Ketua STAI Tgk Chik Pante Kulu Tgk. Jamaluddin, MA
LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH - Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Tgk. Chik Pante Kulu mengelar seminar internasional di Aula Kampus STAI Tgk Chik Pante Kulu, Darussalam Selasa (5/2).

Seminar yang diikuti oleh 200 peserta guru dari berbagai sekolah dan dosen dari beberapa universitas itu bertemakan "Peran Pendidikan Islam dalam Membangun Peradabn Dunia".

Ketua panitia Sarina Aini mengatakan tujuan diadakannya seminar ini adalah untuk membangun Islamic world view para peserta seminar yang terdiri dari dosen dan guru sebagai pendidik.

" Kegiatan ini menghadirkan 2 orang pemateri, yaitu Rektor KUIS (Kolej University Islam Selangor) Prof Abdul Halim dan senator DPD RI Fakhrurrazi MPI," Kata Sarina. 

Ketua STAI Tgk. Jamaluddin, MA dalam sambutannya mengatakan, bahwa tanda wujudnya peradaban adalah berkembangnya ilmu pengetahuan. Selain itu maju mundurnya suatu peradaban juga tergantung pada ilmu pengetahuan.

"Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa komunitas yang aktif dalam mengembangkannya. Di sinilah dibutuhkan peran para pendidik dalam mendidik anak didiknya," Kata Tgk Jamaluddin. 

Sementara itu pemateri Prof. Dato Abdul Halim Tamuri dalam makalahnya yang berjudul "Revitalisasi Kecemerlangan Guru dalam Pendidikan Islam" menyampaikan bahwa peralihan peran pendidik dari orang tua ke guru menyebabkan peran pendidikan sangat penting. 

"Oleh karena itu untuk membangun peradaban Islam saat ini adalah dengan membangun para gurunya," Kata Prof Abdul Halim. 

Dalam hal ini Prof. Abdul Halim juga menegaskan bahwa fungsi guru bukan hanya sebagai mudarris dan mu'allim akan tetapi juga sebagai mursyid, murabbi bahkan muaddib.

Pemateri lainnya H. Fakhurrazi, MIP sebagai mengatakan dalam paparannya bahwa Islam mempunyai kurikulum yang bagus dan luar biasa yaitu al-Qur'an dan Hadits. 

"hanya saja peradaban Islam terkikis oleh revolusi industri rekayasa global. Ummat Islam saat ini terjebak dalam peradaban Eropa," kata Fakhrurrazi.

Ia juga menyarankan bahwa sudah saatnya kita kembali pada kurikulum awal dalam rangka membangun peradaban dunia. Selain itu ke depan semoga para pendidik, bukan hanya sekedar mendidik dalam mentransfer ilmu akan tetapi juga sebagai pembentuk karakter sebagai manifestasi dari ilmu pengetahuan. (murdani)
SHARE :
 
Top