Orang tua merupakan unsur terpenting dari sebuah terbentuknya keluarga. Keluarga memiliki komposisi lengkap dengan hadirnya orang tua, bermakna adanya seorang ibu dan seorang ayah. Bila sebuah keluarga, tanpa kehadiran seorang ayah maka tentu saja label yang tertulis, terutama bagi anak anak adalah anak yatim, sedangkan bagi si ibu tentu saja statusnya menjadi janda. 

Sebaliknya, keluarga tanpa seorang ibu, label pun tersebut dengan sebutan yang lain, anak anak piatu dan si ayah pun berstatus duda. Perihal yang harus diakui oleh setiap manusia bahwa orang tua memiliki peran yang luar biasa dalam kehidupan kita. Adalah keharusan yang harus kita lakukan dengan bersyukur kepada Allah swt dimana kehadiran kita di dunia ini bersumber dari amanah yang dititipkan kepada orang tua terutama sang ibu yang telah melahirkan kita, dan terpilih bersama orang tua yang berstatus muslim. 

Tanpa kita ketahui, tanpa kita sadari dan tanpa kita berhajat, Allah telah pilih kita terlahir dan hidup dalam suasana dan keyakinan tertinggi yaitu Islam. Refleksi dari semua itu, kita lihat bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada kedua orang tua melalui kitab suci Al qur’an dan hadist hadist Nabi SAW. Dalam surat Al Isra ayat 23 dan 24, Allah Swt berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu , maka sekali kali janganlah engkau mengatakan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” 

Lihatlah bagaimana Allah menyuruh kita berbuat baik kepada kedua orang tua. Dengan dua ayat ini saja telah melengkapi kesempurnaan adab dan akhlak seseorang terhadap ibu bapaknya. Tuntunan dimana kita harus menjaga lisan dan perangai terhadap orang tua. Ucapan ‘ah’ saja dilarang oleh Allah apalagi untuk membentak, menyanggah atau mengadu argumen dengan orang tua, apalagi terjadi kontak fisik, na’uzubillahiminzalik. Hasil akhir dari semua itu termaktub dalam akhir ayat ke 24 dimana Allah Swt menyuruh kita mendoakan kedua orang tua karena jasa jasa mereka sewaktu masa masa kecil kita. 

Menuai cerminan bahwa sesungguhnya waktu lampau itu tidak akan pernah kembali lagi dan saat inilah adalah waktu yang tepat untuk membalas semua kebaikan dan jasa kedua orang tua kita tanpa pamrih. Allah Swt telah menginformasikan kepada kita lewat seorang ulama yang shalih dan wara’ setara dengan para nabi nabi yaitu Luqmanul Hakim. Dalam surat Luqman, Allah swt mengisyaratkan bagaimana orang tua untuk bisa menasihati anaknya dengan bijak dan tanpa kita sadari makna sebenarnya adalah tertuju kepada pembaca surah itu sendiri. 

Bagaimana menyikapinya dan apa yang harus kita lakukan. Inilah dimensi peran, disaat anda belum berkeluarga, maka anda seharusnya menjadi anak yang sholeh terhadap kedua orang tua. Sebaliknya, bila anda sudah berkeluarga tentu saja anda harus menjadi orang tua yang bijak dalam menasihati anak anaknya. Begitu luar biasanya Al quran karena kedua belah pihak yaitu orang tua dan anak dan anak terhadap orang tua, harus bersikap sesuai tuntunan, kedua belah pihak saling memperhatikan, saling menyayangi, saling menghargai, saling mengajak kepada kebaikan, saling menjaga adab adab, akhlak, perangai dan etika. Rasul Saw juga mengajarkan bagaimana beretika yang baik terhadap orang tua. Dalam sebuah mafhum hadist, Rasul saw bersabda bahwa ridha orang tua adalah ridha Allah. 

Meskipun Rasulullah harus kehilangan kedua orang tuanya sewaktu kecil namun beliau sangat menekankan kepada sahabat sahabatnya terutama kita agar selalu berbuat baik kepada orang tua bahkan Rasulullah mengancam orang orang yang durhaka kepada orang tua dengan mengecap mereka sebagai orang orang yang celaka. Kita juga sering mendengar bagaimana seorang sahabat yang dilarang oleh Rasulullah untuk ikut perang dikarenakan si sahabat ini memiliki orang tua yang sudah tua renta dan sakit. Dan masih banyak keterangan keterangan lewat hadist hadist dan kisah sahabat bagaimana begitu pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. 

Begitu indahnya Islam, memberitahukan kepada kita bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang tua kita sehingga harapan kita semua adalah bagaimana menjadi insan yang kamil. Kamil dalam aqidah, ubudiyah, mu’asyarah, mu’amalah dan akhlak. 

*Penulis merupakan Guru bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri Batee Kabupaten Pidie
SHARE :
 
Top