Mo d e l - M o d e l P e n d i d i k a n Alternatif di Berbagai Negara (10) 

Central Park East Schools (Bagian Kedua) 

Pada edisi yang lalu Penulis m e m b a h a s t e n t a n g s e j a r a h singkat, visi-misi (mission statement) dan tradisi sekolah (school traditions) Central Park East Schools (CPES). Pada bagian kedua ini kita akan fokus kepada philosophy pembelajaran (teaching philosophy), yang mencakup classes (kelas), teaching (pengajaran), atmosphere (suasana), class size (ukuran kelas), studio classes (kelas studio), outdoor time (aktivitas diluar), c a m p i n g ( b e r k e m a h ) , a s s e s s m e n t (penilaian). Classes – CPES menawarkan kelas mulai dari pra taman kanak-kanak sampai kelas tingkat V (fifth-grade). Dalam kelas ini, guru jarang sekali memberikan ceramah materi pelajaran. Tidak ada juga kursi yang berjejer seperti sekolah pada umumnya. Malahan, kelas-kelas tersebut di buat seperti laboratorium kerja, lengkap dengan segala materi penelitian dan mejameja untuk kerja kelompok. 

Adapun pembelajarannya dibagi menjadi dua periode, yaitu 1) waktu pelajar bekerja mandiri atau dalam kelompok kecil, dan 2) waktu pelajar berdiskusi bersama-sama, memecahkan masalah atau kegiatan kelompok lainnya yang lebih besar. Kelas CPES menjunjung nilai-nilai pentingnya membuat pilihan, belajar bersama secara kolaboratif atau mandiri, dan bertanggung-jawab dalam interaksi dengan benda-benda dan orang sekitar. Tidak ada system persaingan untuk menentukan siapa yang lebih baik. Para pelajar memberikan waktu yang lama setiap hari untuk kerja kelompok. Pada kelas-kelas yang lebih rendah, tugas-tugas tersebut lebih singkat waktunya, seperti satu atau dua hari. Namun pada kelas-kelas yang lebih tinggi, para pelajar bisa m e n g e r j a k a n p r o y e k n y a s a m p a i b e r m i n g g u - m i n g g u . M e r e k a j u g a diharapkan bisa mendokumentasikan dan berbagi cara kerja tugasnya, serta mengharapkan umpan balik dan masukan dari rekan-rekan dan orang dewasa. Mereka belajar bertanya menghargai beragam pendapat yang muncul. 

Kelas-kelas tersebut terdiri dari pelajar yang usianya berbeda-beda sehingga mereka bisa saling belajar dari satu sama lain. Mereka juga diajar oleh guru yang sama selama lebih dari satu t a h u n . S e t i a p k e l a s m e m p u n y a i p e r p u s t a k a a n s e n d i r i d a n disupport oleh perpustakaan sekolah. Sering j u g a k e l a s - k e l a s t e r s e b u t mengadakan project kolaboratif bersama, seperti reading buddies (membaca untuk teman), dimana pelajar lama mengajar membaca kepada yang baru. Teaching – Sekolah ini di dedikasikan untuk belajar melalui seni. Diantara manfaatnya adalah menciptakan suasana hidup dan menyenangkan; mengajarkan nilai-nilai kerjasama, organisasi, dan komunikasi. Para guru lebih menekankan pada pertumbuhan individu si anak daripada hasil tesnya. G u r u d i h a r a p k a n b i s a mengembangkan gaya pembelajaran sendiri dan memperhatikan kelebihan individual serta minat mereka. 

Sebagai contoh, dengan kurikulum yang ada sekalarang guru telah biasa mengorganisir kunjungan ke Kebun Binatang Bronx (Bronx Zoo), mengunjungi museum setiap minggu, dan menampilkan hasil pentas siswa. Menangani kelas yang usianya bercampur membutuhkan keahlian khusus. Para guru di CPES telah dilatih untuk bekerja dalam setting tersebut. Mereka m e n g h a d i r i w o r k s h o p - w o r k s h o p professional seperti literacy, writing, math dan inquiry-based learning. Di kelas mereka juga akan dibantu oleh asisten pengajar untuk membaca dan belajar matematika. A t m o s p h e r e – S e k o l a h C P E S bernuansa informal dan mengutamakan anak didik (child-centered). Semua orang baik kecil atau besar dipanggil dengan nama depan mereka. Banyak guru yang cukup flexible meramu kurikulum sesuai dengan minat anak didiknya. Sering juga para pelajar membuat project sendiri di luar kurikulum. Contohnya, seorang anak mempunyai minat dalam bidang balap mobil. Ia dapat membuat grup balap mobil, membangun lintasan balapan dan menggunakan keahlian mengelola dana, study sosial, matematika, dan sains. 

Sekolah ini juga berusaha keras untuk mengajarkan kedisiplinan diri dan menjaga supaya pelajar tetap tertarik untuk belajar. Pada setiap pertemuan kelas, staff dan pelajar bisa mendiskusikan cara-cara untuk memecahkan masalah yang bisa timbul. Ketika seorang anak mengganggu aktivitas kelas, guru menggunakan variasi strategi yang tidak disertai hukuman (nonpunitive), untuk membantu meredakan mereka dan lebih fokus pada energy mereka. Anak yang mengganggu bisa diminta untuk menghabiskan sebagian waktunya di luar kelompok kerjanya, seperti bersama guru lain yang mengenal dia. Class Size – Ada sekitar 200 pelajar di sekolah. 

Ukuran kelas bervariasi antara 20 – 22 orang pada tingkat taman kanak-kanak atau level 1 (K/1), dan 25 – 28 anak di level 4/5. Setiap kelas mempunyai satu guru kelas. Guru-guru yang lain bekerjasama d e n g a n g u r u k e l a s . S e k o l a h j u g a mengundang relawan dari berbagai macam organisasi dan universitas untuk hadir ke sekolah. P a d a e d i s i s e l a n j u t n y a k i t a melanjutkan dengan studio class, outdoor t i m e , c a m p i n g , d a n a s s e s s m e n t . (Bersambung) 

Bibliography: 
Apple, M. W., Beane, J. A. (Eds.). (1995). Democratic schools. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD). 

Central Park East 1 Elementary School. Retrieved O c t o b e r 1 2 , 2 0 1 3 f r o m http://www.centralparkeastone.org. 

Central Park East II Elementary School. Retrieved October 12, 2013 from http://www.cpe2.org. 

Gombak, 1:30 a.m., November 5th © Akhi 2013
SHARE :
 
Top