Lamurionline.com--MEDAN - Maraknya pemberitaan tes keperawanan bagi calon siswi SMA memancing reaksi para Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan. Menurut mereka, tes keperawanan tidak mungkin dilakukan karena melanggar aurat dan akan menimbulkan fitnah maupun aib bagi yang menjalani tes tersebut.



"Dalam islam, seorang kaum harus menutupi aib seseorang kaum, dengan tes keperawanan maka akan membuka tabir atau aib seseorang," terang Ketua Umum MUI Kota Medan Mohd Hatta, hari ini.


Lanjutnya, dalam mengukur kualitas seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara. "Keperawanan tidak harus digeneralisasi karena persoalan hubungan seks saja. Dokter ataupun ahli keperawanan tahu ciri-ciri orang yang tidak perawan karena seks bebas, karena kecelakaan, ataupun karena olahraga berat. Paling penting adalah penekanan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Pendidikan agama tidak hanya diajarkan, tetapi harus dipraktikkan. Selama ini, pendidikan agama masih sekadar teori, sedangkan praktiknya masih jauh dari tujuan pendidikan."


Hatta memandang kenakalan remaja kini didominasi oleh kaum pelajar. Dan ini tentunya menjadi sebuah tantangan bagi sekolah yang berperan sebagai agen pendidikan dan perubahan sosial. Sumber : http://www.waspada.co.id
SHARE :
 
Top