Di antara awan-awan yang melayang. di dalam kepungan asap terdengar isak tangisan, suara letusan nan kebajiran peluru roket dan rudal begitu merah bumi Gaza itu. Diantara jalan-jalan perbatasan Israel-Gaza, runtuhan bangunan yang selalu ditatap dan bayangan tubuhmu yang tak bosan-bosan mata melihat alangkah rindu ibumu dan ayahmu. Mungkin itulah yang dirasakan ibunda dan ayahanda dari anak-anak bumi gaza palestina. Anak Gaza meninggal dengan cara tragis, dengan kebrutalan di tangan para zionis . yang tak terlepas dari pandangan Allah dan malaikat beserta makhluk yang jadi saksi dikemudian hari, Kita patut berbagi kesedihan dengan keluarga-keluarga muslimin di Gaza ( Arab Islam Palestina). Innalillahi wainna ilaihirajiun. sebagaimana penulis kutip dari saifuddin bantasyam, Rasulullah saw, lewat sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim mengatakan bahwa “ tiada seorang muslim yang meninggal (kematian) tiga orang balig melainkan allah karuniakan surga kepada anak-anak itu”(serambi Indonesia, 22/2/2011). 

Untuk itu, Makna dari hadits ini bisa di interpretasikan sebagai, deritanya anak Gaza didunia sungguh bahagianya mereka hidup di surga untuk selama-lamanya. Menerima Kematian Namun jika pun tragedi tersebut masih menyisakan kepedihan dan kesedihan, maka semua perasaan itu lumrah belaka. Kesedihan dan kepedihan tentu bukan ketidakrelaan. Mati adalah sesuatu yang pasti, akan dialami oleh semua yang hidup, termasuk kita. Itu sebabnya agama juga menganjurkan bagaimana kita sebaiknya menerima kematian itu. Kematian anak-anak di bumi gaza merupakan pelajaran bagi semua ummat dan bisa memperkuatkan keimanan kaum m u s l i m i n a p a b i l a m a t i i t u m e r e k a menerimanya sebagai sebuah keniscayaan. Tentu saja kesedihan dan duka adalah fitrah manusia. Strategi Yahudi U n t u k m e m b u m i h a n g u s k a n palestina, Negeri Islam pada umumnya. Langkah-langkah yang lakukan oleh para p e n j a j a h y a h u d i a w a l n y a m e n c a r i kepercayaan dan kedudukan yang kuat kepada sekutunya. 

Dalam hal ini mereka bermisi dan berambisi untuk menguasi di bidang perekomian (transaksi ekonomi) dan pendidikan palestina. Setelah itu, lanjutan visi dan misi yahudi untuk mempersulit dan mempailitkan transaksi ekonomi orang gaza ( arab palestina), mereka membujuk dan merayu serta mendorong warga palestina untuk menunaikan ibadah haji dengan menjual rumah (tempat tingal) kepada zionis Israel. Akhirnya, warga gaza tiada lagi tempat tinggalnya, yang kemudian diteruskan dengan berbagai macam ilah daya guna bisa mendiami atau bertempat tinggal di palestina yang rancang bagaikan asrama tentara. Selanjutnya, para pemerintahan yahudi(zionis) mencari dukungan mereka pada pemerintah inggris. Sehingga inggris merestui dan siap menolong yahudi dibumi palestina yang pada gilirannya ingin menjadikan sebagai Negara Israel. Strategi yang terkahir, disaat pemerintah inggris akan mengangkat kakinya dari palestina, jauh-jauh hari zionis Israel sudah mengatur dan mempersiapkan perlengkapan alat sejata mereka yang dimasukkan ke palestina untuk menghancur leburkan warga palestina secara habis-habisan, yang pada gilirannya juga anak-anak bangsa arab palestina tidak bisa belajar dan melanjutkan study pendidikan. 

Pengalaman ummat islam palestina ini, sudah semestinya untuk dipamahi dan dijadikan pelajaran oleh ummat islam di negeri kita Indonesia khususnya aceh, dalam membentengi dan membela tanah air serta hak milik mereka dari serangan dan rongrongan manusia yang berniat tidak baik kepada ummat Islam.
SHARE :
 
Top