Tidak terasa kita sudah memasuki fase ketiga bulan Ramadhan, yaitu sepuluh hari terakhir atau berada pada penghujung bulan Ramadhan. Saat Ramadhan sangat istimewa, karena adanya malam lailatul qadar, malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan . Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ummat muslim yang berpuasa disunnahkan untuk beri’tikaf, yaitu berdiam diri di mesjid untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Mengharapkan dapat bertemu dengan lailatul qadar. Firman Allah SWT, 

‎.وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Sedang kamu beri’tikaf di mesjid”.( QS.Al-Baqarah:187). 

Memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah mulai mengencangkan ikat pinggangnya untuk meningkatkan amal shalih dengan beri’tikaf di mesjid. Artinya beliau menjauhkan diri dari menggauli istrinya untuk menghidupkan malam dan fokus ibadah kepada Allah. 

Tidak hanya beliau saja yang melakukan i’tikaf, namun beliau membangunkan keluarganya untuk melaksanakn i’tikaf juga. Aisyah r.a berkata, 

‎كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang ( bersungguh sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan isteri isteri untuk beribadah”.(HR. Bukhari dan Muslim). 

Beliau juga memotivasi umat untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama pada malam malam yang ganjil. Sebagaimana sabda beliau, 

‎تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan”.(HR. Bukhari). 

Rasulullah melakukan i’tikaf pada sepuluh malam bulan Ramadhan sampai beliau wafat, bahkan menjelang wafat beliau melaksanakannya selama dua puluh malam. Setelah beliau wafat para istrinya terus melanjutkan amalan i’tikaf tersebut. Diriwayatkan dari Aisyah r.a, 

‎أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”(HR.Bukhari dan Muslim). 

Tujuan Rasulullah melaksanakan ibadah i’tikaf adalah untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, untuk mengasingkan diri, mengosongkan pikiran untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan bermunajat, berzikir dan berdoa. 

Dari cara Rasulullah mengencangkan ikat pinggang  perlu kita teladani sebagai amalan sunnah. Kita juga mengencangkan ikat pinggang untuk mengendalikan diri dari berbagai godaan dan hawa nafsu. Bakhan harus lebih kencang lagi pada sepuluh malam terakhir agar mendapatkan lailatul qadar. 

Ikat pinggang disini bisa dipahami dengan, berjuang melawan segala godaan, sebagai mana mengencangkan ikat pinggang untuk berjuang melawan musuh, mengendalikan diri dari hal hal yang dilarang Allah. Mengontrol hati dan pikiran untuk menjauh dari maksiat. Sepuluh hari memasuki ruang training untuk melatih menahan diri dari segala nafsu yang tidak baik. Disaat godaan di luar begitu kuat, namun kita menutup mata berkonsentrasi berintraksi dengan Allah. Jika lulus dari training tersebut, maka insya Allah kedepan kita akan mampu menahan berbagai godaan, mampu mengendalikan diri dari perbuatan maksiat, mampu menangkis godaan syaithan, meskipun tidak sedang i’tikaf dan bukan di bulan Ramadhan. Dengan demikian kita akan mendapatkan kemenangan, karena kemenangan terbesar adalah ketika kita mampu melawan hawa nafsu. 

Mari kita kencangkan ikat pinggang di sepuluh malam terakhir ini, untuk melatih diri, menutup mata dari segala godaan dunia. Mari fokuskan diri berinteraksi dengan Allah, berzikir dan menengadahkan tangan untuk bermunajat, memohon kepada Allah agar diberikan kemenangan kepada ummat Islam. Jangan sia siakan kesempatan emas ini, saat pintu langit terbuka lebar, waktunya setiap doa dikabulkan, apalagi jika sempat bertemu dengan lailatul qadar, siapapun yang meminta akan diberikan dan siapapun yang berdoa niscaya dikabulkan. Semoga Allah mengabulkan doa seluruh orang muslim, untuk diberikan kekuatan dalam perjuangan melawan musuh-Nya. Dan semoga nashrullah segera datang untuk kemenangan ummat Islam. Pastikan kita ikut serta di dalamnya.
SHARE :
 
Top