
Foto bersama setelah kegiatan pengabmas selesai
LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH – Inovasi pengolahan sampah organik berhasil diwujudkan oleh dosen, mahasiswa, dan kelompok PKK Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa, melalui program pengabdian kepada masyarakat. Mereka menemukan cara membuat kompos hanya dalam waktu 2 hari, jauh lebih cepat dibanding metode konvensional yang biasanya membutuhkan waktu minimal 21 hari.
Selama ini, sampah organik di Gampong Lambung belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar warga memilih mengumpulkan sampah untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara, atau jika dalam kondisi kering biasanya dibakar. Masyarakat mengaku enggan membuat kompos karena prosesnya yang memakan waktu lama. Dengan hadirnya aktivator MSG 3 (Maulana Says Green 3), masyarakat kini dapat memproduksi kompos secara cepat dan praktis.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Dwi Sudiarto dari Jurusan Kesehatan Lingkungan, menjelaskan bahwa kegiatan dimulai dengan pengarahan teknis pembuatan kompos dari sampah organik, terutama dedaunan. Proses diawali dengan pencacahan sampah menggunakan mesin pencacah hingga halus, lalu dilanjutkan dengan pembuatan larutan aktivator yang terdiri dari kapor dolomit, aktivator, dan suplemen MSG 3.
Larutan ini kemudian disemprotkan secara merata ke sampah organik, dijemur selama 2 jam, dibalik, lalu disemprot kembali dan dijemur 2–3 jam. Langkah tersebut diulang hingga sampah berubah warna menjadi cokelat. “Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa sampah organik berubah menjadi kompos hanya dalam waktu dua hari,” ungkap Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), yang diharapkan dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan desa. “Kami ingin masyarakat tidak hanya mampu mengelola sampah organik secara mandiri, tetapi juga menjadikannya peluang ekonomi,” jelasnya.
Hasil inovasi kompos cepat ini mendapat sambutan antusias dari kelompok PKK Gampong Lambung. Mereka optimistis metode ini dapat terus dikembangkan untuk digunakan lebih luas di masyarakat. Dengan penerapan berkelanjutan, program ini diyakini mampu mengurangi permasalahan sampah sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian warga. (Wiwit)
0 facebook:
Post a Comment