Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Mendengar kata surga pasti kita terbayang akan keindahan dan kenikmatan yang tiada tara. Sampai-sampai jika kita mendengar kabar gembira, sering menyebutnya angin surga. Berati setiap yang indah-indah dan gembira adalah bayangan dari surga. 

Suatu ketika, Allah Swt pernah menawarkan surga dunia kepada Rasulullah saw melalui Malaikat Jibril. Lalu beliau bertanya kepada Jibril, "Apakah akan dikurangi milikku di akhirat nanti?" Jibril menjawab, "Tidak akan dikurang sedikitpun." Rasulullah saw menjawab,  "Gabungkanlah semua untuk akhirat. Aku akan memilikinya nanti." 

Rasulullah saw tidak terpedaya dengan kemewahan dunia. Meskipun Allah Swt telah menjamin bahwa kenikmatannya tidak akan dikurangi di akhirat nanti. Akan tetapi, beliau tetap akan memilih surga yang abadi di akhirat nanti. Karena dunia bersifat semu, sedangkan akhirat kekal abadi selamanya. 

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam Pengajian Muslimah Mingguan di Dayah Thalibul Huda Bayu,  Abi Hasbi Albayuni mengisahkan,  bahwa ada empat raja yang dapat menguasai dunia, yaitu Raja Sulaiman dan Raja Iskandar Zulqarnain. Dua raja hebat ini paling taat kepada Allah Swt. Mengajak rakyatnya  mengenal dan beribadah kepada-Nya, sehingga kerajaannya penuh keberkahan dan kedamaian.

Sedangkan dua lagi yaitu Raja Syaddat bin 'Ad dan Raja Namruz. Kedua raja ini ingkar kepada Allah. Mengaku penguasa tunggal dan menganggap dirinya sebagai tuhan, sehingga rakyat menyembahnya sebagai raja sekaligus sebagai tuhan.

Mari sekejab kita buka tabir kisah salah seorang raja hebat penguasa dunia ini. Dengan kehebatannya,  sehingga ia sanggup membuat surga dunia. 

Abi Hasbi Albayuni mengisahkan seorang raja bernama Syaddat. Ia hidup selama 1.200 tahun. Syaddat memiliki 4.000 orang istri dengan anak-anak yang banyak. Kenikmatan hidup telah membuatnya terlena hingga lupa diri dan ingkar kepada Allah Swt. 

Mulanya raja Syaddat sangat suka mempelajari kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu, terutama yang berkenaan dengan surga, sehingga ia berkeinginan membuat surga separti bayangan dalam kitab-kitab tersebut.

Untuk mewujudkan hajatnya, Raja Syaddat memerintahkan para menteri negera untuk mencari lahan tempat membangun surga. Maka dapatlah tempat di Kota Aden Yaman. Surgapun mulai dibangun, dengan  menghabiskan jangka waktu  30 tahun.  

Setelah selesai dibangun  surga dengan berbagai keindahan yang memukau. Sungai-sungai yang indah, kolam susu, pohon-pohon berwarna emas dan perak. Dihiasi dengan batu-batuan  yang terbuat dari emas, perak dan permata.  Sungguh indah dipandang mata. 

Setelah semuanya lengkap,  maka peresmianpun akan  dilakukan. Masa persiapan  menghabiskan waktu sepuluh tahun. Menyiapkan segalanya  untuk menambah keindahan yang gemerlapan. Kerlap kerlip hiasan yang beraneka ragam. Istana kerajaan bercahaya dan bersinar indah bagai dunia impian.

Abi Hasbi meneruskan kisahnya. Ketika kerajaan sudah siap diresmikan, maka Allah Swt mengutus Malaikat kepada Raja Syaddat. Malaikat mengajaknya agar beriman kepada Allah. Namun sayang seribu sayang, Raja Syaddat menolaknya. Ia berkata, "Aku tidak mau beriman karena aku ini penguasa. Aku adalah tuhan sesembahan rakyatku."

Mendengar jawaban Syaddat, maka berteriaklah Malaikat  dengan sangat kuat, sehingga mematikan semua makhluk hidup yang ada di negeri Yaman. Kini tinggallah istana surga yang baru dibangun tanpa penghuni. Suga dunia hanya tinggal kenangan dalam impian, karena dunia hanyalah fatamorgana.. 

Selanjutnya, pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, ada seorang pemuda bernama Abdullah bin Qalab. Ia kehilangan unta jantannya. Lalu ia menunggangi unta betinanya untuk mencari unta yang hilang. 

Maka masuklah ia ke sebuah kota di Yaman. Dari kejauhan ia melihat ada pancaran cahaya yang menerangi. Ia menuju gerbang dan terus masuk hingga semakin ke dalam. Ia mendapati istana megah bagaikan surga. Betapa kagetnya Abdullah melihat pemandangan tersebut. Ia bagaikan di dunia impian. Kemegahannya semakin jauh ia berjalan semakin gemerlap. 

Sambil terheran-heran, Abdullah turun dari untanya. Ia mendekati istana yang di lantainya berhamburan emas permata dan berlian. Ia mencoba menyentuh benda-benda tersebut. Anehnya, tak satupun benda-benda itu dapat terangkat. Ia terus berusaha mencoba mengambil salah satunya, namun tetap tidak bergerak.  

Tiba-tiba rasa takut menghantui dirinya. Abdullah segera pergi tanpa peduli lagi apa yang dicarinya. Lalu ia menemui khalifah dan menyampaikan apa yang telah disaksikannya.

Khalifah Muawiyah memanggil seorang sahabat Rasulullah saw bernama Ka'ab Akbar. Khalifah bertanya mengenai peristiwa tersebut kepadanya. Maka Ka'ab pun mengisahkan tentang kerajaan dan surga Raja Syaddat kepada khalifah. Itulah kerajaan yang disembunyikan Allah Swt dari Raja Syaddat bin 'Ad. Demikian penuturan Abi Hasbi.  

Begitulah kisah surga dunia yang hanya sesaat, sebagai bukti bahwa dunia tidak abadi. Jika Allah menghendaki, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Meskipun hanya sekilas pandang, Allah telah memberi kesempatan bagi hamba-Nya terhadap nikmat yang diberikan. Barangsiapa ingkar, niscaya Allah akan  melaknatnya, demikian sebaliknya.                     

Kita harus menyadari,  bahwa seindah apapun kenikmatan dunia semua akan fana. Jika ingin yang abadi  maka raihlah syurga Allah Swt di akhirat nanti. Kenikmatan dunia hanya sesaat, sedangkan akhirat kekal selamanya.  Mari mencari jalan menuju syurga Allah, bukan jalan menuju surga dunia.

Editor: Sayed M. Husen

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top