lamurionline.com, Banda Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) merencanakan penyaluran dan pendayagunaan zakat pada tahun 2023 sebesar Rp 99 miliar. “Jika target tersebut dapat terpenuhi, diperkirakan ribuan mustahik akan menerima manfaat zakat. Hal ini karena adanya peningkatan pengumpulan zakat yang signifikan,“ kata Ketua Badan Baitul Mal Aceh (BMA), Mohammad Haikal,  Jumat, (6/1/2023).

Haikal menjelaskan,  BMA melakukan pendistribusian dan pendayagunaan zakat melalui dua skema, yakni konsumtif dan produktif. Skema konsumtif adalah penyaluran zakat bagi penerima manfaat (mustahik) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti bantuan untuk penderita kanker, thalasemia, penyakit kronis lainnya dan bantuan insidentil kaum miskin. 

Sedangkan dengan skema produktif, zakat akan dimanfaatkan oleh mustahik untuk keperluan modal usaha skala menengah, kecil, maupun mikro dan juga program pemberdayaan zakat berbasis keluarga. “BMA juga mengembangkan zakat produktif melalui program gampong zakat produktif,” kata Haikal.  

Secara umum, kata Haikal, alokasi penyaluran dan pendayagunaan zakat tahun 2023 mencakup senif fakir Rp 5,7 miliar, senif miskin Rp 39 miliar, senif amil Rp 1,5 miliar, senif muallaf Rp 7 miliar, senif gharimin Rp 4 miliar, senif fisabilillah Rp 4,7 miliar dan senif ibnu sabil Rp 22 miliar. “Zakat juga disalurkan untuk program yang direncanakan oleh Baitul Mal kabupaten/kota yang bersumber dari zakat guru SMA/SMK/SLB Rp 15 miliar, sehingga keseluruhan penyaluran dan pendayagunaan zakat tahun 2023 mencapai Rp 99 miliar,” ujar Haikal.

Menurut Haikal, penyaluran dan pendayagunaan zakat dilakukan melalui tahapan pendataan mustahik, verifikasi dan validasi di lapangan, sehingga seluruh mustahik sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, BMA juga melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, sehingga pengelolaan zakat benar-benar efektif dan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top