Program pendistribusian dan pendayagunaan zakat mestilah didukung organisasi, manajemen dan SDM yang tangguh. Dalam konteks ini, BMA "diperkuat" oleh 15 tenaga profesional/bapel, 65 tenaga kontrak dan PNS. Personil yang ada ternyata tak cukup memadai untuk mengerjakan seluruh program dan kegiatan zakat, yang mencapai Rp 70 miliar setahun. 

Karena itu, BMA menambah 20 relawan amil guna membantu tiga program zakat prioritas: ZISPRO, fakir uzur dan beasiswa. Mereka direkrut dari berbagai latar belakang ilmu dan pengalaman, dan difasilitasi biaya transportasi bulanan dengan menggunakan dana senif amil. 

Relawan amil terlibat aktif dari tahapan pendataan mustahik, verifikasi lapangan, penyaluran zakat, dan pembinaan atau pendampingan mustahik. Mereka dibagi tiga tim kerja sesuai program dan berada dibawah koordinasi masing-masing penjab program. Relawan amil kadangkala mendapat pekerjaan tambahan sesuai kebutuhan organisasi. 

Setiap hari relawan amil berinteraksi dengan mustahik, sehingga mereka lebih mengetahui kondisi mustahik fakir uzur yang memerlukan rujukan, pengusaha mikro yang membutuhkan tambahan modal atau santri/mahasiswa yang harus dimotivasi belajar. Mereka mendampingi, membantu dan menghubungkan mustahik dengan stakeholder yang mendukung kesejahteraan mereka. 

Relawan amil adalah pendamping dan mitra bahagia mustahik. 

Catatan Sayed Muhammad Husen
SHARE :
 
Top