Lamurionline.com--Banda Aceh, Panitia Pelaksana PKA 6 yang dilaksanakan di Banda Aceh dengan sentral kegiatan di Taman Ratu,terkesan sangat Amburadul,tidak profesional dan ini perlu dikaji dan dievaluasi.Demikian dikatakan Azhari Lubis Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Aceh,yang juga seorang jurnalis di Kabupaten Gayo Lues.

Menurut Azhari Lubis seharusnya jalan menuju Kawasan Taman Ratu Syafiatuddin seluruhnya dibebaskan dari pedagang kaki lima atau pedagang musiman,sebab hampir seluruh badan jalan menuju kawasan lokasi PKA itu,dikuasai oleh para pedagang akibatnya badan jalan menyempit,sehingga para pengunjung yang begitu membludak terutama pada malam hari,selalu berdesak desakan,sehingga tidak sedikit warga yang ingin ke lokasi PKA,bukannya mendapat hiburan atau melihat seni budaya Aceh dilokasi,malah yang terjadi warga banyak yang pingsan,akibat terjadinya desak desakan akibat sempitnya badan jalan.

"Tentunya ini perlu dipertanyakan siapa yang menyewakan lapak jualan bagi pedagang itu,jangan hanya memikirkan keuntungan sepihak tetapi warga menjadi korban,selain banyak yang pingsan,anak anak juga ada yang terjepit saat terdesak dalam kerumunan lautan manusia,dan menangis dalam gendongan orang tuanya,ini sangat menyedihkan, apakah Panitia PKA 6 ini tidak punya hati,melihat warga yang menderita karena hanya ingin menyaksikan berbagai seni dan budaya itu,seharusnya Panitia menempatkan sebuah lokasi bagi pedagang,bukan badan jalan dijadikan areal bagi pedagang musiman itu,walaupun itu disewa,bahkan kabarnya sewa lapak juga sangat mahal,siapa yang mengeruk keuntungan ini,dengan mengorbanka masyarakat banyak,perlu ditindak lanjuti oleh Gubernur Aceh,agarkedepan hal seperti ini tidak terulang lagi"papar Azhari Lubis dengan nada kesal.

Selain itu Fungsionaris Partai Golkar Aceh ini,menyoroti masalah jadwal kegiatan PKA dimana dari jadwal yang sudah ada,ternyata hampir seluruhnya tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan,jadwal banyak yang selalu berubah ubah,akibatnya seluruh kontingen yang ikut dalam ajang Seni  Budaya Aceh ini,merasa kesal dan kecewa.
"kalau sudah membuat jadwal jangan lagi diubah ubah,agar para kontingen tidak pusing menyiapkan para pesertanya dalam setiap perlombaan,panitia harusnya bekerja secara profesional dalam menyikapi seluruh kegiatan ini,karena ini merupakan ikon seni budaya Aceh secara keseluruhan,begitu juga dengan web site,milik panitia tidak seluruh rangkaian kegiatan masuk dalam website itu,informasinya tidak menyeluruh,hanya sepotong sepotong,seperti hasil perlombaan seni dan budaya misalnya,seharusnya begitu rangkaian kegiatan penampilan seni berakhir ada informasi yang dapat dibaca masyarakat,apakah mereka tidak punya penulis di web site itu,allahu alam" jelas Azhari Lubis.

Pantuan media ini jum at malam 27/9/2013 seluruh areal menuju Taman Ratu Syafiatuddin,terjadi desak desakan karena puluhan ribu manusia numplek menuju lokasi,sedangkan badan jalan sangat sempit,beberapa pengunjung terlihat sesak napas,bahkan tidak sedikit yang pingsan sehingga digotong.(norman sembiring) http://alabaspos.com
SHARE :
 
Top