Penampilan grup Mop mop Meurak Jeumpa Aceh di Kemah Seniman ke 4, Jantho, Aceh Besar, 12 September 2015 yang mengangkat tema Hiroe Satoh Seni Budaya Droe.

Lamurionline.com--BANDA ACEH - Mop mop, sebuah jenis seni pertunjukan yang telah lama menghilang dan baru muncul kembali setelah dipromosikan oleh Nyakman Lamjame dan Teuku Zulfajri atau Tejo dengan mengangkat nama grup Meurak Jeumpa Aceh. Grup ini  dijadwalkan tampil di acara wisuda anak SMA Dyatmika International Boarding School, Denpasar, Bali,pada pertengahan tahun 2016.

Sutradara mop mop, Nyakman Lamjame, Banda Aceh, Sabtu 14 Nopember 2015, mengatakan, grup teater tradisi yang dipromosikannya tersebut telah dijadwalkan tampil di Bali bersama grup seni Seudati, Rapai Uroh dari Lhokseumawe, Saman dari Gayo, dan grup musik etnik modern kolaborasi.

“Undangan ini kami dapatkan melalui nenek seorang siwa di sana yang berasal dari Lhokseumawe,” kata Nyakman yang bernama asli Mansur Muhammad Alamsyah ini.

Nyakman mengatakan, sebelum ini grup Meurak Jeumpa Aceh tampil di HUT Kota Lhokseumawe, 7 Nopember 2015. Sebelumnya, grup ini tampil di Kemah Seni 4 di Jantho, dan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

“Kami telah mendapatkan undangan tampil di Yale University, Amerika Serikat. Namun itu tidak pasti lagi karena kami baru saja berduka, syeh mop mop, Abdul Ghani, meninggal dunia setelah tampil di Kemah Seni 4,” kata Nyakman.

Nyakman mengatakan, Meurak Jeumpa Aceh mulai dikenalkan kembali pada tahun 2010, saat tampil di Taman Budaya Aceh, Banda Aceh.

“Saya promosikan ini bersama Teuku Zulfajri atau Tejo. Saya di Aceh Utara, ia di Banda Aceh. Kami bisa mempromosikan ini karena ada seorang ahli mop mop yang kami kenal, Syeh Ghani. Hanya ia yang tersisa dari Grup Meurak Jeumpa Aceh yang pernah popular tahun 1970-an.

Nyakman mengatakan, selain Syekh Ghani, ada Syekh Kawi dari grup kecil di Sawang Aceh Utara, dan Syekh Ma’e dari grup sandiwara di Meureudu namun telah menetap di Sawang Aceh Utara.

“Pertama kali saya mengajak Syeh Ghani. Kemudian ia mengajak Syekh Kawi dan Syekh Ma’e. Maka bangkitlah kembali grup mop mop. Kami pilih namanya Meurak Jeumpa Aceh, penghargaan untuk Syekh Ghani yang merupakan Maestro mop mop,” Kata Nyakman.

Aktivis kebudayaan ini mengatakan, mop mop awalnya berkembang di Lamno, Aceh Jaya, di saat orang Portugis mendarat di sana.

“Setelah Portugis diusir dari Lamno, mop mop dilarang, kemudian berpindah ke Pidie. Lalu lenyap. Kemudian muncul lagi di Krueng Manee, Aceh Utara,” kata Nyakman.tla


Sumber :
http://www.peradabandunia.com/2015/11/pertengahan-2016-mop-mop-dijadwalkan.html
SHARE :
 
Top