Oleh: Ustadzah Nursalmi,S.Ag (Da’iyah Kota Banda Aceh dan Penulis Buku Madrasah Ramadan)


Betapa bahagianya seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dia akan menjadi seorang ayah. Begitu juga perempuan, berbahagia sekali ketika dia akan menjadi seorang ibu. Bahagia yang hanya bisa dirasa namun tidak bisa diungkap dengan kata- kata. 

Segala persiapan diusahakan untuk menanti kehadiran sang buah hati. Mulai dari persiapan perlengkapan bayi, persiapan laktasi agar ASI bisa berkualitas, belajar cara merawatnya dan segala persiapan lainnya. 

Setiap orang yang ingin memilih pekerjaan dengan profesi tertentu pasti dia akan mempersiapkan ilmu tentang profesi tersebut. Sejak awal dia sudah memilih pendidikan yang sesuai dengan cita citanya. Mulai semenjak SD, SMP,SMA,S1,S2 sampai S3 dia akan memilih bidang ilmu yang sesuai dengan profesi yang akan dia jalani nantinya. 

Ketika mendaftar pekerjaan pun akan diminta bukti ilmu yang sesuai dengan profesi yang akan dipilih. Yang lulus tes tentu saja orang yang memiliki ilmu yang mumpuni dan dibuktikan dengan nilai yang tinggi. tampa ilmu atau skill yang sesuai tidak akan diterima di tempat yang dia mendaftar. 

Begitu juga halnya bagi seseorang yang ingin menjadi orang tua, tentu dia harus memiliki ilmu yang cukup untuk menjadi orang tua profesional. Khususnya tentang pendidikan anak. Bahkan orang tua khususnya ibu harus memiliki berbagai bidang ilmu karena tugasnya multi fungsi ) sebagai Ummun wa Rabbatul Bait ( Ibu dan Pengurus rumah tanngga ). profesi utamanya adalah menjadi guru dan pendidik seumur hidup bagi anak-anaknya. 

Kalau untuk sebuah pekerjaan saja yang kerjanya mempunyai jam kerja terbatas hanya beberapa jam saja dalam sehari, seseorang harus mempunyai ilmu dan skil yang profesional. Berarti untuk menjadi orang tua juga harus mempersiapkan ilmu mendidik dan mengurus anak yang profesional, bahkan lebih dari itu agar dia menjadi orang tua yang profesional karena  tugas orang tua sebagai pendidik tidak dibatasi dengan jam kerja. Pekerjaannya full time mather, yaitu dua puluh empat jam dalam sehari, dengan tugas multi fungsi. 

Sebagian pekerjaan (profesi)  mungkin cukup dengan ilmu yang diikuti dari training beberapa hari saja, sesuai dengan bidang yang dia pilih. Namun pekerjaan sebagai pendidik di rumah tangga tidak cukup dengan ilmu parenting yang diadakan dalam seminar sehari. Tidak cukup sebatas bimbingan bagi calon pengantin menjelang nikah yang dilaksanakan  di KUA. Tidak cukup hanya dengan sekedar khutbah nikah pada saat prosesi pernikahan. Dia justru harus benar-benar mempunyai ilmu yang matang, karena pekerjaan itu bukan sementara, tetapi seumur hidup. Bukan hanya harus menguasai satu bidang ilmu saja, namun harus memahami bidang perawatan, bidang ilmu agama Al-Quran, fiqh, akidah, akhlak yang akan diajarkan untuk anak-anaknya baik teori maupun terapan. 

Dalam menjalani tugas rumah tangga sudah pasti menghadapi berbagai problema. Untuk itu juga diperlukan pengetahuan tetang solusinya, pengetahuan tetntang kiat mengelola stred, pengetahuan tentang syukur dan sabar serta qana’ah terhadap pemberian Allah ketika ekonomi sedang sulit. 

Menjadi orang tua merupakan amanah dari Allah dan tugasnya tergolong berat. Anak sebagai aset masa depan, yang akan menstranfer fahala untuk orang tuanya nanti saat sudah meninggal dunia. Transfer dari anak terus mengalir tidak berhenti, doa dari anak langsung kepada Allah tanpa hijab. Mendidik anak adalah tugas dari Allah, maka laporan pertanggung jawabannya nanti langsung disampaikan kepada Allah sang  Khaliq sebagai penciptanya. Allah Yang memberinya pekerjaan, Allah pula yang memberinya gaji dengan fahala tanpa batas dan selalu mendapat bonus pahala dalam setiap prestasi yang dia peroleh. 

Kepala Dinas Syari’at Islam Aceh pernah mengusulkan tes narkoba bagi calon pengantin. Ini merupakan usulan yang cukup bagus dan patut kita dukung bersama. Karena sudah seharusnya, sebelum jadi orang tua dia harus dipastikan terlebih dahulu apakah dia bebas dari narkoba. Kalau dia pemakai narkoba maka dia harus direhabilitasi terlebih dahulu. Harus dipulihkan psikologinya, sampai tidak merasa ketagihan untuk memakai kembali. Kalau tidak demikian, sudah pasti rumah tangganya nanti akan kacau. Dan butuh waktu untuk memastikan apakah racun narkoba sudah bersih dalam darahnya. Penyakit genetik yang paling berat diturunkan kepada anak adalah narkoba, karena dia berjalan di dalam darah. Hal ini juga merupakan persiapan yang sangat urgen bagi seorang calon orang tua. 

Untuk itu, jika ingin mendapatkan kebahagiaan sebagai orang tua, yang memiliki anak-anak sesuai harapan, maka harus dipersiapkan dengan matang, baik di segi ekonomi maupun ilmu yang cukup. Belajar Islam sejak kecil, belajar Islam secara kaffah, mencari ilmu tentang tata cara membina rumah tangga, agar sakinah mawaddah wa rahmah. Ilmu tentang pendidikan anak, aqidak, akhlak dan etika, ibadah kepada Allah, mu’amalah dan sebagainya. 

Jadilah orang tua betulan dengan persiapan yang matang, agar menghasilkan generasi cemerlang. Sangat kita sayangkan, di era digital sekarang ini banyak generasi yang hancur, akibat dari kurangnya persiapan dari calon orang tua, yang hanya kebetulan menjadi orang tua. 

Semoga hidayah Allah selalu tercurahkan untuk kita semua.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top