Alhamdulillah, 
Dewan Kesenian Aceh bekerjasama dengan Fraksi PilkadA Damai telah mengadakan buka puasa bersama bertempat di Open Stage Mini Taman Budaya Aceh, Sabtu 25 Juni 2016.

Kegiatan yang meriahkan dengan penampilan MC yaitu Rasyidin Wig Maroe sebagai penutur teater tutur Aceh sebagai tritmen awal kegiatan, acara berikutnya di awali nyanyian oleh Ria dengan dua tembang manis, dilanjutkan kata sambutan Koordinator Fraksi PilkadA Damai yang disampaikan oleh Zubaidah Azwan, dalam sambutannya Zubaidah Azwan mengatakan pentingnya mensosialisasikan pilkada damai melalui corong seniman, Zubaidah Menyampai-kan bahwa program ini adalah milik rakyat Aceh, melalui seni sosialisasi penyeleng-garaan pilkada berjalan Damai akan sangat sopan mengingat peran penting seniman sebagai masyarakat yang cinta kebudayaan, ia berpendapat bahwa dengan sosialisasi melalui seniman, diharapkan kepada seluruh seniman dapat membantu berperan aktif dalam mengawal pemilukada yang damai.
Selesai pemberian kata sambutan oleh koordinator Fraksi PilkadA damai selanjutnya penutur Rasyidin Wig Maroe merangkum dialog dengan statemen lawakan bahwa dengan seni Insya Allah semua penyampaian pesan akan berjalan dengan damai.
Berikutnya kata sambutan oleh Ibu Nur Maida Atmaja selaku ketua Dewan Kesenian Aceh, ketua Dewan Kesenian Aceh menyampaikan pesan singkatnya yaitu berterimakasih kepada teman-teman Fraksi PilkadA Damai karena telah mau mengedepankan para seniman dalam upaya mensosialisasikan penyelenggaraan Pemilukada dengan Damai tertib dan Jujur, pada sambutannya ketua juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga dibarengi dengan kegiatan berbuka puasa bersama bersama para seniman, langkah kerjasama ini diharapkan dapat membantu seniman di daerah untuk lebih mawas diri dalam berpartisipasi dalam keterlibatannya sebagai pendukung berbagai partai politik nantinya. Harapan ketua Dewan Kesenian Aceh kepada para seniman yang nantinya ikut terlibat dalam berbagai kepentingan politik tentunya harus banyak belajar dari kesalahan tahun-tahun sebelumnya dimana seniman selalu di jadikan objek eksploitasi kepentingan partai politik namun ekses dari keikut sertaan mereka yang terlibat, mereka pun tidak siap menerima akibat pada akhirnya dan mereka pun kemudian kembali merana selesai kampanye itu selesai. Kejadian-kejadian itu memang ironis, namun persoalan itu kerap dilakukan ulang oleh oknum seniman tertentu.
Berikutnya selesai kata sambutan yang disampaikan oleh ketua Dewan Kesenian Aceh acara berlanjut dengan rangkuman jenaka yang di respon oleh penutur Rasyidin Wig Maroe dengan guyonan kalau ketua Dewan Kesenian Aceh sudah berpesan maka tentunya ini akan menjadikan rambu positif terhadap Dewan Kesenian Aceh di 23 Kabupaten dan Kota untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kedamaian pemilukada dengan damai. Setelah rangkuman jenaka atau lawakan selesai disampaikan oleh MC, acara berikutnya adalah pembacaan puisi oleh saudara Muhrain, puisi-puisi yang kritis yang dibacakan oleh saudara Muhrain mengingatkan kita akan pentingnya mengingat sejarah bagaimana betapa kelamnya masa-masa konflik Aceh dulu masyarakat yang menjadi korban.
Selesai pembacaan tiga puisi oleh Muhrain, selanjutnya MC pun merangkum isi puisi dengan gelak canda betapa kita para seniman harus mawas diri terhadap realita sosial apalagi bila bersinggungan dengan wajah politisasi yang kejam.
Berikutnya kata sambutan dari kepala Taman Budaya Aceh yaitu Bapak Subur Pagan, dalam sambutannya beliau lebih mengajak masyarakat untuk berhati-hati terhadap tipuan berbagai produk makanan, banyak kejadian yang telah terjadi di masyarakat kasus-kasus keracunan makanan yang dirasakan oleh masyarakat. Bahasa kiasan yang bernada sosialita ringan ini, membuat kita atau masyarakat harus berusaha menghidari janji-janji palsu yang sering tersebar akhir-akhir ini. Nada lainnya juga kepala Taman Budaya menyampaikan pesan singkat berbagai program yang telah diselenggarakan oleh pihak taman budaya dalam mengaktifkan fungsi taman budaya sebagai laboratorium pengembangan pengembangan kesenian.
Kata sambutan yang ringan serta dibarengi dengan penyampaian informasi-informasi mengenai aktifitas Taman Budaya Aceh, beliau juga menyinggung persoalan kelemahan-kelemahan yang beliau rasa masih perlu dukungan pemikiran dari para seniman dalam menyusun program kegiatan yang sudah di alokasikan sebesar 1,5 milyar tersebut, dan beliau pun mengatakan bahwa anggaran tersebut masih terlalu kecil bila dilihat dari kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai kegiatan, baik kegiatan event acara maupun workshop dalam pengembangan kesenian di lokasi Taman Budaya Aceh.
Seterusnya sampailah Tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Burhanudin, S.Pdi., MA, dalam tausiahnya Uatadz Burhanudin menyebutkan bahwa insan seni adalah makhluk yang sangat kaya, ia bisa berbagi kebahagiaan kepada siapa saja, walau seniman itu banyak masalah, dan harapannya dalam pesan tausiah itu, tentu kita harus mencari pemimpin yang memiliki jiwa-jiwa seni, tujuannya adalah untuk menyeimbangkan pembangunan masyarakat nantinya.
Acara pun di akhiri dengan pembacaan doa, acara pun diakhir dengan buka puasa bersama.
Acara itupun di hadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Bapak Reza Fahlevi. Acara yang begitu damai, dihadiri oleh berbagai komponen masyarakat seni dan masyarakat peduli pemilukada Damai telah merubah wajah acara menjadi lebih kekeluargaan dan bersahaja.
[WIG]
SHARE :
 
Top