebakaran hutan, polisi, eh salah … polusi maksudnya, hehe … kemarau, pencemaran lingkungan dan sebagainya? Jawabannya adalah karena Allah SWT ingin memperingatkan kita akibat dari rusaknya keharmonisan alam. Bukankah kita sendiri yang menebang hutan secara membabi buta? Babi saja tidak buta sehingga mau merusak lingkungan hidup sendiri, nah manusia malahan merusak rumah tempat tinggal sendiri. Bukankan kita s e n d i r i y a n g m e m b u a n g s a m p a h sembarangan dan menciptakan polusi udara melalui pabrik industry dan sebagainya? Lantas ketika Allah SWT memberikan sedikit musibah, siapakah yang patut disalahkan kalau bukan kita sendiri? Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan k a re n a p e r b u a t a n t a n g a n manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar Rum, 30:41) 

Ketiga, musibah sebagai penghapus dosa. Tentunya hal tersebut berlaku bagi mereka yang sabar dan menerima dengan lapang dada. Banyak dari kita berkeluh-kesah terhadap musibah yang melanda. Tertusuk duri sedikit saja bisa menangis semalaman. Ada orang yang lebih aneh, tergores sedikit saja malah mengumumkannya di Facebook segala, hehe… Biar orang lain tau kah? Ayolah, jadi ummat Nabi Muhammad SAW itu harus tangguh. Jangan sedikit dapat cobaan cengengnya minta ampun. Nabi SAW bersabda, “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah menimpa seorang mukmin suatu kesulitan, cobaan, gelisah dan kesedihan kecuali Allah hapuskan darinya dengan aneka musibah itu semua kesalahan-kesalahannya, sampai duri yang menusuknya pun diganjar seperti itu" (H.R. Bukhari dan Muslim) Nah, pembaca sekalian, musibahmusibah seperti di atas adalah sesuatu yang dapat kita lihat dengan mata kepala. Namun, pernahkah kita memikirkan bahwa terkadang Allah SWT menguji kita dengan musibah yang tidak nampak? Wah, memangnya ada musibah yang tidak nampak yah? 

Contohnya adalah ketika kita merasa mudah sekali meninggalkan shalat atau kewajiban-kewajiban agama lainnya, bukankah itu sebenarnya sebuah musibah? Karena kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT yang lebih banyak lagi. Ketika kita suka sekali menghina, mengumpat, membohongi, dan menipu orang lain, bukankah itu sebenarnya sebuah musibah? Karena amal-amal baik yang ada pada kita akan ditransfer oleh Allah SWT kepada orang yang kita sakiti. Capek saja kita beribadah mengumpulkan pahala, tapi orang lain yang menikmati. Nah, kalau ada orang yang menghina kita, maka biarkan saja tidak usah dibalas, karena Allah SWT yang akan membalasnya. Kalau orang tersebut tidak mempunyai amal baik sedikitpun, terus kita dapat apa yah? Hehe… Ketika kita melanggar hukum Allah seperti melakukan korupsi, membuka aurat, dan sebagainya, bukankah itu sebuah musibah? Karena dengan demikian kita mengundang sendiri murka dari Sang Kekasih, Allah SWT. Bagaimana kita akan mendapatkan ketenangan dan keberkahan hidup kalau Sang Pencipta hidup itu murka kepada kita? Maka kembalilah kita kepada Allah SWT supaya kita selamat dari semua musibah. Bersegeralah mohon ampunan- Nya, karena kita semua akan kembali kepada- Nya. Yang jelas dibalik setiap musibah yang Allah berikan itu pasti ada hikmahnya. Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah untuk senantiasa bersyukur dan bersabar atas semua ketetapan-Nya. 

Ya Allah, jadikanlah kami tergolong hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur dan bersabar, Amin. Jikalau sekiranya penduduk negerinegeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka K a m i s i k s a m e r e k a d i s e b a b k a n perbuatannya (Al-A'raf, 7:96) 

Malaysia, June 30/00:30 a.m. (Akhi ©2013)
SHARE :
 
Top