dok. smh
LAMURIONLINE.COM | ACEH BESAR - Anggota MPU Aceh Besar, Afrizal Sofyan, MAg mengatakan,  dengan memasuki tahun baru hijriah, berarti usia seorang muslim terus berkurang. Rasulullah saw menyebutkan usia umatnya antara 60 hingga 70 tahun, dan sekarang mulai berkurang setahun lagi. 

“Karena itu, bercita-citalah hidup  seribu tahun atau lebih dengan berbagai amal kebaikan,” katanya dalam ceramah Peringatan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah di halaman Masjid Asysyuhada Lampanah, Indrapuri, Aceh Besar, (19/8).   

Peringatan tahun baru hijriah dirangkai dengan penutupan MTQ dan aneka lomba dalam rangka tahun baru Islam dan HUT RI ke 75 tingkat kemasjidan Lampanah, 15-19 Agustus 2020. MTQ diikuti 55 peserta dan puluhan peserta aneka lomba lainnya utusan lima gampong: Lampanah Tunong, Lampanah Baro, Lampanah Tengoh, Lampanah Dayah dan Lampanah Ranjo. 

Acara tersebut ditutup oleh Imam Besar Masjid Asysyuhada, Tgk Saifullah Ali dan diakhiri dengan pemberian hadiah dan piala kepada para pemenang. Juara Umum direbut oleh gampong Lampanah Ranjo. Ikut memberi kata sambutan anggota DPRK Aceh Besar, Hanifullah SPdI, dan dimeriahkan group nasyid Al-Kautsar.     

Afrizal menguraikan  cara hidup ribuan tahun atau lebih. Rasulullah saw mengatakan,  apabila hendak hidup dengan usia yang panjang, perbanyaklah amal kebaikan. Beberapa amal kebaikan dapat dilakukan seperti  mengajarkan ilmu yang memberi manfaat, mendapatkan doanya anak yang shalih, membangun masjid, menghibahkan Alquran, membangun sumur, dan bersedekah ketika masih hidup. 

Dia menguraikan, sahabat Usman bin Afffan menunjukkan manfaat yang panjang dengan mewakafkan sumur senilai Rp 64 miliar, lalu dengan sumber air itu dikembangkan kebun kurma dan hasilnya dibangun hotel berbintang yang beroperasi hingga sekarang. Banyak mahasiswa menerima beasiswa dari hasil pengelolaan hotel tersebut. “Itulah bukti Usman bin Afffan masih hidup panjang hingga sekarang,” kata Ketua MPU Kecamatan Indrapuri ini.    




Menurut Afrizal, tahun baru hijriah dimulai dari kegundahan sahabat yang berkirim surat, namun tak ada tanggalnya. Lalu sahabat berduskusi dan berbagai usulan dari mana memulai tonggak tahun  baru Islam. Semua sepakat dengan usulan sahabat Ali r.a bahwa tahun baru Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah. Salah satu pertimbangan Ali, karena betapa dahsyat Allah Swt menggambarkan peristiwa hijrah dalam Alquran. “Ali ingin semangat hijrah tak pernah padam sepanjang zaman,” katanya. 

Guru pesantren Oemar Di Yan Indrapuri ini  juga menguraikan pentingnya pendidikan akhlak anak dan menyiapkan mereka untuk mendapatkan jodoh atau pasangan hidup yang berakhlak mulia. Akhlak menurut Imam Syafii kedudukannya lebih penting daripada ilmu. “Coba perhatikan Alquran, bahwa laki-laki yang baik akan mendapatkan pasangan perempuan yang baik. Karena itu, apabila hendak mendapat pasangan anak yang baik, kita siapkan akhlak mereka yang baik pula,” katanya.   

Afrizal mengingatkan orang tua lebib banyak berbuat amal kebaikan dengan mengajarkan anak membaca Alquran,  mampu mendoakan orang tua, dan membina akhlak mereka sejak dini. “Kita prihatin dengan fakta,  ada anak yang menunggu jenazah orang tuanya malam hari hingga dikebumikan besok hari. Dia bukan membaca Alquran, namun asik bermain game di hand phone. Alasannya tak bisa tidur dan tak bisa Alquran,” ujarnya.    

Jadi semangat hijrah, kata Afrizal, mengingatkan kaum muslimin tidak menjadi orang tua  durhaka, karena tidak mengajarkan anak Alquran dan tidak membina akhlak mereka. Kita harus siapkan generasi masa depan yang lebih baik, yang mampu hidup dalam jangka waktu panjang dengan berbuat amal kebaikan, seperti menginfakkan harta sebelum meninggal. “Tahun telah benganti, umur kita bertambah dan mari kita hitung mundur. Marilah kita hijrah dari keburukan kepada yang lebih baik,” harapnya. (smh)
SHARE :
 
Top