Oleh Ahmad Faizuddin, S.Pd.I, M.Ed
Apa maksud dari kata Islam itu sebenarnya? Menurut Qamus
Al-'Ashry (Kamus Kontemporer
Arab – Indonesia), kata “Islam” bermakna
khudhuu'un (ketundukan), inqiyaadun
(kepasrahan), dan istislaamun (kepatuhan). Ia
berasal dari akar kata salima (selamat, bebas)
atau salama (damai, tenteram). Wah, dari
namanya saja sudah damai, apalagi dalam
prakteknya. Nah, tulisan ini mengajak
pembaca sekalian untuk melihat beberapa sisi
kedamaian dalam agama Islam.
Sebagai permulaan, mari kita lihat
pengertian agama Islam itu secara umum.
Islam adalah agama samawi (langit) yang
diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat-
Nya, Jibril a.s., untuk disampaikan oleh Rasul-
Nya, Muhammad SAW, kepada kita sebagai
ummat akhir zaman. Inti dari agama samawi
adalah penyembahan Tuhan Yang Satu
(monotheism), yaitu Allah SWT. Selanjutnya
mari kita lihat konsep dan praktek keseharian
dalam Islam yang menjadikannya agama yang
damai.
Pertama, damainya Islam itu dari sisi
Ukhuwwah Islamiyah (persaudaraan Ummat
Islam).
Dalam Islam tidak ada perbedaan
antara si kaya dan si miskin, yang berkulit
hitam dan yang berkulit putih, yang panjang
atau yang pendek, dan sebagainya. Yang
membuat seseorang istimewa di hadapan
Allah SWT hanyalah kualitas iman dan
taqwanya.
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. Al-
Hujuraat 49: 13)
Rasulullah SAW mengumpamakan ummat
Islam itu bagaikan satu tubuh. Yang namanya
tubuh yang satu tentu saja semua anggotaanggotanya
senantiasa bekerjasama. Apabila
kaki berlari, maka tangan ikut terayun. Mata
senantiasa mengawasi jalan dan hati terfokus
pada tujuan. Namun apabila ada anggota yang
sakit maka anggota yang lain pun ikut
merasakan sakitnya. Andai ujung jari tertusuk
duri, maka mata pun tidak akan lena dalam tidur,
bahkan mulut pun menjadi hambar menghadapi
makanan lezat. Indah sekali Islam itu bukan?
Kedua, damainya Islam itu dari segi
penghormatan ketika seorang pemeluk Islam
berjumpa dengan saudaranya sesama Islam.
Orang yang memeluk agama Islam disebut
dengan Muslim. Ketika seorang Muslim
berjumpa dengan Muslim lainnya, maka
dianjurkan untuk mengucapkan salam yaitu
ucapan do'a assalaamu'alaikum, yang berarti
“selamat sejahtera ke atas kamu”. Dan bagi
yang mendengarkannya maka wajib
menjawab wa'alaikumussalaam (dan selamat
sejahtera juga bagimu).
Rasulullah SAW mengajarkan orang
yang lebih muda memberikan salam kepada
yang lebih tua. Orang yang berlalu di jalan
hendaklah memberikan salam kepada orang
yang duduk. Kelompok orang yang sedikit
hendaklah memberikan salam kepada
kelompok yang lebih banyak.
Nah, dengan
memahami praktek salam saja, maka
cukuplah kalau dikatakan Islam adalah agama
damai (Al-Islaamu huwa diinu al-salaam,
Islam is the religion of peace), karena
senantiasa menebarkan do'a kedamaian kapan
dan dimana saja.
Ketiga, damainya Islam itu dari sisi
kepercayaan dan praktek dasarnya. Konsep
dasar dan praktek dalam Islam dikenal dengan
istilah 5 Rukun Islam dan 6 Rukun Iman.
Rukun Islam itu mencakup: syahadat
(bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan bersaksi bahwa Muhammad
SAW adalah utusan-Nya), mengerjakan
shalat, melakukan puasa, mengeluarkan
zakat, dan menunaikan ibadah haji ke
Baitullah (bagi yang mampu). Adapun
Rukun Iman terdiri dari kepercayaan
kepada: Allah SWT, para Malaikat-Nya,
Kitab-Kitab, para Rasul, Hari Kiamat, dan
Qadha Qadar Allah SWT (yang baik dan
yang buruk).
Seorang Muslim yang menyadari arti
Rukun Islam dan Rukun Iman ini pasti akan
menemukan kedamaian abadi dalam
hidupnya. Dengan melaksanakan kedua hal
tersebut berarti dia menyerahkan sepenuh
hidupnya kepada Allah SWT dengan tetap
m e l a k u k a n y a n g t e r b a i k s e s u a i
kesanggupannya. Dengan syahadat kita
mengakui kekuasaan mutlaq Allah SWT
dengan segala pedoman yang diturunkan-
Nya. Dengan shalat kita akan menemukan
kedamaian di sela-sela kesibukan duniawi.
dengan puasa kita akan menemukan empati
terhadap sesama. Dengan zakat kita akan
menemukan ketentraman dalam hidup dan
mencari rizki yang halal. Dan dengan haji
kita akan semakin kuat berpegang teguh
dalam persatuan Islam. Adapun dengan
Rukun Iman kita menyadari kekuasaan yang
tiada taranya di luar kemampuan manusia.
Keempat, damainya Islam itu karena
adanya Al-Qur'an sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari. Agama Islam
merupakan pelengkap dari agama-agama
samawi sebelumnya, yaitu agama Ibrahim
a.s., Musa a.s., dan Isa a.s. yang telah
diselewengkan oleh pengikutnya. Orang
Yahudi telah mengutak-atik Kitab
Tauratnya Nabi Musa a.s. sesuai dengan
keinginan hawa nafsu mereka. Sementara
orang Nashrani (Kristen) telah memutarbalikkan
isi Kitab Injil-nya Nabi Isa a.s.
untuk kepentingan duniawi mereka. Hanya
Al-Qur'an lah yang masih terjaga
kemurniaannya sampai sekarang dan tetap
akan terjaga sampai akhir zaman.
Al-Qur'an yang terdiri dari 114 Surat
yang dibagi dalam 30 Juz itu mengandung
pedoman hidup damai bagi siapa saja yang
mau mengkaji dan mengamalkannya. Salah
satu mu'jizat yang akan kita temukan adalah
adanya kedamaian dalam dada ketika kita
membacanya. Rasa damai ini tidak bisa
dilukiskan, hanya bisa dirasakan oleh
mereka yang mau membuka mata hatinya.
L a n t u n a n a y a t - a y a t A l - Q u r ' a n i t u
bagaimana air sejuk yang mengisi ronggarongga
kosong di dada kita. Betapa
damainya Islam itu bukan?
Sebagai penutup, Islam itu 100 persen
adalah agama damai. Mulai dari namanya
yang damai sampai praktek kesehariannya
pun menunjukkan kedamaian. Saya
m e n e m u k a n k e d a m a i a n k e t i k a
mempelajarinya dan merasakan kedamaian
yang lebih ketika mempraktekkan setiap
ajarannya. Kalau ada orang yang tidak
menemukan kedamaian dalam Islam, itu
mungkin karena pribadinya yang belum
betul-betul membuka pintu hatinya untuk
menerima fithrah.
Sinyeu, 12:00 a.m.,
October 13th © Akhi 2013