Dok. Cahaya Aceh
LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH - Cahaya Aceh bersama Jeumpanews menggelar ziarah ke Maqam Syeh Abdurrauf as-Singkili memanfaatkan momentum liburan sekolah dan tahun baru.

Teungku Syekh Abdurrauf As Singkily adalah ulama besar Aceh berkaliber internasional. Beliau lahir di Singkil pada tahun 1615, kemudian berguru selama 19 tahun di Mesir, Mekkah, dan Madinah. Kemenakan kandung ulama sufi terkenal Hamzah Fansury ini, sekembali dari Arab menjabat Mufty Agung dan Kadhi Malikul Adil pada masa Pemerintahan Sultanah Tajul Alam Sri Ratu Safiatuddin hingga Sultanah Sri Ratu Keumalat Syiah.

 “Alhamdulillah hari ini kita mengadakan ziarah ke Maqam Syiah Kuala bersama anak anak” sebut Azwir Nazar, Ketua Pembina Yayasan Cahaya Aceh. 

Budaya ziarah ke para Anbiya, syuhada, aulia maupun orang shalih sepatutnya kita galakkan. Bagaimanapun hal demikian akan menjadi pelajaran berharga dalam  kehidupan. Minimal ada tiga hal penting yang harus kita perhatikan dan ajarkan pada anak anak melalui ziarah.

Pertama, berziarah pada prinsipnya untuk mengharap ridha Allah semata, bukan berharap sama maqamnya. Allah menganugerahkan berbagai kelebihan kepada para Anbiya, Aulia maupun syuhada tadi. Nah, kita berdoa disana. Kedua, ziarah itu untuk memetik pelajaran. Bagaimana perjalanan dan perjuangan kehidupan orang orang shalih dan para guru kita itu menjadi semangat untuk kita menjadi lebih baik, optimis dan berani bercita cita cita tinggi seperti indatu kita yang hebat.

Ketiga adalah untuk melembutkan hati, mengingat kematian. Sehingga, sehebat apapun kita nantinya baik dari segi pendidikan maupun karir haruslah tetap rendah hati dan membumi. Jadi akan banyak sekali hikmah bisa dipetik bagi anak anak. Sekalian juga mereka dapat belajar sejarah Tgk Syiah Kuala yang bukan saja ahli hukum terkemuka dan ulama di Aceh tapi  juga di mancanegara” sebut mantan Presiden PPI Turki tersebut dalam pengarahannya.

“Saya baru 3 hari pulang dari Mesir juga ikut berziarah, mulai Maqam Sayyidina Husen, Sayyidah Zainab, Sayyidah Nafisah maupun ahlul Bait lainnya” lanjut Azwir.

Darisana kita bisa baca riwayat perjalanan hidup beliau, karya karyanya maupun kelebihan atau karamah yang dimiliki. Sangat menginspirasi dan penuh edukasi. Maka penting bagi kita di Aceh yang pernah menjadi pusat peradaban Islam no 5 di dunia untuk menggali kembali nilai nilai sejarah tersebut melalui ziarah ke Maqam para wali yang ada.


Sementara Shadia Marhaban, cucu dari Abu Hasan Krueng Kalee yang ikut rombongan mengatakan sejak kecil memang diajarkan budaya ziarah oleh kakek dan ayahnya.

“Kami dari kecil diajarkan ziarah. Bagaimana kita berjalan tanpa mengingat masa lalu dan tanpa mengingat para mereka yang diberikan kelebihan oleh Allah. Jadi ziarah itu memiliki makna filosofi cukup tinggi” sebut pendiri Jumpanews tersebut.

Meski sudah berkeliling banyak negara, alumni Harvard University tersebut senantiasa berziarah ke maqam para wali di berbagai negara. 

“Kok, di Aceh sekarang jadi jarang orang berziarah. Padahal dulu jadi budaya. Di sana juga terpupuk silaturahmi” ujarnya.

"Makanya kita menginisiasi program ‘Cinta Aceh’ dengan menapaki jejak perjalanan spiritual dan para ulama di bumi Iskandar Muda" lanjutnya. 

“Alhamdulillah Cahaya Aceh punya pandangan yang sama, jadi kita berkolaborasi dan mengajak anak anak berwisata religi dan berdoa bersama” cetusnya.

"Saya sangat senang dan ini keren sekali. Apabila kita bisa membudayakan ziarah lagi, masya Allah Maqam para guru, aulia dan syuhada kita di Aceh akan dapat kita rawat bersama” pinta konsultan lembaga PBB situ.

Baik Azwir maupun Shadia meski tinggal di luar negeri, Turki maupun Amerika mengaku hobi berziarah untuk menyambungkan kembali molekul kebaikan perjalanan penuh makna para orang shalih sebagai spirit penyemangat diri demi membangun peradaban yang kokoh dan lebih baik. 

Di Turki saja punya budaya ziarah, ditelurkan kepada anak anak mulai usia sekolah. Dikisahkan tentang perjuangan mereka, dijadikan bahan bacaan dalam buku pelajaran sekolah. Sehingga ada rasa bangga dalam arti positif untuk mencontoh kebaikan kebaikan dari kisah kisah para pendahulunya yang menginspirasi dunia melalui karya karya luar biasa. 

Ziarah ke Maqam Syiah Kuala ini juga direkam oleh tim jeumpanews sebagai media silaturahmi dan informasi bagi masyarakat yang suka akan nilai sejarah dan budaya Aceh maupun keIslaman sebagai karakter Aceh di masa lalu. (*)
SHARE :
 
Top