Lamurionline.com--Indrapuri - Cek Abrar mengadakan makan-makan syukuran
di Sydney.Com. beberapa minggu yang lalu Cek memenangkan lomba baca syair di
Pekan Kebudayaan Aceh. Diantara undangan yang hadir ada 2 orang Syekh Aceh,
yaitu Syekh Medya Hus dan Syekh Min. Kehadiran mereka memberikan warna
tersendiri dalam obrolan. Kami belajar banyak bahasa dan kiasan lama Aceh yang
semakin jarang terdengar.
Ada curry ayam khas masakan Aceh dan 4
ikan panggang besar menghiasi perut-perut kami. Sambil makan kami bersenda
gurau diselingi dengan bahasa-bahasa Aceh kiasan yang memutar otak kami untuk
berpikir.
Menurut Syekh Min, teka-teki atau him dalam bahasa Aceh dulu berkembang
seiring dengan budaya tidur di Meunasah. Para pemuda saling memberikan
teka-teka dan biasanya tertidur ketika tidak bisa menjawab teka-teki tersebut.
Soal yang tidak bisa dijawab akan dilanjutkan ke malam selanjutnya. Berikut
adalah beberapa contoh him Aceh.
Apakah kebanyakan him Aceh mengandung unsur pornografi? Contoh: Peuhah pha, sak boh (buka paha, masukkan buah). Jawaban: rampagoe boeh pienueg (pemotong buah
pinang). Ma Fathimah, aneuk Fathimah.
Geusak lam punggong ma, te pheng pha siblah (Ibu Fathimah, anak Fathimah.
Masukkan ke dubur Ibu, terangkat sebelah paha). Jawaban: kunci dan anak kunci.
Terkadang akal diperlukan untuk menghadapi
orang-orang yang merasa dirinya lebih pandai: Allahumma sayyidina Muhammad, leukang bumoe pat ta meumat? (Allahumma
sayyidina Muhammad, retak bumi dimana kita berpegang?). Jawaban: bak goe catok (pada gagang cangkul).
Pendidikan siapakah yang lebih hebat? Aneuk bui lahee 7, ban 7 jeut keu bui –
aneuk ureung hana tentee, ladom na duk bak keudee kuphie, ladom na duek bak
Masjid (anak babi lahir 7, ketujuhnya jadi babi. Anak manusia belum tentu,
ada yang duduk di kedai kopi, ada yang duduk di Masjid).
Sydney.Com © Akhi, 13.10.2013, 10.30 p.m.
Sinyeu, Aceh Besar
Minggu: October 13, 2013