Oleh : Herman Hilmy S
Syedara lon pembaca Buletin Lamuri yang berbahagia, kali
ini kita mendapatkan tema
yang berjudul “Berdamai Dalam Islam”
padahal semua kita sudah tahu, bahwa
Islam itu Agama yang paling lengkap tata
cara dalam kehidupannya, kenapa kami
mengangkat tema seperti ini? Apakah
ummat Islam belum damai? Atau
mungkin emang Islam yang membuat
onar? Itu semua PR bagi kita sebagai
ummat Islam.
Syedara Lamuri dimanapun anda
b e r a d a … M a n u s i a y a n g t e l a h
“dianugrahi” aqal dan nafsu dipercaya
oleh Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya
dengan misi menjaga bumi dari
kerusakan. Tentu untuk menjadi balance
antara ke dua kekuatan yang dimiliki
manusia tersebut Agama adalah
jawabannya. Oleh karennya Allah
m e n g u t u s r a s u l - r a s u l - N y a g u n a
menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat
m e n j a d i p e l i t a m a n u s i a d a l a m
mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam
merupakan penyempurna dari ajaranajaran
sebelumnya. Dan ia adalah
agama samawi terakhir yang dibawa
oleh rasul terakhir dan untuk umat
terakhir yang hidup di zaman akhir.
Dengan berpedoman pada Al- Qur'an
dan Assunnah maka Islam mempu
menjawab tantangan zaman semenjak
kemunculannya, zaman ini hingga yang
akan datang.
I s l a m m u n c u l u n t u k m e n j a d i
“penyelamat” dunia sebagai Rahmatan
Lil Alamien oleh karenanya setiap ajaran
Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak
diragukan lagi. Ia berusaha menciptakan
perdamaian di bumi sehingga umat
manusia dan seluruh makhluk Allah
dapat hidup sejahtera.
Islam dengan pengertian epistimologi
memiliki makna penyerahan diri, pasrah,
patuh dan tunduk kepada kehendak
Allah, ia adalah agama yang membawa
kemaslahatan bagi pemeluknya baik di
dunia maupun di akhirat. Merupakan
suatu kenikmatan besar dapat menjadi
Muslim yang kafah. Islam adalah agama
yang damai yang mengajarkan kasih
sayang dan cinta sesama, hal itu dapat
terlihat dari status Nabi Muhammad saw
sebagai Nabi yang universal yang diutus
sebagai rahmat bagi seluruh umat
manusia.
Tetapi dalam hal ini terdapat
pertanyaan yang sering diajukan
terhadap Islam berkaitan dengan
hal ini, yaitu. jika Nabi Muhammad
saw benar-benar merupakan
r a h m a t b a g i s e l u r u h u m a t
manusia dan Islam benar-benar
a g a m a d a m a i d a n t i d a k
mengajarkan ektremisme dan
terorisme, maka mengapa kita
m e n j u m p a i t e r j a d i n y a
p e p e r a n g a n d i m a s a a w a l
maupun akhir sejarah Islam? dan
j i k a I s l a m m e n g a j a r k a n
perdamaian, mengapa sekarang
kita jumpai kelompok teroris dan
ekstremis Islam di dunia ini semakin
menjadi-jadi, dan merekapun terus
membenarkan ideologi mereka dengan
bertindak mengatasnamakan ajaran
Islam dan Al-Qur'an?
Syedara Lamuri yang di Rahmati
Allah… Untuk menjawab pertanyaanpertanyaan
itu sangat penting bagi kita
untuk memahami dan mempelajari
sejarah awal Islam. Kita jangan merujuk
kesaksian sejarawan yang biasa dan
tidak adil yang muncul ratusan tahun
s e t e l a h m a s a k e h i d u p a n N a b i
Muhammad saw, melainkan kita harus
menganalisis dan merujuk pada bukub
u k u s e j a r a w a n M u s l i m y a n g
menggunakan sumber-sumber asli dan
otentik sebagai dasar karya mereka.
Tentunya Riwayat-riwayat para
penulis yang berkaitan dengan sejarah
awal Islam tersebut telah didukung dan
diverifikasi oleh penulis-penulis yang
berpikiran jujur dan adil yang muncul
setelahnya. Oleh karena itu untuk
memahami persoalan sejarah awal Islam
yang sebenarnya sangat penting untuk
memeriksa sumber-sumber yang paling
otentik dan asli dari sejarah Islam.
Islam, Korban Kekerasan atas nama
Agama
Ketika sumber-sumber tersebut di
perhatikan maka kita akan menemukan
bahwa pada periode awal Islam, banyak
Muslim yang disiksa dengan kejam dan
brutal, dianiaya dan ditindas karena
keimanan mereka oleh orang-orang kafir.
Pria, wanita dan anak-anak semua
menderita kekejaman mengerikan
tersebut. Sebagai contoh beberapa
Muslim sampai dibaringkan diatas bara
panas, sementara yang lain dibaringkan
diatas pasir yang terik dan batu
ditindihkan diatas mereka.
Kemudian
terdapat beberapa Muslim sampai
kakinya terkoyak, sehingga persis tubuh
mereka menjadi dua bagian. Selama dua
setengah tahun Nabi Muhammad saw
beserta keluarga dan semua sahabat
beliau terpaksa bertahan di lembah,
dimana mereka diboikot dan dijauhi dari
masyarakat, sehingga mereka tidak
memiliki akses untuk makanan, minum
dan perbekalan lainnya.
Selama berhari-hari mereka tetap
dalam kelaparan dan kehausan. Anakanak
Muslim tanpa henti menangis
dalam penderitaan dan putus asa. Tapi
tetap saja orang-orang kafir tidak
menunjukkan belas kasihan dan
kasih sayang apapun. Dalam
menanggung kekejaman dan
p e m b a t a s a n - p e m b a t a s a n
tersebut, umat Islam terkadang
meminta izin kepada Nabi
Muhammad saw untuk melawan
d a n m e m b e l a d i r i d e n g a n
kekuatan mereka, namun pada
s e t i a p k e s e m p a a n N a b i
Muhammad saw menolak setiap
permintaan tersebut, dan sebagai
gantinya beliau memberi nasihat
supaya terus bersabar.
Hal penting lainnya yang diberikan
oleh Alquran untuk pembentukan
perdamaian dunia adalah bahwa jika dua
pemerintahan Islam terlibat permusuhan
dan perselisihan, maka pemerintah lain
harus bersatu bersama-sama dalam
upaya mendorong perdamaian. Jika dari
negara berperang terjadi gencatan
senjata tetapi kemudian salah satu pihak
melanggar perjanjian atau terangterangan
menolak rencana perdamaian
d a n m a l a h t e r a n g - t e r a n g a n
melanggarnya maka pada tahap itu
pemerintahan yang lain harus secara
bersama-sama menentang agresor
tersebut.
Negara-negara yang menjadi dalam
keadaan seperti itu tidak boleh dibiarkan
sendiri, sampai mereka dapat hidup
damai kembali. Setelah itu jika agresor
menyatakan mundur dan menerima
kesalahannya dan berjanji untuk
mematuhi perdamaian maka tidak boleh
ada balas dendam dan tindakantindakan
yang tidak masuk akal, tidak
menetapkan tuntutan yang tidak pantas
dan tidak adil.
Dengan demikian prinsip
mendasar ketika berhadapan dengan
hal-hal tersebut adalah harus bertindak
dengan keadilan.
Pedoman ini diambil dari Surah 49
a y a t 9 d a l a m A l - Q u r ' a n . H a l i n i
seharusnya tidak hanya dianggap
sebagai pedoman bagi negara-negara
Islam saja, karena sesungguhnya jika
semua negara mengikuti pedoman ini
maka keberatan-keberatan akan hilang.
Sayangnya prinsip ini tidak dipegang dan
diperhatikan selama dan setelah Perang
Dunia Pertama dan karena itu pada
akhirnya menyebabkan Perang Dunia II.
Selama perang itu sekali lagi prinsipprinsip
ini tidak diperhatikan dan
persyaratan keadilan tidak dipenuhi.
Melihat sejarah masa lalu kita, jelas
bahwa saat ini dasar bagi Perang Dunia
sedang diletakkan.
Ajaran Islam bersifat universal dan
m e n j a n g k a u s e m u a s p e k t r u m
kehidupan, mulai dari unit keluarga
dalam rumah tangga sampai pada
masyarakat yang lebih luas.
Dan pada
akhirnya juga mencakup hak-hak bangsa
dan upaya melakukan hubungan
internasional.
Aksi terorisme yang kerap terjadi di
belahan dunia telah menciptakan
ketakutan yang menghantui setiap orang,
semuanya hidup dalam kecemasan,
saling mencurigai bahkan menuduh dan
menuding atas aksi tersebut. Islam
sebagai agama cinta kasih yang
menjunjung tinggi perdamaian sangat
mengutuk aksi terorisme itu. Oleh
karenanya sangat naïf sekali jika Islam
“didakwa” sebagai sumber tindakan
biadab tersebut yang telah banyak
menelan korban jiwa. Perlu diingat
bahwa perdamaian adalah suatu
anugerah yang harus dipertahankan oleh
setiap muslim, Rasulullah bersabda :
Sesengguhnya Allah menjadikan
p e r d a m a i a n s e b a g a i t a n d a
penghormatan bagi umat kami dan
keamanan bagi ahli Dzimmah kami.
{Berbagai Sumber}